25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tewas Ditimpa Pohon Hanya Disantuni Rp2,4 Juta

 

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Sejumlah pekerja memotong ranting phon yang menimpa sebuah mobil dan sepeda motor di jalan LetJend. Suprapto Medan, jumat (4/10). Hujan deras yang melanda kota Medan saat sore hari kemarin menyebabkan sejumlah ruas jalan macaet karena pohon tumbang dan ranting patah.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Sejumlah pekerja memotong ranting phon yang menimpa sebuah mobil dan sepeda motor di jalan LetJend. Suprapto Medan, jumat (4/10). Hujan deras yang melanda kota Medan saat sore hari kemarin menyebabkan sejumlah ruas jalan macaet karena pohon tumbang dan ranting patah.

MEDAN-Kecelakaan yang menimpa Marsil (50), korban jiwa meninggal dunia akibat tertimpa pohon di Jalan Brigjen Katamso, Jumat (4/10) kemarin, masih menyimpan luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

 

Pasalnya, almarhum merupakan tulang punggung keluarga, di mana dirinya harus membiayai ke empat anaknya yang masih duduk di bangku sekolah. Apalagi Erlina sang istri hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa.

 

Keempat anak yang ditinggalkan Marsil yakni, Khairunisa yang masih duduk di bangku sekolah kelas 3 SMK. Anak kedua, Muhammad Fajar Rizki yang duduk di bangku kelas 2 SMK. Anak ketiga, Maharani yang masih bersekolah di kelas 5 SD, dan anak keempat Muhammad Reza yang masih berusia satu tahun.

 

Zulkifli Piliang, abang kandung dari almarhum Marsil mempertanyakan nasib dari keempat keponakannya tersebut yang harus kehilangan sosok ayah. ” Bagaimana nasib keempat anak dari almarhum,” katanya ketika ditemui di rumah duka di Jalan Rahmadsyah, Gang C nomor 48/99, Kelurahan Kota Matsum I, Kecamatan Medan Area, Minggu (6/10).

 

Dijelaskan Zulkifli, pada Sabtu (5/10) kemarin. Perwakilan dari Dinas Pertamanan datang kerumah duka untuk memberikan santunan yang berjumlah Rp2,4 juta. Selain itu pihak Dinas Pertamanan juga berjanji akan menanggung uang SPP anak kedua korban sampai lulus SMK. “Sudah ada datang perwakilan Dinas Pertamanan untuk memberikan santunan sejumlah Rp2,4 juta,” ucapnya.

 

Ketika Zulkifli mempertanyakan nasib keponakannya selepas lulus sekolah nantinya, dan ketiga keponakannya yang lain, Perwakilan Dinas Pertamana tersebut tidak bisa memberikan penjelasan apa-apa. “Hanya sebatas itu Dinas Pertamanan bisa memberikan bantuan,” tandasnya dengan nada kesal.

 

Harus diakuinya, pohon tumbang merupakan sebuah musibah. Dimana tidak ada yang bisa menolak kehendak dari Yang Maha Kuasa. Namun, Zulkifli mempertanyakan kinerja dari Dinas Pertamanan yang selalu kecolongan ketika ada hujan lebat turun.

 

Pasalnya, kejadian ini sudah terjadi terjadi berulang kali. Naasnya, kali ini adiknya yang menjadi korban jiwa. Untuk itu dia meminta Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota, Dzulmi Eldin untuk bertanggung jawab atas nasib dari keponakannya tersebut.  ” Pemko Medan sebagai pemilik pohon harus bertanggung jawab atas kejadian ini,” tandasnya.

 

Sementara itu Anggota DPRD Medan dari Fraksi PKS, Juliandi menyangkan apa yang dilakukan Dinas Pertamanan. Seharusnya Dinas Pertamanan bukan hanya memberikan santunan kepada keluarga korban jiwa, melainkan harus memeberikan kepastian nasib pendidikan keempat anak korban.

 

Untuk itu, dirinya mendesak agar Pemko Medan memberikan kepastian nasib keempat anak korban jiwa, mulai dari kebutuhan hingga pendidikannya hingga sarjana kelak.

 

Menurut anggota Dewan yang duduk di Komisi D ini, kejadian pohon tumbang sudah sering terjadi. Malah hampir setiap hujan dan disertai angin kencang, hampis pasti ada pohon yang tumbang. Itu artinya Dinas Pertamanan tidak becus dalam menjalankan tugasnya, ” Itu pertanda ketidakseriusan dinas pertamanan dalam mengelola pohon,” ungkapnya.

 

Seharusnya, kata Juliandi, Dinas Pertamanan ke depannya melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. “Kalau tidak sanggup lebih baik Kadis Pertamanan mundur dari jabatannya saat ini, ” tegasnya.

