Dia juga menyebut keberadaan kayu jati itu sebagai talang pengambung air yang sudah ada sejak lama. “Bahkan orang tua saya juga tak tahu ceritanya karena memang sudah ada sejak nenek moyang,” katanya.
Dia bersama warga tiga kelurahan yakni Gondoriyo, Wates, dan Beringin kini tengah mengkonsep sebuah destinasi wisata alam-budaya. Dimana di tiap tahunnya sudah ada atraksi gelar budaya berupa resik-resik selokan irigasi sawah.
“Kedepan akan kami buat semacam kirab budaya, ada ceritanya, dan ini sebenarnya sudah turun temurun dilakukan tiap tahun, hanya saja akan kita konsep yang lebih bagus dan menarik,” ujarnya.
Seorang pengunjung Artika Mayang (18), mengaku surprise dengan adanya Curug Karang Joho yang berada masih disekitaran perkotaan. Informasi dia dapat dari media sosial Instagram dan Facebook.
“Lokasinya gampang dituju, ini bagus untuk wisata perkotaan, tempatnya unik karena menyimpan potensi wisara yang besar dan bisa dikembangkan,” katanya.
Menpar Arief Yahya mengingatkan, sebagai destinasi yang baru dikenal, sebaiknya dijaga bersama. Jangan sampai ruaak, jika perlu diperbaiki fasilitas publiknya. “Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan,” ujar Arief Yahya. (rel)
Dia juga menyebut keberadaan kayu jati itu sebagai talang pengambung air yang sudah ada sejak lama. “Bahkan orang tua saya juga tak tahu ceritanya karena memang sudah ada sejak nenek moyang,” katanya.
Dia bersama warga tiga kelurahan yakni Gondoriyo, Wates, dan Beringin kini tengah mengkonsep sebuah destinasi wisata alam-budaya. Dimana di tiap tahunnya sudah ada atraksi gelar budaya berupa resik-resik selokan irigasi sawah.
“Kedepan akan kami buat semacam kirab budaya, ada ceritanya, dan ini sebenarnya sudah turun temurun dilakukan tiap tahun, hanya saja akan kita konsep yang lebih bagus dan menarik,” ujarnya.
Seorang pengunjung Artika Mayang (18), mengaku surprise dengan adanya Curug Karang Joho yang berada masih disekitaran perkotaan. Informasi dia dapat dari media sosial Instagram dan Facebook.
“Lokasinya gampang dituju, ini bagus untuk wisata perkotaan, tempatnya unik karena menyimpan potensi wisara yang besar dan bisa dikembangkan,” katanya.
Menpar Arief Yahya mengingatkan, sebagai destinasi yang baru dikenal, sebaiknya dijaga bersama. Jangan sampai ruaak, jika perlu diperbaiki fasilitas publiknya. “Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan,” ujar Arief Yahya. (rel)