TURIN – Belum ada poin sempurna bagi Juventus di matchday Liga Champions musim ini. Penampilan dominan Juventus kembali tak berbuah maksimal saat menjamu Galatasaray, Kamis (3/10) dinihari WIB. La Vecchia Signora kembali memetik hasil imbang dalam persaingan keras di Grup B.
Galatasaray sukses menahan imbang tuan rumah Juventus 2-2 pada matchday kedua Liga Champions di Juventus Stadium. Hasil tersebut merupakan poin pertama Galatasaray di Liga Champions musim ini setelah di laga perdana dihajar Real Madrid dengan 1-6 di hadapan publik sendiri.
Dalam laga itu Galatasaray unggul lebih dulu di babak pertama melalui Didier Drogba. Juve baru bisa membalasnya di menit 78 lewat penalti Arturo Vidal setelah Fabio Quagliarella dilanggar di kotak terlarang. Juve kemudian berbalik unggul melalui sundulan Quagliarella di menit 87. Umut Bulut memaksakan hasil imbang berkat golnya semenit kemudian.
Satu poin disambut baik oleh pelatih baru Galatasaray Roberto Mancini yang melakukan debut di laga kontra Juventus. Mancini bahkan menilai Galatasaray seharusnya bisa meraih kemenangan saat dijamu Juve andai wasit tidak memberikan penalti kepada Juve.
Mancini menganggap Juve tak selayaknya mendapatkan penalti tersebut. Menurut Mancini bila tak ada penalti maka skor 0-1 akan bertahan sampai laga usai.
“Ini adalah pertandingan yang aneh, karena Juve tertinggal lebih dulu dan mereka mendapat penalti yang, harus kami katakan, aneh? Saya pikir tanpa itu (penalti) mereka tidak akan mampu mencetak gol malam ini. Saya tidak berpikir itu menjadi penalti,” ucap mantan pelatih Inter Milan itu
Komentar Mancini tersebut seolah mengungkit masa lalu Juve, yang menjadi terdakwa kasus pengaturan skor di Seri A pada 2004-2005 dan 2005-2006, saat Mancini masih melatih Inter Milan di liga yang sama.
Namun pelatih berusia 48 tahun itu segera memberikan apresiasi terhadap Juventus, yang dibesut Antonio Conte.
“Saya rasa ini bukan Juventus yang terbaik, melihat dari kesulitan yang mereka alami akhir-akhir ini, tetapi itu normal bagi tim yang sudah memenangkan gelar dalam dua musim. Mereka juga menghadapi tim yang tertutup dan tidak memberikan ruang,” ungkapnya.
“Kami memutuskan untuk menunggu mereka menyerang dan memastikan bahwa tidak ada ruang di belakang garis pertahanan, karena kami tahu Juve suka memberikan umpan-umpan jauh lewat Andrea Pirlo, yang memang jadi kekuatannya,” kata pelatih asal Italia itu.
Tak urung, hasil tersebut menurut Mancini sudah bagus di debutnya mendampingi tim. Dia mengakui tak banyak mengenal karakter permainan timnya yang bahkan belum tiga hari diamatinya secara langsung. “Saat ini, saya bahkan tak mengetahui nama-nama pemain saya. Saya tak bisa melakukan banyak hal hanya dalam dua hari selain untuk memberikan arahan umum kepada mereka. Sekarang saatnya saya untuk mengenal mereka lebih dekat,” kata pengganti Fatih Terim itu. (ady)