25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Dinda Mingchu, Hobinya Memelihara Reptil

Setiap Pagi Dijemur, Agar Tidak Berkutu

Bagi sebagian orang, hewan reptil dianggap sangat menakutkan. Apalagi wanita, tak semua menyukai hewan reptil. Namun, hewan bersisik dan ‘berdarah dingin’ ini, mampu memikat hati Dinda Mingchu.

“Saya suka reptil khususnya ular. Saat ini ada dua ekor ular jenis boa peliharaan saya. Umurnya baru 5 bulan dan masih kecil. Tapi kalau sudah besar bisa mencapai 1 meter lebih,” kata Dinda saat disambangi di kediamannya di Jalan Melati No.2 Medan, Kamis (8/3).

Bagi Dinda yang juga bekerja sebagai notaris ini, tidak ada yang menakutkan dalam memelihara ular. Memang, masih banyak anggapan negatif terhadap pemelihara ular. Karena ular dinilai hewan yang berbahaya.

“Sebenarnya ular itu hewan yang lucu. Nggak begitu berbahaya apalagi jika dipelihara dengan sepenuh hati. Jenis ular juga bermacam-macam. Tapi tidak semua ular memiliki bisa dan tidak semua ular berbisa menyebabkan kematian,” jelas wanita kelahiran 6 November 1979 itu.

Memperlakukan hewan vertebrata ini juga harus dengan lemah lembut jangan sampai membuat ular merasa terancam. Bila tidak, ular akan menyerang jika dalam posisi terdesak. “Kalau mau memegang ular, jangan ragu-ragu, karena ular akan merasa terancam dan langsung menyerang. Memegangnya juga harus lemah lembut,” urainya.

Memelihara ular juga tidak sulit. “Makannya cuma seminggu sekali. Kalau ukuran ular nya besar makanannya daging ayam. Kalau yang kecil cuma dikasi tikus aja. Setiap pagi, jangan lupa dijemur sebentar supaya ular tidak kutuan. Jangan lupa dimandiin supaya bersih,” kata Dinda.

Memiliki ular pastinya tidak terlepas dari gigitan ular. “Sering digigit sih. Dulunya ular saya ini mudah sensitiv. Kalau dipegang dia suka marah dan tubuhnya langsung membentuk bola. Sekarang nggak lagi. Tergantung yang melihara juga,” ungkapnya.

Karena anggapan masyarakat masih tabu mengenai ular, maka Dinda bersama teman-temannya yang juga pencinta hewan reptil membentuk komunitas ‘Medan Reptil Community’ atau biasa disebut dengan ‘Mercy’ pada 14 Februari lalu.

“Memang komunitasnya masih baru. Anggotanya sudah puluhan orang yang juga pencinta hewan reptil. kita ingin mengenalkan kepada masyarakat kalau ular itu tidak menakutkan. Kita juga ingin memberikan edukasi kepada masyarakat apa itu reptil dan bagaimana memberikan pertolongan pertama kepada korban jika kena gigit,” terangnya.

Mercy juga memiliki penangkaran ular. ‘’Biasanya warga yang menemukan ular langsung menghubugi kami. Jangan sampai ular dibunuh. Karena nggak ada yang salah dengan hewan ini. Untuk itulah kita ingin mensosialisasikan ke masyarakat,” tegasnya.

Sebenarnya, tambah Dinda, hewan peliharaannya bukan ular saja. “Saya juga melihara 14 ekor kucing, burung hantu dan dua ekor anjing. Saya sayang sama hewan. Punya hewan peliharaan harus betul-betul dipelihara. Jadikan mereka bagian dari keluarga. Memiliki hewan peliharaan dari kecil menjadikan kita seorang penyayang,” ungkapnya. (mag-11)

Setiap Pagi Dijemur, Agar Tidak Berkutu

Bagi sebagian orang, hewan reptil dianggap sangat menakutkan. Apalagi wanita, tak semua menyukai hewan reptil. Namun, hewan bersisik dan ‘berdarah dingin’ ini, mampu memikat hati Dinda Mingchu.

“Saya suka reptil khususnya ular. Saat ini ada dua ekor ular jenis boa peliharaan saya. Umurnya baru 5 bulan dan masih kecil. Tapi kalau sudah besar bisa mencapai 1 meter lebih,” kata Dinda saat disambangi di kediamannya di Jalan Melati No.2 Medan, Kamis (8/3).

Bagi Dinda yang juga bekerja sebagai notaris ini, tidak ada yang menakutkan dalam memelihara ular. Memang, masih banyak anggapan negatif terhadap pemelihara ular. Karena ular dinilai hewan yang berbahaya.

“Sebenarnya ular itu hewan yang lucu. Nggak begitu berbahaya apalagi jika dipelihara dengan sepenuh hati. Jenis ular juga bermacam-macam. Tapi tidak semua ular memiliki bisa dan tidak semua ular berbisa menyebabkan kematian,” jelas wanita kelahiran 6 November 1979 itu.

Memperlakukan hewan vertebrata ini juga harus dengan lemah lembut jangan sampai membuat ular merasa terancam. Bila tidak, ular akan menyerang jika dalam posisi terdesak. “Kalau mau memegang ular, jangan ragu-ragu, karena ular akan merasa terancam dan langsung menyerang. Memegangnya juga harus lemah lembut,” urainya.

Memelihara ular juga tidak sulit. “Makannya cuma seminggu sekali. Kalau ukuran ular nya besar makanannya daging ayam. Kalau yang kecil cuma dikasi tikus aja. Setiap pagi, jangan lupa dijemur sebentar supaya ular tidak kutuan. Jangan lupa dimandiin supaya bersih,” kata Dinda.

Memiliki ular pastinya tidak terlepas dari gigitan ular. “Sering digigit sih. Dulunya ular saya ini mudah sensitiv. Kalau dipegang dia suka marah dan tubuhnya langsung membentuk bola. Sekarang nggak lagi. Tergantung yang melihara juga,” ungkapnya.

Karena anggapan masyarakat masih tabu mengenai ular, maka Dinda bersama teman-temannya yang juga pencinta hewan reptil membentuk komunitas ‘Medan Reptil Community’ atau biasa disebut dengan ‘Mercy’ pada 14 Februari lalu.

“Memang komunitasnya masih baru. Anggotanya sudah puluhan orang yang juga pencinta hewan reptil. kita ingin mengenalkan kepada masyarakat kalau ular itu tidak menakutkan. Kita juga ingin memberikan edukasi kepada masyarakat apa itu reptil dan bagaimana memberikan pertolongan pertama kepada korban jika kena gigit,” terangnya.

Mercy juga memiliki penangkaran ular. ‘’Biasanya warga yang menemukan ular langsung menghubugi kami. Jangan sampai ular dibunuh. Karena nggak ada yang salah dengan hewan ini. Untuk itulah kita ingin mensosialisasikan ke masyarakat,” tegasnya.

Sebenarnya, tambah Dinda, hewan peliharaannya bukan ular saja. “Saya juga melihara 14 ekor kucing, burung hantu dan dua ekor anjing. Saya sayang sama hewan. Punya hewan peliharaan harus betul-betul dipelihara. Jadikan mereka bagian dari keluarga. Memiliki hewan peliharaan dari kecil menjadikan kita seorang penyayang,” ungkapnya. (mag-11)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/