26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Parkir Berlapis Ganggu Pejalan Kaki

MEDAN-Para pejalan kaki terus saja tergerus haknya. Kesulitan mendapat akses di trotoar yang lebih memberi hak hidup untuk pot bunga dan balihon
para pejalan kaki lebih memilih berjalan di badan jalan kini juga dibuat resah. Menyangkut parkir berlapis di beberapa ruas jalan Medan yang turut menganggu kenyamanan pejalan kaki.

Pemandangan parkir berlapis masih juga ditemui di beberapa jalan. Diantaranya di Jalan tritura, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Thamrin, Jalan Sutomo dan beberapa jalan lainnya. Mobil-mobil seenaknya memarkirkan kendaraan di badan jalan. Bahkan berlapis.

Seperti di Jalan Perintis Kemerdekaan ,dimana terdapat salah satu sekolah swasta. Parkir berlapis hingga menutupi separuh badan jalan. Akibatnya pejalan kaki meski menyelinap diantara mobil-mobil tersebut saat melintas. Jelas saja, trotoar juga tidak memberi ruang cukup.

“Parkir berlapis ini juga meresahkan. Selain membuat macet juga kami sulit berjalan. Jadinya ya jalannya was-was. Sambil lihat-lihat belakang juga,” kata Amal (29) yang melintas di kawasan tersebut.

Sebelumnya pihak kepolisian coba bertindak tegas dengan memberikan gembok pada mobil-mobil yang kedapatan parkir berlapis. Namun kebijakan ini nyatanya tak membuat mereka jera.

“Ini karena ada sekolah yang lahan parkirnya tidak memadai. Jadinya parkirnya sampai ke jalan. Harusnya ini diperhatikan juga kalau mau membangun,” tambahnya.

Pemandangan serupa terlihat di Jalan Sutomo. Apalagi di kawasan ini trotoar dipakai untuk lahan berjualan. Para pejalan kaki pun memilih berjalan dari sebelah kanan.

“Mobil-mobil parkir seenaknya. Sudahlah trotoar dipakai berjualan. Untuk jalan saja susah,” ujar Rani (25)
singkat.

Di Jalan Sekip, Medan Barat trotoar digunakan untuk tempat berdagang air kelapa muda. Tumpukan buah kelapa muda diletakkan di trotoar dan tak bisa dilewati oleh pejalan kaki.

“Tandan kelapa ini diletak di trotoar hanya sementara, menunggu datang pembelinya, lagian kita sudah sering kok berjualan di sini, yah kalau digusur kami pindah,” ujar Yanti, pedagang kelapa muda.

Lukman (23), seorang pejalan kaki yang sering melntasi jalan itu mengaku sudah biasa dengan kondisi trotoar seperti itu. “Saya pasrah saja dengan kondisi trotoar seperti ini, karena mereka kan harus cari duit untuk hidup,” katanya. (don/mag-10)

MEDAN-Para pejalan kaki terus saja tergerus haknya. Kesulitan mendapat akses di trotoar yang lebih memberi hak hidup untuk pot bunga dan balihon
para pejalan kaki lebih memilih berjalan di badan jalan kini juga dibuat resah. Menyangkut parkir berlapis di beberapa ruas jalan Medan yang turut menganggu kenyamanan pejalan kaki.

Pemandangan parkir berlapis masih juga ditemui di beberapa jalan. Diantaranya di Jalan tritura, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Thamrin, Jalan Sutomo dan beberapa jalan lainnya. Mobil-mobil seenaknya memarkirkan kendaraan di badan jalan. Bahkan berlapis.

Seperti di Jalan Perintis Kemerdekaan ,dimana terdapat salah satu sekolah swasta. Parkir berlapis hingga menutupi separuh badan jalan. Akibatnya pejalan kaki meski menyelinap diantara mobil-mobil tersebut saat melintas. Jelas saja, trotoar juga tidak memberi ruang cukup.

“Parkir berlapis ini juga meresahkan. Selain membuat macet juga kami sulit berjalan. Jadinya ya jalannya was-was. Sambil lihat-lihat belakang juga,” kata Amal (29) yang melintas di kawasan tersebut.

Sebelumnya pihak kepolisian coba bertindak tegas dengan memberikan gembok pada mobil-mobil yang kedapatan parkir berlapis. Namun kebijakan ini nyatanya tak membuat mereka jera.

“Ini karena ada sekolah yang lahan parkirnya tidak memadai. Jadinya parkirnya sampai ke jalan. Harusnya ini diperhatikan juga kalau mau membangun,” tambahnya.

Pemandangan serupa terlihat di Jalan Sutomo. Apalagi di kawasan ini trotoar dipakai untuk lahan berjualan. Para pejalan kaki pun memilih berjalan dari sebelah kanan.

“Mobil-mobil parkir seenaknya. Sudahlah trotoar dipakai berjualan. Untuk jalan saja susah,” ujar Rani (25)
singkat.

Di Jalan Sekip, Medan Barat trotoar digunakan untuk tempat berdagang air kelapa muda. Tumpukan buah kelapa muda diletakkan di trotoar dan tak bisa dilewati oleh pejalan kaki.

“Tandan kelapa ini diletak di trotoar hanya sementara, menunggu datang pembelinya, lagian kita sudah sering kok berjualan di sini, yah kalau digusur kami pindah,” ujar Yanti, pedagang kelapa muda.

Lukman (23), seorang pejalan kaki yang sering melntasi jalan itu mengaku sudah biasa dengan kondisi trotoar seperti itu. “Saya pasrah saja dengan kondisi trotoar seperti ini, karena mereka kan harus cari duit untuk hidup,” katanya. (don/mag-10)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/