30.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Manfaat GKT Masuk Keanggotaan UGG, Wisata Danau Toba Bakal Mendunia

DANAU TOBA: Panorama keindahan alam Danau Toba di Balige. Masuknya Geopark Kaldera Toba membuat wisata Danau Toba bakal mendunia.

SUMUTPOS.CO – Masuknya Geopark Kaldera Toba (GKT) menjadi anggota UNESCO Global Geopark (UGG), bakal memberi manfaat bagi wilayah yang menjadi bagian dari GKT. Manfaat itu antara lain adanya kemandirian dan daya saing serta kesejahteraan masyarakat. Hal itu sesuai dengan nilai-nilai geopark yaitu memuliakan alam mensejahterakan masyarakat.

“Manfaat dengan masuknya ke UGG itu, akan merangsang banyak lembaga internasional datang untuk mengedukasi dan mengembangkan wilayah GKT itu sendiri, termasuk nantinya secara umum keanggotaan UGG mendorong pengembangan pariwisata kawasan Danau Toba,” kata Unggul Sitanggang dari Bidang Keuangan di Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BPGKT) yang juga Kabid Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata Sumut, kepada wartawan di Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro Medan, Senin (2/9).

Namun penetapan GKT menjadi anggota UGG, kata Unggul, masih belum sah. Karena kepastiannya masih menunggu sertifikat yang akan dikeluarkan UNESCO pada April 2020. “Sepanjang sertifikat itu belum kita terima Geopark Kaldera Toba belum sah jadi anggota UNESCO Global Geopark. Artinya hak dan kewajiban kita belum ada sebagai anggota UGG,” sebut Unggul.

Untuk itu, semua diminta bersabar sambil menunggu terbitnya sertifikat dari UNESCO itu. “Biasanya dengan ketetapan konferensi Geopark Internasional, sangat tipis kemungkinan gagal sebagai anggota UGG, biasanya ya,” tambah unggul.

Wakil General Manager (GM) Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BP GKT), Gagarin Sembiring juga mengimbau agar masyarakat menunggu informasi resmi dari tim UGG terkait informasi yang terlanjur beredar yang menyebutkan GKT diterima dalam keanggotaan UGG. “Kita tunggu publish dari UGG ya,” jelasnya.

Imbauan serupa juga disampaikan Humas GKT, Karmel Sianturi yang meneruskan pesan yang beredar di Grup WA Forum Geopark Indonesia ke grup WA Jendela Toba, di hari yang sama. Pesan itu berbunyi; “Bapak ibu jangan terlalu eforia untuk accepted geopark… mending kita tunggu saja dulu formal letter keputusan UGG pada April tahun depan pada saat rapat executive board UNESCO.

Karena yang kita dengar sekarang, sebenarnya adalah hasil rapat internal mereka yang kita boleh dengar… jadi meski boleh dengar kita sepertinya tidak or belum etis juga kita umum-umumkan, apalagi ke publik kalau yang punya kewenangan belum mengumumkan secara formal. Bapak dan ibu masukan dari KNIU kalau bisa keputusan Geopark Kaldera Toba lulus UGG jangan informasi keluar dulu… termasuk melalui media diumumkan di public.”

Seperti diberitakan sebelumnya, Manajer Informasi GKT di Prapat, Corry Paroma Pandjaitan, sempat memposting informasi yang menyebut GKT diterima UGG. Di akun Fb-nya, Minggu (1/9/2019) Corry menulis “Thanks God, Geopark Kaldera Toba dinyatakan lulus masuk UNESCO Global Geopark.

Sementara, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi, menyambut baik GKT masuk keanggotaan UGG. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dairi, Leonardus Sihotang mengatakan, setidaknya ada beberapa keuntungan dengan masuknya GKT sebagai anggota UGG. Diantaranya, pengembangan pariwisata Danau Toba akan menjadi lebih fokus yakni Geopark Kaldera Toba itu sendiri yang mencakup geologi, biologi, dan budaya.

“Bisa jadi promosi pariwisata Danau Toba lebih meningkatkan perhatian dan tanggung jawab semua stakeholder untuk lebih menjaga, memelihara dan memanfaatkan kawasan Danau Toba secara lebih bertanggung jawab. Pemda dan masyarakat lokal mendapatkan peluang usaha yang lebih baik untuk peningkatan ekonominya,” ucap Leonardus.

Pengamat Pariwisata Sumut, Wahyu Ario Pratomo juga mengatakan, banyak dampak positif dirasakan Danau Toba jika sudah resmi menjadi anggota UGG. Pengembangan dan pembangunan di danau terbesar se-Asia Tenggara itu dapat dilakukan dengan mudah kedepannya dan menjadi objek wisata kelas dunia.

“Danau Toba akan semakin mendunia. Karena secara tidak langsung dipromosikan oleh UNESCO. Dengan demikian, pemerintah harus siap berbenah lagi untuk menyambut wisatawan dunia. Dan sebenarnya memang sudah sangat pantas Danau Toba menjadi Global Park (Taman Bumi), mengingat Danau Toba merupakan kaldera dari Gunung Toba yang meletus sekitar 74.000 tahun yang lalu,” jelas Wahyu Ario Pratomo kepada Sumut Pos, Senin (2/9) siang.

