Agar Tidak Hambat Wajar Dikdas 9 Tahun
JAKARTA- Meskipun berlabel Ujian Nasional (UN), UN tingkat Sekolah Dasar (SD) /sederajat berbeda dengan UN SMP/sederajat dan SMA/sederajat. Karena terbentur dengan program wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas) sembilan tahun, seluruh peserta UN SD/sederjat yang mulai mengerjakan soal hari ini hampir pasti lulus semua.
Sinyalemen itu berdasarkan pengalaman UN SD perdana tahun lalu sebelumnya bernama UASBN (ujian akhir sekolah berstandar nasional).
Dalam pelaksanaan tahun lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak memperoleh informasi adanya siswa yang tidak lulus ujian.
Plt Direktur Jendral Pendidikan Dasar (Dirjen Dikdas) Kemendikbud Suyanto menuturkan, memang pihaknya tidak memperoleh data resmi apakah ada siswa SD yang tidak lulus UN tahun lalu. “Kita pasrahkan semua penilaian ke pihak sekolah. Saya tidak tahu yang tidak lulus tahun lalu berapa,” kata dia.
Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu menuturkan, penyelenggaraan UN tingkat SD memang tidak bisa diperdebatkan terkait ketentuan lulus atau tidak lulus. Sebab, kalau ada yang tidak lulus, bakal bertabrakan dengan program wajar dikdas 9 tahun dan potensial mengundang protes masyarakat. “Tapi, UN SD tetap berfungsi sebagai alat untuk mengetahui peta kualitas pendidikan dasar,” katanya kemarin (6/5).
Meskipun nanti peserta UN SD lulus semuanya, Suyanto menjamin soal ujian tidak dibuat ala kadarnya. Jajaran Kemendikbud sudah menyiapkan kisi-kisi soal UN SD yang disebar ke seluruh daerah. Dengan kisi-kisi ini, diharapkan seluruh daerah membuat soal dengan bobot atau tingkat kesulitan yang seragam. Walaupun bunyi soal ujiannya berbeda-beda.
Suyanto mengingatkan, meski nantinya seluruh peserta UN SD bisa lulus semuanya, dia berharap itu dilakukan dengan dalam jalur kejujuran. Dia mengatakan, dalam sistem pendidikan tidak boleh dilupakan aspek evaluasi. Adanya UN SD ini, pemerintah sudah mengugurkan kewajiban untuk membuat sistem evaluasi pendidikan dasar. (jpnn)