MEDAN-
Kematian Ketua DPC Gerindra Kota Medan Yohana Pardede terus mengundang misteri di kalangan keluarga dan pelayat yang hadir di rumah duka di Jalan Mojopahit Medan Selasa (24/9) siang.
Kendati sang ayah Rudolf Pardede sudah menjelaskan kematian putri sulungnya akibat pecahnya pembuluh darah di otak yang diawali meningkatnya tensi darah hingga 270, tapi rumor berkembang di kalangan kerabat menyebutkan adanya indikasi kematian tak wajar yang dialami Yohana.
Disebut-sebut, Ketua DPD Partai Gerindra Kota Medan itu diantarkan seorang pria ke Rumah Sakit Herna Medan dalam kondisi berdarah di kepala. Begitu mengantarkan Yohana ke rumah sakit, sang pria yang selama ini dikenal dekat dengan Yohana langsung menghilang.
“Kalau tak salah nama pria itu Rino Andhika. Laki-laki itu juga caleg DPRD Kota Medan daerah pemilihan 6. Padahal Sabtu malam lalu, Yohana sempat bersama adiknya Salomo,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya.
Kepergian Yohana, lanjut sumber koran ini, disebutkan tanpa sepengetahuan Salomo. Begitu pergi dengan pria tersebut, tiba-tiba pada Minggu (22/9) dini hari, ibu dua anak ini sudah diantarkan ke RS Herna dalam kondisi tak sadarkan diri.
“Keluarga curiga soal darah yang mengucur dari kepala Yohana. Logikanya, meskipun pembuluh darah di otak pecah, aliran darah tak akan keluar dari kepala,” ujarnya.
Rino Andika, lanjut sumber tersebut, sempat dihubungi oleh pihak keluarga tapi telepon selulernya sudah tak aktif.
“Entah berapa puluh kali ditelepon tapi HP-nya selalau tak aktif. Padahal keluarga sengaja mengontak Andika untuk menanyakan kejadian yang dialami Yohana,” ujar sumber yang juga kerabat dekat Rudolf Pardede tersebut.
Dari informasi yang dihimpun wartawan, Yohana dikabarkan sudah menikah secara di bawah tangan dengan Rino Andika, meskipun hubungan keduanya ditentang keluarga.
“Mereka sebetulnya sudah menikah. Tapi ya, nikah di bawah tangan. Pernikahan itu diketahui orang-orang tertentu saja,” ujar sumber lain kepada wartawan.
Hubungan Yohana Pardede dengan Rino Andika disebut-sebut sudah terjalin cukup lama meskipun dijalani secara ‘backstreet’ karena perbedaan agama yang tak pernah diterima pihak keluarga Pardede. (rud)
