MEDAN-Perampokan menggunakan senjata api (senpi) yang menjadi sasaran sejumlah toko emas di sumatera utara (Sumut), tidak tutup kemungkinan adanya keterlibatan dari narapidana yang melarikan, saat terjadi kerusahan di lapas Klas IA Tanjunggusta Medan dan Lapas Klas IIA Labuhanruku, Kabupaten Batubara.
“Perampokan terakhir di Kota Medan dan didaerah yang lain, dengan sasaran toko emas, tidak tutup kemungkinan, ada keterlibatan dari napi yang melarikan diri di lapas Tanjunggusta Medan dan Lapas Labuhanruku,”ungkap Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, Kepada Sumutpos, Kamis (26/9) siang.
Dirinya menganalisis bahwa perampokan ini, dilakukan secara profesional disertai dengan pengamalan yang cukup, jadi perampokan ini, diduga pemain lama yang kembali beraksi.”Secara profesional dilakukan, pastinya, pelakunya sudah sangat lihai dan spesialis perampokan dengan menggunakan senpi,”katanya.
Kemudian, cara aksi perampokan ini, diduga juga melibatkan terpidana terorisme yang melarikan diri dari lapas Tanjunggusta Medan, dirinya melihat aksi ini, merupakan pengalangan dana untuk digunakan kegiatan terorisme.”Kita juga tahu, masih ada terpidana teroris yang melarikan diri, yang belum ketangkap, tidak tertutup juga, pelakunya spesial perampok yang juga melarikan diri dari lapas yang rusuh itu, untuk mengumpulkan dana, mereka (pelaku teroris,red) akan melakukan aksi seperti ini, termasuk melakukan perampokan di pinggiran kota,”sebutnya.
Untuk itu, pria keturunan darah batak ini, meminta kepada Polda Sumut, untuk membuka file-file pelaku kejahatan dengan menggunakan senpi termasuk, termasuk terpidan terorisme yang melarikan diri.
Neta juga menghimbau agar polisi lebih meningkatkan patroli di jam-jam sibuk maupun dijam sunyi, untuk mengantisipasi terulang kembali perampokan bersenpi ini.”Lebih digiatkan melakukan patroli, begitu juga, pengusaha toko emas, harus diberikan akses cepat, ke polsek terdekat, ketika terjadi perampokan, bisa secapatnya melapor,”tandasnya.
Atas keterilbatan napi dalam perampok bersenpi, Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Jean Calvijn Simanjuntak, mengatakan belum bisa mengindentifikasi terhadap pelaku, termasuk kelompok perampokan bersenpi mana yang melakukan hal itu.”Belum ada kaitannya untuk itu,”sebutnya saat dikonfirmasi, kemarin sore, di Mapolda Sumut.
Disinggung terhadap perampokan ini, dengan aksi terorisme, mantan Kapolsekta Medan Baru ini, membantah, bahwa aksi ini merupakan perampokan murni.”Perampokan murni, bukan teroris, kita masih melakukan penyidikan,”katanya.
Begitu juga, Mantan Kasat Pamobvit Polresta Medan ini, mengungkapkan tidak satu kelompok dalam perampokan yang toko emas di wiliyah hukum polresta Medan.”Tidak satu kelompok, namun, kita masih melakukan pendalaman, atas keterlibatannya, termasuk berkoordinasi dengan polres Batubara, yang juga mengalami perampokan,”jelasnya.
Dalam pengejaran ini, polisi membentuk 12 tim, termasuk tim khusus (timsus) untuk mengejar pelaku, juga melakukan koordinasi dengan Polda tetangga, seperti Polda Riau, Polda Sumbar dan Polda Aceh.”Bukan tiga, tapi banyak diluar kota, termasuk berkordinasi dengan Polda tetangga yang dekat saman kita,”ungkap Calvijn.
Dalam pengejaran ini, Polresata Medan juga melakukan koordinasi dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 anti teror.”Berkordinasi iya lah,”sebutnya mengakhiri wawancara.
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa telah terjadi tiga aksi perampokan toko emas dalam tempo 5 hari di Sumut. Dua di antaranya terjadi di wilayah hukum Polresta Medan, sedangkan satu lagi terjadi di Tanjungtiram, Kabupaten Batubara, Minggu (15/9).
Perampokan pertama di wilayah hukum Polresta Medan terjadi di toko Emas Suranta di Jalan Pertempuran, Kelurahan Pulo Brayan Kota, Kecamatan Medan Barat dan Toko Emas Singpore 835, Jalan Rakyat, Tanjungtiram, Kabupaten Batubara dan terakhir toko emas di Jalan Pasar VII Tembung, Kabupaten Deliserdang, Selasa (17/9) siang.
Dalam setiap perampokan ini, sedikitnya terdapat enam pelaku yang beraksi. Sebagian dari mereka memegang dan sempat meletuskan senjata api. Polisi belum bisa menyimpulkan apakah kedua perampokan ini berkaitan atau tidak. Karenanya mereka membuat 12 profil pelaku.
Terkait 12 profil itu, polisi telah membuat 3 sketsa pelaku perampokan di Toko Emas Suranta. Ketiga sketsa yang didasarkan pada kesaksian dan rekaman CCTV itu menggambarkan wajah pelaku. Semuanya mengenakan helm.
Rencananya sketsa akan disebar di tempat-tempat umum. Seperti terminal, papan iklan, serta toko emas dan kegiatan ekonomi lainnya. Selain itu, sketsa juga dibagikan ke kantor-kantor polisi.(gus)