Ia mengatakan, dampak dari meletusnya Gunung Toba memberikan dampak yang sangat besar bagi perubahan iklim di bumi. Dengan masuknya secara resmi Danau Toba sebagai anggota UGG akan mendorong ketertarikan masyarakat dunia untuk melihat secara langsung situs-situs geologi sebagai dampak dari meletusnya Gunung Toba tersebut.

“Oleh karena itu, masyarakat dunia yang tertarik untuk mempelajari taman bumi di dunia akan tertarik datang ke Danau Toba. Tinggal kita menyiapkan aksesibilitas ke situs-situs geologi tersebut sehingga menjadi paket wisata yang menarik,” sebut Wahyu.

Ia menambahkan, desa-desa di kawasan Danau Toba yang memiliki situs tersebut dapat menjadi desa wisata dengan menawarkan paket-paket wisata agar para wisatawan menjadi tertarik untuk lama tinggal di sana.”Pastinya, dengan kondisi Danau Toba menjadi anggota UNESCO Global Geoprak, yang memberikan kemudahan dalam promosi dan pengembangan Danau Toba kedepannya,” tandas Wahyu.

Diketahui, Kaldera Toba mencakup 7 kabupaten sekawasan Danau Toba, yakni Samosir, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Simalungun, Dairi dan Karo. Geopark Kaldera Toba (GKT) terdiri 16 geosite, yakni Geosite Sipisopiso-Tongging (Kabupaten Karo), Geosite Silalahi-Sabungan (Kabupaten Dairi), Geosite Haranggaol (Kabupaten Simalungun), Geosite Sibaganding (Kabupaten Simalungun), Geosite Taman Eden (Kabupaten Toba Samosir), Geosite Batu Basiha-TB Silalahi Balige (Kabupaten Toba Samosir), Geosite Situmurun (Kabupaten Toba Samosir), Geosite Hutaginjang (Kabupaten Tapanuli Utara), Geosite Muara Sibandang (Kabupaten Tapanuli Utara), Geosite Sipincur (Kabupaten Humbang Hasundutan), Geosite Bakara-Tipang (Kabupaten Humbang Hasundutan), Geosite Tele (Kabupaten Samosir), Geosite Pusukbuhit (Kabupaten Samosir), Geosite Hutatinggi Sodihoni (Kabupaten Samosir), Geosite Ambarita-Tuktuk-Tomok (Kabupaten Samosir), dan Geosite Danau (pemersatu seluruh kabupaten sekawasan Danau Toba). (mag-10/gus/mbc)

DANAU TOBA: Panorama keindahan alam Danau Toba di Balige. Masuknya Geopark Kaldera Toba membuat wisata Danau Toba bakal mendunia.

SUMUTPOS.CO – Masuknya Geopark Kaldera Toba (GKT) menjadi anggota UNESCO Global Geopark (UGG), bakal memberi manfaat bagi wilayah yang menjadi bagian dari GKT. Manfaat itu antara lain adanya kemandirian dan daya saing serta kesejahteraan masyarakat. Hal itu sesuai dengan nilai-nilai geopark yaitu memuliakan alam mensejahterakan masyarakat.

“Manfaat dengan masuknya ke UGG itu, akan merangsang banyak lembaga internasional datang untuk mengedukasi dan mengembangkan wilayah GKT itu sendiri, termasuk nantinya secara umum keanggotaan UGG mendorong pengembangan pariwisata kawasan Danau Toba,” kata Unggul Sitanggang dari Bidang Keuangan di Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BPGKT) yang juga Kabid Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata Sumut, kepada wartawan di Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro Medan, Senin (2/9).

Namun penetapan GKT menjadi anggota UGG, kata Unggul, masih belum sah. Karena kepastiannya masih menunggu sertifikat yang akan dikeluarkan UNESCO pada April 2020. “Sepanjang sertifikat itu belum kita terima Geopark Kaldera Toba belum sah jadi anggota UNESCO Global Geopark. Artinya hak dan kewajiban kita belum ada sebagai anggota UGG,” sebut Unggul.

Untuk itu, semua diminta bersabar sambil menunggu terbitnya sertifikat dari UNESCO itu. “Biasanya dengan ketetapan konferensi Geopark Internasional, sangat tipis kemungkinan gagal sebagai anggota UGG, biasanya ya,” tambah unggul.

Wakil General Manager (GM) Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BP GKT), Gagarin Sembiring juga mengimbau agar masyarakat menunggu informasi resmi dari tim UGG terkait informasi yang terlanjur beredar yang menyebutkan GKT diterima dalam keanggotaan UGG. “Kita tunggu publish dari UGG ya,” jelasnya.

Imbauan serupa juga disampaikan Humas GKT, Karmel Sianturi yang meneruskan pesan yang beredar di Grup WA Forum Geopark Indonesia ke grup WA Jendela Toba, di hari yang sama. Pesan itu berbunyi; “Bapak ibu jangan terlalu eforia untuk accepted geopark… mending kita tunggu saja dulu formal letter keputusan UGG pada April tahun depan pada saat rapat executive board UNESCO.

