26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Duda Ini Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Rumahnya

Foto: Sopian/Sumut Pos Tim identifikasi Polres Tebingtinggi bersama Polsek Rambutan ketika melakukan identifikasi penemuan mayat, Kamis (7/5).
Foto: Sopian/Sumut Pos
Tim identifikasi Polres Tebingtinggi bersama Polsek Rambutan ketika melakukan identifikasi penemuan mayat, Kamis (7/5).

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Warga Jalan Gunung Arjuna Gang Keluarga Lingkungan II Kelurahan Mekar Sentosa Kota Tebingtinggi digegerkan dengan penemuan mayat duda bersimbah darah di rumahnya, Kamis pagi (7/5) sekira pukul 08.00 WIB.

Korban diketahui bernama Johansen Sirait (65), duda anak empat yang tinggal sendirian dirumah. Ia diduga meninggal karena penyakit perut menahun. Pasalnya saat ditemukan warga, korban dalam kondisi duduk di kursi plastik tidak memakai busana. Darah segar keluar dari bagian anusnya.

Saksi mata sekaligus tetangga korban, Binsar Siahaan (56) mengatakan pagi itu melihat kondisi rumah jendela masih terbuka, dan lampu listrik teras rumah menyala, dan Pintu depan terkunci rapat.

Merasa curiga, Binsar pun pergi memeriksa. “Saat saya panggil tidak ada sahutan, langsung saya lihat lewat kaca belakang rumah. Rupanya, Pak Sirait lagi terduduk di atas kursi tapi tidak menjawab panggilan beberapa kali,” terang Binsar.

Binsar pun memanggil warga lain yaitu Kepala Kelurahan Mekar Sentosa Hasbie bersama warga lainnya untuk melihat bersama-sama apa yang terjadi dengan korban.

“Kita dobrak paksa pintunya setelah izin pihak kelurahan. Rupanya Pak Sirait sudah meninggal dengan kondisi bersimbah darah di lantai dan kakinya akibat keluar darah segar dari bagian anus,” jelasnya.

Menurut Binsar, memang sudah sepuluh tahun ini Pak Sirait hidup menduda setelah istrinya meninggal. Sementara empat orang anaknya tinggal di luar kota.

Kata Binsar, setiap pagi, Pak Sirait selalu sarapan lontong di depan rumahnya, dan malam harinya bermain kartu dengan mengonsumsi minuman sacset cepat saji bersama teman-temannya.

“Mungkin akibat sering bergadang dan jarang memeriksakan kesehatannya, Pak Sirait meninggal kondisi mengenaskan,” kata Binsar.

Tim identifikasi Polres Tebingtinggi yang mendapat pengaduan, melakukan visum sementara. “Tidak ditemukan bekas penganiayaan. Korban meninggal diduga karena penyakit perut menahun,” jelas Kapolres melalui Kapolsek Rambutan, AKP Sugeng WS.

Karena pihak keluarga dan serikat tolong menolong Marga Sirait tidak mau jenazah dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa, pihak kepolisian menyerahkan mayat korban kepada keluarga untuk dimakamkan secara kristiani. (ian)

Foto: Sopian/Sumut Pos Tim identifikasi Polres Tebingtinggi bersama Polsek Rambutan ketika melakukan identifikasi penemuan mayat, Kamis (7/5).
Foto: Sopian/Sumut Pos
Tim identifikasi Polres Tebingtinggi bersama Polsek Rambutan ketika melakukan identifikasi penemuan mayat, Kamis (7/5).

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Warga Jalan Gunung Arjuna Gang Keluarga Lingkungan II Kelurahan Mekar Sentosa Kota Tebingtinggi digegerkan dengan penemuan mayat duda bersimbah darah di rumahnya, Kamis pagi (7/5) sekira pukul 08.00 WIB.

Korban diketahui bernama Johansen Sirait (65), duda anak empat yang tinggal sendirian dirumah. Ia diduga meninggal karena penyakit perut menahun. Pasalnya saat ditemukan warga, korban dalam kondisi duduk di kursi plastik tidak memakai busana. Darah segar keluar dari bagian anusnya.

Saksi mata sekaligus tetangga korban, Binsar Siahaan (56) mengatakan pagi itu melihat kondisi rumah jendela masih terbuka, dan lampu listrik teras rumah menyala, dan Pintu depan terkunci rapat.

Merasa curiga, Binsar pun pergi memeriksa. “Saat saya panggil tidak ada sahutan, langsung saya lihat lewat kaca belakang rumah. Rupanya, Pak Sirait lagi terduduk di atas kursi tapi tidak menjawab panggilan beberapa kali,” terang Binsar.

Binsar pun memanggil warga lain yaitu Kepala Kelurahan Mekar Sentosa Hasbie bersama warga lainnya untuk melihat bersama-sama apa yang terjadi dengan korban.

“Kita dobrak paksa pintunya setelah izin pihak kelurahan. Rupanya Pak Sirait sudah meninggal dengan kondisi bersimbah darah di lantai dan kakinya akibat keluar darah segar dari bagian anus,” jelasnya.

Menurut Binsar, memang sudah sepuluh tahun ini Pak Sirait hidup menduda setelah istrinya meninggal. Sementara empat orang anaknya tinggal di luar kota.

Kata Binsar, setiap pagi, Pak Sirait selalu sarapan lontong di depan rumahnya, dan malam harinya bermain kartu dengan mengonsumsi minuman sacset cepat saji bersama teman-temannya.

“Mungkin akibat sering bergadang dan jarang memeriksakan kesehatannya, Pak Sirait meninggal kondisi mengenaskan,” kata Binsar.

Tim identifikasi Polres Tebingtinggi yang mendapat pengaduan, melakukan visum sementara. “Tidak ditemukan bekas penganiayaan. Korban meninggal diduga karena penyakit perut menahun,” jelas Kapolres melalui Kapolsek Rambutan, AKP Sugeng WS.

Karena pihak keluarga dan serikat tolong menolong Marga Sirait tidak mau jenazah dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa, pihak kepolisian menyerahkan mayat korban kepada keluarga untuk dimakamkan secara kristiani. (ian)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/