 

Di sisi lain, Kadis Pertamanan Kota Medan, Zulkifli Sitepu enngan memberikan komentar ketika tindakan apa yang akan dilakukan untuk menghindari kejadian serupa serta santunan apa yang akan diberikan kepada anak dan istri korban jiwa dari rubuhnya pohon kemarin.  ” Besok (hari ini,Red) saja kita bahas masalah ini, saya sedang di Binjai,” ucapnya singkat. (dik)

 

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Sejumlah pekerja memotong ranting phon yang menimpa sebuah mobil dan sepeda motor di jalan LetJend. Suprapto Medan, jumat (4/10). Hujan deras yang melanda kota Medan saat sore hari kemarin menyebabkan sejumlah ruas jalan macaet karena pohon tumbang dan ranting patah.
TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Sejumlah pekerja memotong ranting phon yang menimpa sebuah mobil dan sepeda motor di jalan LetJend. Suprapto Medan, jumat (4/10). Hujan deras yang melanda kota Medan saat sore hari kemarin menyebabkan sejumlah ruas jalan macaet karena pohon tumbang dan ranting patah.

MEDAN-Kecelakaan yang menimpa Marsil (50), korban jiwa meninggal dunia akibat tertimpa pohon di Jalan Brigjen Katamso, Jumat (4/10) kemarin, masih menyimpan luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

 

Pasalnya, almarhum merupakan tulang punggung keluarga, di mana dirinya harus membiayai ke empat anaknya yang masih duduk di bangku sekolah. Apalagi Erlina sang istri hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa.

 

Keempat anak yang ditinggalkan Marsil yakni, Khairunisa yang masih duduk di bangku sekolah kelas 3 SMK. Anak kedua, Muhammad Fajar Rizki yang duduk di bangku kelas 2 SMK. Anak ketiga, Maharani yang masih bersekolah di kelas 5 SD, dan anak keempat Muhammad Reza yang masih berusia satu tahun.

 

Zulkifli Piliang, abang kandung dari almarhum Marsil mempertanyakan nasib dari keempat keponakannya tersebut yang harus kehilangan sosok ayah. ” Bagaimana nasib keempat anak dari almarhum,” katanya ketika ditemui di rumah duka di Jalan Rahmadsyah, Gang C nomor 48/99, Kelurahan Kota Matsum I, Kecamatan Medan Area, Minggu (6/10).

 

Dijelaskan Zulkifli, pada Sabtu (5/10) kemarin. Perwakilan dari Dinas Pertamanan datang kerumah duka untuk memberikan santunan yang berjumlah Rp2,4 juta. Selain itu pihak Dinas Pertamanan juga berjanji akan menanggung uang SPP anak kedua korban sampai lulus SMK. “Sudah ada datang perwakilan Dinas Pertamanan untuk memberikan santunan sejumlah Rp2,4 juta,” ucapnya.

 

Ketika Zulkifli mempertanyakan nasib keponakannya selepas lulus sekolah nantinya, dan ketiga keponakannya yang lain, Perwakilan Dinas Pertamana tersebut tidak bisa memberikan penjelasan apa-apa. “Hanya sebatas itu Dinas Pertamanan bisa memberikan bantuan,” tandasnya dengan nada kesal.

 

Harus diakuinya, pohon tumbang merupakan sebuah musibah. Dimana tidak ada yang bisa menolak kehendak dari Yang Maha Kuasa. Namun, Zulkifli mempertanyakan kinerja dari Dinas Pertamanan yang selalu kecolongan ketika ada hujan lebat turun.

 

Pasalnya, kejadian ini sudah terjadi terjadi berulang kali. Naasnya, kali ini adiknya yang menjadi korban jiwa. Untuk itu dia meminta Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota, Dzulmi Eldin untuk bertanggung jawab atas nasib dari keponakannya tersebut.  ” Pemko Medan sebagai pemilik pohon harus bertanggung jawab atas kejadian ini,” tandasnya.

 

Sementara itu Anggota DPRD Medan dari Fraksi PKS, Juliandi menyangkan apa yang dilakukan Dinas Pertamanan. Seharusnya Dinas Pertamanan bukan hanya memberikan santunan kepada keluarga korban jiwa, melainkan harus memeberikan kepastian nasib pendidikan keempat anak korban.

 

Untuk itu, dirinya mendesak agar Pemko Medan memberikan kepastian nasib keempat anak korban jiwa, mulai dari kebutuhan hingga pendidikannya hingga sarjana kelak.

 

Menurut anggota Dewan yang duduk di Komisi D ini, kejadian pohon tumbang sudah sering terjadi. Malah hampir setiap hujan dan disertai angin kencang, hampis pasti ada pohon yang tumbang. Itu artinya Dinas Pertamanan tidak becus dalam menjalankan tugasnya, ” Itu pertanda ketidakseriusan dinas pertamanan dalam mengelola pohon,” ungkapnya.

 

Seharusnya, kata Juliandi, Dinas Pertamanan ke depannya melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. “Kalau tidak sanggup lebih baik Kadis Pertamanan mundur dari jabatannya saat ini, ” tegasnya.

 

Di sisi lain, Kadis Pertamanan Kota Medan, Zulkifli Sitepu enngan memberikan komentar ketika tindakan apa yang akan dilakukan untuk menghindari kejadian serupa serta santunan apa yang akan diberikan kepada anak dan istri korban jiwa dari rubuhnya pohon kemarin.  ” Besok (hari ini,Red) saja kita bahas masalah ini, saya sedang di Binjai,” ucapnya singkat. (dik)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/