Karena yang kita dengar sekarang, sebenarnya adalah hasil rapat internal mereka yang kita boleh dengar… jadi meski boleh dengar kita sepertinya tidak or belum etis juga kita umum-umumkan, apalagi ke publik kalau yang punya kewenangan belum mengumumkan secara formal. Bapak dan ibu masukan dari KNIU kalau bisa keputusan Geopark Kaldera Toba lulus UGG jangan informasi keluar dulu… termasuk melalui media diumumkan di public.”

Seperti diberitakan sebelumnya, Manajer Informasi GKT di Prapat, Corry Paroma Pandjaitan, sempat memposting informasi yang menyebut GKT diterima UGG. Di akun Fb-nya, Minggu (1/9/2019) Corry menulis “Thanks God, Geopark Kaldera Toba dinyatakan lulus masuk UNESCO Global Geopark.

Sementara, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi, menyambut baik GKT masuk keanggotaan UGG. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dairi, Leonardus Sihotang mengatakan, setidaknya ada beberapa keuntungan dengan masuknya GKT sebagai anggota UGG. Diantaranya, pengembangan pariwisata Danau Toba akan menjadi lebih fokus yakni Geopark Kaldera Toba itu sendiri yang mencakup geologi, biologi, dan budaya.

“Bisa jadi promosi pariwisata Danau Toba lebih meningkatkan perhatian dan tanggung jawab semua stakeholder untuk lebih menjaga, memelihara dan memanfaatkan kawasan Danau Toba secara lebih bertanggung jawab. Pemda dan masyarakat lokal mendapatkan peluang usaha yang lebih baik untuk peningkatan ekonominya,” ucap Leonardus.

Pengamat Pariwisata Sumut, Wahyu Ario Pratomo juga mengatakan, banyak dampak positif dirasakan Danau Toba jika sudah resmi menjadi anggota UGG. Pengembangan dan pembangunan di danau terbesar se-Asia Tenggara itu dapat dilakukan dengan mudah kedepannya dan menjadi objek wisata kelas dunia.

“Danau Toba akan semakin mendunia. Karena secara tidak langsung dipromosikan oleh UNESCO. Dengan demikian, pemerintah harus siap berbenah lagi untuk menyambut wisatawan dunia. Dan sebenarnya memang sudah sangat pantas Danau Toba menjadi Global Park (Taman Bumi), mengingat Danau Toba merupakan kaldera dari Gunung Toba yang meletus sekitar 74.000 tahun yang lalu,” jelas Wahyu Ario Pratomo kepada Sumut Pos, Senin (2/9) siang.

Ia mengatakan, dampak dari meletusnya Gunung Toba memberikan dampak yang sangat besar bagi perubahan iklim di bumi. Dengan masuknya secara resmi Danau Toba sebagai anggota UGG akan mendorong ketertarikan masyarakat dunia untuk melihat secara langsung situs-situs geologi sebagai dampak dari meletusnya Gunung Toba tersebut.

“Oleh karena itu, masyarakat dunia yang tertarik untuk mempelajari taman bumi di dunia akan tertarik datang ke Danau Toba. Tinggal kita menyiapkan aksesibilitas ke situs-situs geologi tersebut sehingga menjadi paket wisata yang menarik,” sebut Wahyu.

Ia menambahkan, desa-desa di kawasan Danau Toba yang memiliki situs tersebut dapat menjadi desa wisata dengan menawarkan paket-paket wisata agar para wisatawan menjadi tertarik untuk lama tinggal di sana.”Pastinya, dengan kondisi Danau Toba menjadi anggota UNESCO Global Geoprak, yang memberikan kemudahan dalam promosi dan pengembangan Danau Toba kedepannya,” tandas Wahyu.

Diketahui, Kaldera Toba mencakup 7 kabupaten sekawasan Danau Toba, yakni Samosir, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Simalungun, Dairi dan Karo. Geopark Kaldera Toba (GKT) terdiri 16 geosite, yakni Geosite Sipisopiso-Tongging (Kabupaten Karo), Geosite Silalahi-Sabungan (Kabupaten Dairi), Geosite Haranggaol (Kabupaten Simalungun), Geosite Sibaganding (Kabupaten Simalungun), Geosite Taman Eden (Kabupaten Toba Samosir), Geosite Batu Basiha-TB Silalahi Balige (Kabupaten Toba Samosir), Geosite Situmurun (Kabupaten Toba Samosir), Geosite Hutaginjang (Kabupaten Tapanuli Utara), Geosite Muara Sibandang (Kabupaten Tapanuli Utara), Geosite Sipincur (Kabupaten Humbang Hasundutan), Geosite Bakara-Tipang (Kabupaten Humbang Hasundutan), Geosite Tele (Kabupaten Samosir), Geosite Pusukbuhit (Kabupaten Samosir), Geosite Hutatinggi Sodihoni (Kabupaten Samosir), Geosite Ambarita-Tuktuk-Tomok (Kabupaten Samosir), dan Geosite Danau (pemersatu seluruh kabupaten sekawasan Danau Toba). (mag-10/gus/mbc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/