25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Gedung Bertingkat Manfaatkan Trotoar untuk Lahan Parkir

MEDAN-Trotoar sebagai fasilitas untuk pejalan kaki di Kota Medan perlahan habis disikat untuk parkir gedung gedung bertingkat. Akibatnya, warga tak bisa lagi berjalan kaki. Warga Medan, Derian Setiawan (56) mengaku hampir setiap hari berjalan kaki dari Jalan Masjid ke jalan Guangzhou hingga ke Jalan Listrik Medan.

“Tetapi sulit untuk berjalan di jalan karena trotoar sempit. Apalagi di dekat Jalan Imam Bonjol trotoarnya dipakai,” ungkap Derian.

Diungkapkannya, dahulu trotoar di dekat gedung yang berbentuk oval tersebut masih ada dan masih berfungsi selayaknya trotoar.
“Kalau sekarang, sudah difungsikan sebagai parkir sepeda motor, kalau trotoar yang di sepanjang Jalan Imam Bonjol untuk mobil. Sulit sekarang untuk berjalan kaki di Medan,” tambahnya.

Dijelaskannya, kota besar seperti Medan ini tidak seharusnya membiarkan trotoar dijadikan fasilitas pribadi. Apalagi gedung tersebut terletak di jalan besar. “Nanti, kalau orang berjalan ya nggak bisalah. Berarti nggak memberi kesempatan bagi kita pejalan kaki untuk berjalan di perkotaan,” lanjutnya.
Hendaknya  setiap jalan troroar dibuat senyaman mungkin, agar setiap orang memilih untuk berjalan kaki.

“Kalau orang berjalan kaki, kan kendaraan berkurang, jadi macet juga berkurang,” tambahnya.

Amatan wartawan keberadaan trotoar di Medan semakin hari semakin memprihatinkan. Tak sedikit trotoar di sejumlah jalan di Kota Medan kondisinya sangat parah. Mulai dari rusak berlubang, hancur, bahkan ada trotoar yang sejajar dengan jalan raya.

Mirisnya lagi, trotoar yang ada di Medan juga kerap menjadi perlintasan sepeda motor. Terlebih saat di perempatan jalan macet. Dengan pasti, pengendara sepeda motor melintas di atas trotoar itu, tanpa memikirkan kerusakan yang akan terjadi.

Tidak hanya itu, tak sedikit juga trotoar dijadikan tempat parkir mobil-mobil carteran. Pemandangan ini terlihat di sepanjang Jl Sisingamangaraja. Banyak mobil-mobil carteran yang melayani trayek ke luar kota diparkirkan di atas trotoar.

Direktur Binaa Mitra Masyarakat Poldasu, Kombes Pol Hery Subiansauri mengatakan, apa yang dilakukan pengendara tersebut jelas mengangkangi hak-hak pejalan kaki. “Tanpa mereka sadari, pengguna jalan atau pengendara sepeda motor sudah mengambil apa yang bukan haknya,” ujar Kombes Hery.
Hery berharap, adanya kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaga keberadaan trotoar. “Trotoar itu disediakan untuk pejalan kaki. Bukan jadi perlintasan sepeda motor atau dijadikan tempat parkir mobil. Ini sudah jelas menyalahi aturan. Mari sama-sama kita jaga,” pungkasnya. (mag-12/ram)

MEDAN-Trotoar sebagai fasilitas untuk pejalan kaki di Kota Medan perlahan habis disikat untuk parkir gedung gedung bertingkat. Akibatnya, warga tak bisa lagi berjalan kaki. Warga Medan, Derian Setiawan (56) mengaku hampir setiap hari berjalan kaki dari Jalan Masjid ke jalan Guangzhou hingga ke Jalan Listrik Medan.

“Tetapi sulit untuk berjalan di jalan karena trotoar sempit. Apalagi di dekat Jalan Imam Bonjol trotoarnya dipakai,” ungkap Derian.

Diungkapkannya, dahulu trotoar di dekat gedung yang berbentuk oval tersebut masih ada dan masih berfungsi selayaknya trotoar.
“Kalau sekarang, sudah difungsikan sebagai parkir sepeda motor, kalau trotoar yang di sepanjang Jalan Imam Bonjol untuk mobil. Sulit sekarang untuk berjalan kaki di Medan,” tambahnya.

Dijelaskannya, kota besar seperti Medan ini tidak seharusnya membiarkan trotoar dijadikan fasilitas pribadi. Apalagi gedung tersebut terletak di jalan besar. “Nanti, kalau orang berjalan ya nggak bisalah. Berarti nggak memberi kesempatan bagi kita pejalan kaki untuk berjalan di perkotaan,” lanjutnya.
Hendaknya  setiap jalan troroar dibuat senyaman mungkin, agar setiap orang memilih untuk berjalan kaki.

“Kalau orang berjalan kaki, kan kendaraan berkurang, jadi macet juga berkurang,” tambahnya.

Amatan wartawan keberadaan trotoar di Medan semakin hari semakin memprihatinkan. Tak sedikit trotoar di sejumlah jalan di Kota Medan kondisinya sangat parah. Mulai dari rusak berlubang, hancur, bahkan ada trotoar yang sejajar dengan jalan raya.

Mirisnya lagi, trotoar yang ada di Medan juga kerap menjadi perlintasan sepeda motor. Terlebih saat di perempatan jalan macet. Dengan pasti, pengendara sepeda motor melintas di atas trotoar itu, tanpa memikirkan kerusakan yang akan terjadi.

Tidak hanya itu, tak sedikit juga trotoar dijadikan tempat parkir mobil-mobil carteran. Pemandangan ini terlihat di sepanjang Jl Sisingamangaraja. Banyak mobil-mobil carteran yang melayani trayek ke luar kota diparkirkan di atas trotoar.

Direktur Binaa Mitra Masyarakat Poldasu, Kombes Pol Hery Subiansauri mengatakan, apa yang dilakukan pengendara tersebut jelas mengangkangi hak-hak pejalan kaki. “Tanpa mereka sadari, pengguna jalan atau pengendara sepeda motor sudah mengambil apa yang bukan haknya,” ujar Kombes Hery.
Hery berharap, adanya kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaga keberadaan trotoar. “Trotoar itu disediakan untuk pejalan kaki. Bukan jadi perlintasan sepeda motor atau dijadikan tempat parkir mobil. Ini sudah jelas menyalahi aturan. Mari sama-sama kita jaga,” pungkasnya. (mag-12/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/