Nge-Gym
Kata “Gymnastic” berasal dari Yunani Kuno, yang berarti suatu sarana yang baik untuk pendidikan melatih fisik dan intelektual orang muda.
Di ruang gymnasium inilah pemuda-pemuda dilatih fisiknya untuk menanamkan rasa disiplin dan sportif di dalam berlagak di lomba olahraga. Bagi sebagian orang yang namanya gymnasium, yang terbayang adalah suatu ruangan yang dipenuhi oleh manusia-manusia berbadan kekar yang tengah melatih otot-ototnya dengan peralatan ‘pembentuk’ badan yang serba modern serta didampingi instruktur yang juga berbadan atletis.
Padahal, Gym dalam arti yang lebih luas memiliki makna ruang atau gedung olahraga. Singkat kata, Gym adalah suatu wadah bagi mereka yang ingin menyegarkan badan dengan melakukan olahraga, yang dapat melenturkan tubuh, mengencangkan otot dan membuat tubuh menjadi kekar.
Seiring makin kompleksnya jenis aktivitas olahraga, kini pengertian Gym lebih jauh sebagai media yang menawarkan bermacam-macam solusi, mulai dari konsultasi kesehatan, pemilihan olahraga yang tepat juga mencoba mengatasi permasalahan bentuk badan.
Mereka yang mengikuti berbagai kegiatan di gymnastic ini memang mempunyai tujuan beraneka ragam. Ada yang ingin agar tubuhnya menjadi ramping, berotot, atau juga ingin supaya nampak atletis dan sedap dipandang. Namun, ada juga yang hanya ingin sekadar sehat jasmani, hobi, menghabiskan waktu luang, trend pergaulan bahkan ada yang sengaja berniat untuk mengangkat harga diri.
Pada akhirnya, nge-Gym kini menjadi trend gaya hidup dalam pergaulan masa kini. Jika sepuluh tahun yang lalu, nge-Gym atau fitness hanya dilakoni orang berduit karena mahal harganya, apalagi lokasinya berada di hotel bintang lima.
Kondisi tersebut mulai bergeser dalam tahun-tahun belakangan ini. Bermunculan tempat fitness center untuk nge-Gym dengan konsep berbeda yang bisa dilakukan semua lapisan masyarakat karena harganya murah.
Remaja, golongan mahasiswa, atau kaum dewasa muda terlihat mulai memenuhi sejumlah fitness center untuk nge-Gym. Fitness center tidak lagi menjadi ’daerah jajahan’ mereka yang berusia 40-an tahun.
Tak hanya itu, kegiatan nge-Gym juga tak hanya diisi oleh kaum adam, kaum perempuan pun mulai banyak mengikuti trend nge-Gym. Ya, bukan hal yang aneh dan tabu jika saat ini banyak perempuan yang datang nge-Gym untuk membentuk tubuhnya demi mendapatkan kebugaran maupun menurunkan berat badan. Tak hanya di akhir pekan, hampir setiap hari, terutama selepas jam kerja, pusat-pusat kebugaran di Kota Medan ramai dikunjungi kaum perempuan.
Koordinator Thamrin Fitness Club, Agus Harianto mengatakan, hampir seluruh membernya merupakan para karyawan kantoran. Dari lebih 500 anggota di Club Fitness ini, 70 persennya merupakan para wanita. “Jadi, kegitan fitness atau Gym merupakan trend tersendiri oleh para wanita, baik yang bekerja ataupun tidak,” kata dia.
Agus mengatakan, saat ini nge-Gym bagi wanita bukan hanya senam dan melakukan gerakan di treadmil saja, tapi terkadang menggunakan alat untuk pembentukkan tubuhnya. “Fitness atau nge-Gym juga menjadi ajang kumpul pertemanan sesama member sehingga trend baru dalam pergaulan gaya hidup yang sehat,” tambah dia.
Dian, salah satu member di klub ini mengatakan, ia lebih suka nge-Gym menggunakan alat. “Jadi dapat membentuk tubuh karena aku ingin sedikit lebih berotot agar nampak seksi seperti artis barat,” ujarnya.
Sementara itu, di Thamrin Fitness Club, selain dapat melakukan olahraga dan fitness, para member juga mendapatkan kelas dansa, dimana kelas tersebut dibimbing langsung oleh Manajer Thamrin Fitness Club, Chandra Umar. Di tempat fitness ini juga sebagai ajang untuk mencari atlit dansa untuk perlombaan, baik tingkat daerah maupun tingkat Nasional (PON misalnya).
Agus Harianto, Koordinator Instruktur di Thamrin Fitness Club mengatakan, untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, maka olahraga adalah salah satu jawabannya.
“Yang dimaksud dengan olah raga yaitu melakukan gerakan, sehingga otot pada tubuh tidak jadi kaku. Dan bila perlu gerakan tersebut dapat mengeluarkan keringat,” ujarnya. (mag-9/ila)
=
Hati-hati dengan Kuman
SEIRING olahraga gym memang bisa bikin sehat. Tapi hati-hati, menurut penelitian alat olahraga yang dipakai beramai-ramai sangat rentan bahaya penularan kuman.
Niatnya ingin otot kuat, badan bugar, bahkan perut six pack bisa kacau balau kalau tidak hati-hati latihan di gym. Dilansir ABC, menurut penelitian Dr Philip Tierno, seorang mikrobiologis, gym adalah salah satu sarana penularan kuman paling efektif.
“Kamu tidak menggunakan mesin itu sendiri. Kamu meninggalkan alat lalu orang lain menggunakannya dan kamu bisa saja meninggalkan kuman di situ. 80% penyakit infeksi ditularkan lewat kontak langsung,” ujar Tierno.
Jika seorang member gym sakit, tapi tetap pergi ke pusat kebugaran tersebut, maka teman lainnya bisa ikut tertular. Jika seorang sakit menggunakan alat kebugaran dan orang yang menggunakan selanjutnya terkena bekas kuman, lalu menyentuh mulut atau matanya sendiri, ia bisa tertular penyakit.
Laboratorium yang dimiliki Tierno memeriksa sampel alat-alat dari beberapa gym yang digunakan umum. Hasilnya, ditemukan kuman staph aureus, klebsiella, enterobacter, dan E coli yang bisa menyebabkan berbagai macam penyakit.
Beberapa alat yang digunakan bersama, misalnya barbel, kursi di sepeda statis, dan tempat duduk untuk angkat beban sangat rentan penularan kuman. Bahkan pada beberapa perangkat ditemui bakteri bacillus yang berasal dari tanah. Bakteri ini bisa saja terbawa dari sepatu seseorang.
Tak hanya di seputaran tempat latihan, kamar mandi juga menyimpan ribuan kuman. “Kuman bisa hidup dalam shower, dinding kamar mandi, dan lantainya. Saya menemukan banyak sekali. Bisa dibilang, kata yang tepat adalah tak terhitung,” papar Tierno.
Yang sedikit melegakan, umumnya kuman-kuman ini tidak langsung membuat sakit atau menularkan penyakit berbahaya. Pencegahan bisa dilakukan dengan menggunakan sandal ketika mandi dan membersihkan alat yang bekas digunakan orang lain. (ila/net)