Kampus Harus Peka
MEDAN- Peran kampus tak hanya sebagai sarana mendidik mahasiswa menjadi sarjana, melainkan kampus menjadi sarana untuk melakukan pembasmian terorisme. Pasalnya, bagi pelaku atau otak terorisme menganggap mahasiswa individu yang tepat untuk dikader karena memiliki idealisme kuat.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution dalam kegiatan seminar yang digelar di kampus Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Al Munawwarah Jalan Sisingamangaraja, Medan, Jumat (16/12).
Dia menyebutkan, hingga kini erorisme di Indonesia belum terhenti meski pelaku-pelaku utamanya berhasil ditangkap dan ditembak kepolisian. Bahkan, banyak diantara mahasiswa diketahui rela meninggalkan studinya demi berangkat ke daerah konflik. Setelah itu, mahasiswa mulai diajarkan melakukan kegiatan-kegiatan teror dengan bom-bom bunuh diri.
“Hal ini yang masih terjajdi, ditambah lagi kegiatan terorisme yang ada berjalan dengan sangat tertutup dan sulit diketahui,” sebutnya.
Saud mengingatkan, kampus dan mahasiswa sedini mungkin harus mengetahui serta mengantisipasi setiap bentuk dan pola aktivitas yang dilakukan para anggota jaringan terorisme. Kemudian, mahasiswa sebagai kaum intelektual sebaiknya mempunyai sikap menolak terorisme.
Dia mencontohkan sikap Sondang Hutagalung yang melakukan bakar diri, merupakan bagian dari pemahaman yang salah. Tidak seharusnya bentuk kritik terhadap sesuatu dilakukan dengan cara-cara tersebut. Begitu halnya dalam kegiatan bom bunuh diri di Solo. Di mana pelakunya rela mengorbankan nyawanya untuk kegiatan jihad.
“Sebagai mahasiswa jangan mudah terprovokasi dan mampu menjaga dirinya baik dalam lingkungan rumah, maupun aktivitas di luar rumah seperti di kampus, tempat kerja, tempat bermain dan lainnya,” tambahnya.
Rektor UISU Zulkarnain Lubis menyatakan, kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka menyambut milad UISU ke 60 tahun. Pihaknya menyadari betul bahaya dari terorisme yang berkembang, sehingga mencoba memberikan pehamaman kepada mahasiswa. (uma)