JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengakui hingga saat ini belum ada maskapai di Indonesia yang mencapai on time performance (OTP) atau tingkat ketepatan waktu terbang mencapai 100 persen.
“Di negara manapun juga begitu, belum ada yang OTP sampai 100 persen, entah karena masalah cuaca ataupun teknis,” kata Jonan di acara Batik Air, Hotel Kempenski, Jakarta, Senin (11/5) malam.
Namun Jonan menegaskan bahwa pemerintah terus mendorong agar para maskapai bisa mendekati OTP hingga 100 persen. Salah satu caranya melalui kebijakan-kebijakan, serta sanksi yang diberikan untuk maskapai jika melakukan pelanggaran.
Mantan Dirut PT KAI ini mengatakan, delay sebenarnya tidak jadi soal, asal demi keselamatan penumpang. Ia pun mengingatkan para maskapai untuk tidak menyepelekan alasan delay. Kalaupun delay, alasan yang dikemukakan harus masuk akal, bukan karena kesalahan teknis.
Kalau sudah begitu, ia berharap penumpang juga bisa dapat mengerti mengapa pihak maskapai menginformasikan penyebab delay. Kata Jonan, lebih baik delay daripada terbang tapi tidak ada satupun penumpang yang selamat.
“Kalau ada delay, alasannya yang benar-benar tidak bisa dihindari. Kan daripada tidak pernah sampai tujuan, lebih baik delay sedikit,” tukasnya. (chi/jpnn)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengakui hingga saat ini belum ada maskapai di Indonesia yang mencapai on time performance (OTP) atau tingkat ketepatan waktu terbang mencapai 100 persen.
“Di negara manapun juga begitu, belum ada yang OTP sampai 100 persen, entah karena masalah cuaca ataupun teknis,” kata Jonan di acara Batik Air, Hotel Kempenski, Jakarta, Senin (11/5) malam.
Namun Jonan menegaskan bahwa pemerintah terus mendorong agar para maskapai bisa mendekati OTP hingga 100 persen. Salah satu caranya melalui kebijakan-kebijakan, serta sanksi yang diberikan untuk maskapai jika melakukan pelanggaran.
Mantan Dirut PT KAI ini mengatakan, delay sebenarnya tidak jadi soal, asal demi keselamatan penumpang. Ia pun mengingatkan para maskapai untuk tidak menyepelekan alasan delay. Kalaupun delay, alasan yang dikemukakan harus masuk akal, bukan karena kesalahan teknis.
Kalau sudah begitu, ia berharap penumpang juga bisa dapat mengerti mengapa pihak maskapai menginformasikan penyebab delay. Kata Jonan, lebih baik delay daripada terbang tapi tidak ada satupun penumpang yang selamat.
“Kalau ada delay, alasannya yang benar-benar tidak bisa dihindari. Kan daripada tidak pernah sampai tujuan, lebih baik delay sedikit,” tukasnya. (chi/jpnn)