26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Trotoar Diratakan di Jalan Ngumban Surbakti

MEDAN-Hampir seluruh trotoar di seputaran Jalan Ngumban Surbakti Medan sudah diratakan. Akibatnya, pejalan kaki terpaksa berjalan di di badan jalan.
“Saat berjalan kaki di pinggir jalan terpaksa harus berhati-hati dan melirik ke kiri dan kanan. Sebab, khawatir akan ditabrak pengendara kenderaan bernotor,”bilang Ria, seorang pejalan kaki.

Menurutnya,  Pemko Medan bisa memberikan tempat untuk para pejalan sehingga, pejalan kaki bisa aman berjalan.
Amatan wartawan, mendekatkan Jalan Sembada baru ada trotoar untuk pejalan kaki.

“Sulit berjalan kaki mulai dari simpang Jamin Ginting menuju Jalan Ngumban Surbakti,”terangnya.

Sementaar itu pantauan Sumut Pos di Jalan T Amir Hamzah mulai dari ujung Jalan T Amir Hamzah simpang Adam Malik hingga simpang Gaperta trotoar digunakan Pedagang Kaki Lima untuk berjualan, mulai dari penjual bunga hingga penjual es durian.

Hal yang sama juga terlihat di Jalann Pemuda. Trotoar jalan dikuasi pedagang kaki Lima dan di luar bibir trotoar jalan dijadikan tempat parkir sepeda motor, sehingga menyulitkan pejalan kaki untuk berjalan.

Selain itu juga, trotoar yang ada di Jalan Ahmad Yani, Jalan Diponogoro, kawasan Kampung Keling, Jalan SM Raja digarap oleh baleho yang membuat pejalan kaki ketika melintas harus berdiri di pingir jalan.

Pantauan lain, di Jalan Masjid Raya, persis di depan halaman Masjid Raya banyak pedagang kuliner yang menjajakan jualannya di atas trotoar. Mulai dari pedagang sate, pedagang mie ayam dan pedagang es capur tumpah ruah di situ. Sekali lagi, apa yang dilakukan para pedagang itu sebenarnya jelas telah mengangkangi hak-hak pejalan kaki.

Andi, warga jalan SM Raja berharap pemerintah kali ini seirus untuk memberantas PKL yang nekad berjualan di atas trotoar. “Trotoar itukan untuk pejalan kaki, kenapa sekarang semakin banyak pedagang yang jualan di atas trotoar,” ungkapnya. (mag-12/omi)

MEDAN-Hampir seluruh trotoar di seputaran Jalan Ngumban Surbakti Medan sudah diratakan. Akibatnya, pejalan kaki terpaksa berjalan di di badan jalan.
“Saat berjalan kaki di pinggir jalan terpaksa harus berhati-hati dan melirik ke kiri dan kanan. Sebab, khawatir akan ditabrak pengendara kenderaan bernotor,”bilang Ria, seorang pejalan kaki.

Menurutnya,  Pemko Medan bisa memberikan tempat untuk para pejalan sehingga, pejalan kaki bisa aman berjalan.
Amatan wartawan, mendekatkan Jalan Sembada baru ada trotoar untuk pejalan kaki.

“Sulit berjalan kaki mulai dari simpang Jamin Ginting menuju Jalan Ngumban Surbakti,”terangnya.

Sementaar itu pantauan Sumut Pos di Jalan T Amir Hamzah mulai dari ujung Jalan T Amir Hamzah simpang Adam Malik hingga simpang Gaperta trotoar digunakan Pedagang Kaki Lima untuk berjualan, mulai dari penjual bunga hingga penjual es durian.

Hal yang sama juga terlihat di Jalann Pemuda. Trotoar jalan dikuasi pedagang kaki Lima dan di luar bibir trotoar jalan dijadikan tempat parkir sepeda motor, sehingga menyulitkan pejalan kaki untuk berjalan.

Selain itu juga, trotoar yang ada di Jalan Ahmad Yani, Jalan Diponogoro, kawasan Kampung Keling, Jalan SM Raja digarap oleh baleho yang membuat pejalan kaki ketika melintas harus berdiri di pingir jalan.

Pantauan lain, di Jalan Masjid Raya, persis di depan halaman Masjid Raya banyak pedagang kuliner yang menjajakan jualannya di atas trotoar. Mulai dari pedagang sate, pedagang mie ayam dan pedagang es capur tumpah ruah di situ. Sekali lagi, apa yang dilakukan para pedagang itu sebenarnya jelas telah mengangkangi hak-hak pejalan kaki.

Andi, warga jalan SM Raja berharap pemerintah kali ini seirus untuk memberantas PKL yang nekad berjualan di atas trotoar. “Trotoar itukan untuk pejalan kaki, kenapa sekarang semakin banyak pedagang yang jualan di atas trotoar,” ungkapnya. (mag-12/omi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/