MEDAN, SUMUTPOS.CO- Peminat batu akik/mulia di Kota Medan terus meningkat. Untuk memenuhi permintaan tersebut, Mathew Gemestone pun menyediakan batu baik berupa bongkahan dan sudah dijadikan cincin dari berbagai daerah di Indonesia dan dunia.
Pemilik Mathew Gemestone, Sapta Rambe (37) mengatakan, mereka menyediakan batu yang saat ini tengah populer seperti Bacan Doko, Palamea, Majiko, Serat Kura-kura dan lainnya yang berasal dari Maluku Utara, Ternate.
Namun begitu, menurut Sapta, batu akik berasal dari Sumut tak kalah kelas dengan batu-batu dari daerah lain. Diantaranya batu jenis Pinus yang berasal dari daerah Habo, anak desa Aek Botung, Kecamatan Muara Sipongi, Mandailing Natal (Madina). Batu ini juga dikenbal dengan sebutan Bacan Madina.
“Penggunaan nama Bacan Madina ini salah, karena seharusnya kita tidak perlu ikut-ikutan dengan nama itu. Harusnya disebut saja Pirus Madina yang dapat menaikkan nama Sumut. Batu Pirus Madina itu adalah batu kelas, tapi jadi tidak berkelas gara-gara disebut Bacan Madina. Padahal di Jakarta permintaannya tinggi. Disitulah perlunya juga peran pemerintah mengangkat batu lokal,” kata Sapta saat mengikuti pameran batu mulia di Amaliun Foodcourt, Rabu (13/5) lalu.
Menurutnya, pameran batu mulia harus terus diadakan secara berkala dengan tujuan booming batu tidak sesaat tetapi kontiniu. “Pemerintah diharapkan mensupport even-even seperti ini, karena ikut mengangkat perekonomian rakyat seperti yang tidak punya kerja bisa bekerja dengan menggosok batu cincin. Juga ikut mencegah penyalahgunaan Narkoba, karena jadi tempat orang berkumpul,” harapnya.
Selain tetap mengikuti pameran batu mulia dan membuka usaha di rumahnya Jalan Menteng Raya A3A Komplek Ruko Grand Menteng Raya, Sapta juga mengirim berbagai jenis bongkahan batu ke Madura, Sulbar, Jabar, Kalteng, Pekan Baru, Babel dan Sumbar.
“Untuk pengadaannya kita punya kawan dan dikirim dari tempat lain. Kedepannya, saya akan turun langsung. Yang penting, untuk harga, kita harganya bersahabat,” ujarnya. (put/adz)