28.9 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Trotoar tak Pernah Dirawat

MEDAN-Trotoar di Kota Medan tak pernah dirawat, buktinya banyaknya trotoar yang rusak karena terlalu sering menjadi perlintasan sepeda motor. Kini, tidak sedikit juga para pedagang yang sengaja memanfaatkan trotoar sebagai tempat berjualan.

Seperti di sepanjang jalan Brigjen Katamso trotoar dialihfungsikan sebagai tempat para pedagang menjajakan barang dagangannya. Pantauan wartawan, selain dipakai untuk tempat berjualan. Lapak-lapak kios juga banyak dibentangkan di atas trotoar.

Wawan (38), salah satu pedagang yang berjualan buah di atas trotoar mengaku mau tidak mau harus berjualan di atas trotoar, karena tidak mengeluarkan biaya lapak, semisal berjulan di pajak atau pasar. “Mau gimana lagi bang. Gak ada lagi tempat untuk berjualan. Disinikan gratis,” katanya.
Dia mengatakan, siap menerima risiko yang ada, jika suata saat nanti dirinya digusur dan tidak diizinkan lagi berjualan disitu.
“Ya ginilah konsekuensinya jualan di trotoar. Kalau digusur, mau tak mau nyari tempat lain lagi,” ungkapnya.

Kini sudah semestinya pemerintah memperhatikan keberadaan trotoar. Trotoar disediakan untuk pejalan kaki, bukan dilegalkan untuk para pedagang untuk menjajakan barang dagangannya. (mag-12)

MEDAN-Trotoar di Kota Medan tak pernah dirawat, buktinya banyaknya trotoar yang rusak karena terlalu sering menjadi perlintasan sepeda motor. Kini, tidak sedikit juga para pedagang yang sengaja memanfaatkan trotoar sebagai tempat berjualan.

Seperti di sepanjang jalan Brigjen Katamso trotoar dialihfungsikan sebagai tempat para pedagang menjajakan barang dagangannya. Pantauan wartawan, selain dipakai untuk tempat berjualan. Lapak-lapak kios juga banyak dibentangkan di atas trotoar.

Wawan (38), salah satu pedagang yang berjualan buah di atas trotoar mengaku mau tidak mau harus berjualan di atas trotoar, karena tidak mengeluarkan biaya lapak, semisal berjulan di pajak atau pasar. “Mau gimana lagi bang. Gak ada lagi tempat untuk berjualan. Disinikan gratis,” katanya.
Dia mengatakan, siap menerima risiko yang ada, jika suata saat nanti dirinya digusur dan tidak diizinkan lagi berjualan disitu.
“Ya ginilah konsekuensinya jualan di trotoar. Kalau digusur, mau tak mau nyari tempat lain lagi,” ungkapnya.

Kini sudah semestinya pemerintah memperhatikan keberadaan trotoar. Trotoar disediakan untuk pejalan kaki, bukan dilegalkan untuk para pedagang untuk menjajakan barang dagangannya. (mag-12)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/