WISATAWAN asing dan kaum sepuh Jepang yang berkunjung ke Chiyoda-ku Imperial Palace mengeluhkan sikap para penggemar olahraga yang kerap joging di halaman istana. Pasalnya, sambil berlari, para penggemar olahraga itu kerap mengolok-olok atau bahkan menabrak turis dan rombongan pengunjung istana.
Biasanya para pelari tersebut meneriaki turis atau rombongan orang tua yang berjalan di dekat jalur lari mereka. Konon mereka sengaja mengageti para pelancong itu. Jika tidak meneriaki atau mengageti, para pelari tersebut sengaja menabrak atau menyenggol mereka yang sedang menikmati keindahan Chiyoda-ku. Sikap kasar para penggemar olahraga itu membuat pengurus istana gerah.
Kemarin (30/9) Chiyoda-ku meletakkan papan peringatan berisi imbauan bagi penduduk Tokyo yang berolahraga di halaman istana. “Mengalahlah kepada pejalan kaki, berlarilah berlawanan dengan arah jarum jam, dan bersikaplah sopan,” tulis pengurus istana. Papan-papan berisi pesan penting itu lantas mereka tempatkan di beberapa lokasi strategis di halaman istana.
“Dalam waktu tiga atau empat tahun terakhir kami menerima lebih dari seratus komplain tentang sikap para pelari di halaman istana. Rata-rata mereka diteriaki atau dikageti,” kata salah seorang pejabat istana. Karena itu, pengurus istana terpaksa turun tangan. Di Jepang larangan atau imbauan biasa disampaikan kepada publik secara tulisan melalui pesan di papan.
Tidak seperti kediaman resmi kaisar yang sangat tertutup dan hanya bisa dikunjungi orang-orang tertentu, halaman Chiyoda-ku terbuka untuk umum. Setiap hari, terutama pagi, tidak kurang 10.000 penduduk Tokyo memanfaatkan halaman istana yang sejuk dan rindang tersebut sebagai lokasi olahraga. Warga lanjut usia Negeri Sakura itu pun gemar berjalan-jalan pagi di sana. (AFP/hep/c10/dos)
Joging Tak Boleh Nabrak-Nabrak
WISATAWAN asing dan kaum sepuh Jepang yang berkunjung ke Chiyoda-ku Imperial Palace mengeluhkan sikap para penggemar olahraga yang kerap joging di halaman istana. Pasalnya, sambil berlari, para penggemar olahraga itu kerap mengolok-olok atau bahkan menabrak turis dan rombongan pengunjung istana.
Biasanya para pelari tersebut meneriaki turis atau rombongan orang tua yang berjalan di dekat jalur lari mereka. Konon mereka sengaja mengageti para pelancong itu. Jika tidak meneriaki atau mengageti, para pelari tersebut sengaja menabrak atau menyenggol mereka yang sedang menikmati keindahan Chiyoda-ku. Sikap kasar para penggemar olahraga itu membuat pengurus istana gerah.
Kemarin (30/9) Chiyoda-ku meletakkan papan peringatan berisi imbauan bagi penduduk Tokyo yang berolahraga di halaman istana. “Mengalahlah kepada pejalan kaki, berlarilah berlawanan dengan arah jarum jam, dan bersikaplah sopan,” tulis pengurus istana. Papan-papan berisi pesan penting itu lantas mereka tempatkan di beberapa lokasi strategis di halaman istana.
“Dalam waktu tiga atau empat tahun terakhir kami menerima lebih dari seratus komplain tentang sikap para pelari di halaman istana. Rata-rata mereka diteriaki atau dikageti,” kata salah seorang pejabat istana. Karena itu, pengurus istana terpaksa turun tangan. Di Jepang larangan atau imbauan biasa disampaikan kepada publik secara tulisan melalui pesan di papan.
Tidak seperti kediaman resmi kaisar yang sangat tertutup dan hanya bisa dikunjungi orang-orang tertentu, halaman Chiyoda-ku terbuka untuk umum. Setiap hari, terutama pagi, tidak kurang 10.000 penduduk Tokyo memanfaatkan halaman istana yang sejuk dan rindang tersebut sebagai lokasi olahraga. Warga lanjut usia Negeri Sakura itu pun gemar berjalan-jalan pagi di sana. (AFP/hep/c10/dos)