Orgasme, selingkuh, seksualitas, psikososial dan ejakulasi menjadi bahan kajian ilmiah yang dikupas sejumlah praktisi pendidikan kesehatan yang berkumpul di Hotel Garuda Plaza Jalan SM Raja Medan, Jumat (27/1). Mereka berkumpul dalam suatu simposium memperingati 36 tahun Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) hingga Sabtu (28/1) hari ini.
PROF Perdana Tanzil, mantan Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa FK USU saat menjadi keynote speaker simposium mengemukakan, hasil riset bahwa orgasme pada suatu hubungan seksual memberi keuntungan, kebaikan dan manfaat serius.
‘’Orgasme dapat menyembuhkan insomia, menghilangkan rasa sakit, mengurangkan kemungkinan kanker, penyakit jantung, depresi, tekanan daerah tinggi, masalah kandung kemih dan lain-lain. Kebaikan ini berakar dari sifat elemen regular sex berupa gerakan-gerakan aerobik. Efek orgasme menghilangkan stress,’’ kata Perdana. Berapa jumlah terbaik berhubungan seksual untuk mendapatkan manfaat puncak? Perdana mengungkapkan berdasar studi terhadap 112 pasangan menunjukkan bahwa pasangan yang mendapatkan orgasme dua kali seminggu mempunyai daya antibiotik 30 persen lebih tinggi dari pasangan yang kurang aktif dalam kegiatan seksual. ‘’Kegiatan seksual yang berlebihan malah merusak immunity boost karena sewaktu orgasme ada dihasilkan oploid peptides. Apabila zat ini berlebih akan menjadi immunosuppressant,’’ katanya.
Belakangan ini, lanjut dia, masalah seks semata-mata dikaitkan soal viagra, levutra atau cialis. Malahan di Amerika Serikat, ada cialis for daily use sehingga orang jadi siap pakai setiap saat. Padahal masalah seks ini tidaklah sesederhana itu.
Disisi lain, Perdana mengungkapkan persamaan antara mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton, mantan Kepala IMF dan calon Presiden Perancis Dominique Strauss Khan, pegolf Tiger Woods, mantan Gubernur California Arnold Schwarzenegger, aktor kenamaan Charlie Sheeen, anggota Kongres AD Amthony Weiner dan calon Presiden Herman Cain dari Partai Republik yang pernah menggemparkan dunia melalui suatu skandal seks meski diantara mereka memiliki istri yang cantik dan muda.
‘’Karena mereka memegang kekuasaan yang besar, mempunyai self confidence yang besar juga. Karena kepercayaan diri yang kuat ini, mereka cenderung melakukan hal-hal yang menyerempet bahaya. Antara lain melakukan skandal seksual.
Secara umum, Perdana menilai pria lebih memperhatikan penampilan wajah, tubuh yang cantik dari wanita. Sedangkan wanita lebih mementingkan sifat dan karakter pria dripada tampang. ‘’Sikap pria dan wanita terhadap seks dapat diibaratkan seperti pemadam kebakaran dan api. Pria mengangap seks sebagai suatu keadaan darurat yang harus diselesaikan dalam dua menit. Sedangkan wanita seperti api yang menyala,’’ katanya.
Beberapa pembicara lain juga mengangkat masalah seksual. Prof Bahagia Lubis dari Departemen Psikiatri FK USU mengatakan hampir semua problem seksual melibatkan interaksi antara faktor biologik dan faktor psikologik. ‘’Dampak dari problem seksual bervariasi dari ketidakbahagiaan seseorang, frustasi, kehilangan harga diri , fungsi atau peran,’’ujarnya. (dmp)