JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Saat penyidik senior KPK Novel Baswedan ditangkap Bareskrim Polri, Mendikbud Anies Baswedan tidak berdiam diri.
Anies juga turut membantu memperjuangkan pembebasan sepupunya itu. Meski hal itu dilakukannya tidak secara terang-terangan. Hal itu disampaikannya pada wartawan kemarin.
Alasannya jelas, saat ini Mantan Rektor Universitas Paramadina itu kini tengah membawahi sebuah institusi sehingga tidak memungkinkan untuk langsung terjun ke lapangan.
“Dulu saat jadi civil society bisa datang kapan saja dan di mana saja, karena punya banyak waktu. Sekarang saya bawa institusi, saya kerjakan namun tidak dalam keterbukaan. Saya kerjakan dalam sunyi,” paparnya, kemarin.
Dia melanjutkan, perjuangan dalam sunyinya juga termasuk dengan melakukan komunikasi secara intensif dengan semua pihak. Saat ditanya apakah komunikasi juga dijalin dengan pihak Kapolri, Anies hanya tersenyum dalam diam, enggan menjawab.
“Saya komunikasi dengan pihak keluarga dan pihak-pihak lainnya,” ungkapnya singkat.
Anies sendiri mengaku, pihak keluarga merasa kaget pada awalnya. Namun, saat ini seluruh keluarga telah menerima dan sudah dalam kondisi tenang seperti semula.
“Saya langsung bicara, ini biasa tidak ada yang luar biasa. Setiap perjuangan, pasti ada masalah seperti ini,” tutur pria kelahiran Kuningan, 45 tahun silam itu.
Alumnus Universitas Gajah Mada itu pun percaya apa yang dialami oleh sepupunya merupakan resiko pekerjaan. Menurutnya, Novel pun telah menyadarinya. Hal itu diungkapkan saat keduanya terlibat dalam obrolan.
Anies menuturkan, dalam obrolan tersebut sang sepupu bercerita tentang salah satu tugasnya. Saat itu, Novel tertembak dan mengenai rambutnya. Usai kejadian itu, Novel menganggap hidupnya kini hanya tambahan saja.
Sehingga akan didedikasikan untuk menjalankan tugasnya dengan baik, yakni memberantas korupsi di Indonesia. “Saya kenal Novel juga sejak kecil. Saya tahu anak itu lurus dan berani,” ungkapnya. (mia)