Foto: Fedrik Tarigan/Jawa Pos Angel Pieters menangis ketika memberikan penjelasan perihal kemenangannya di Indonesian Movie Awards 2015 Rabu (21/5).
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perhelatan Indonesian Movie Award (IMA)2015 yang diselenggarakan oleh stasiun TV RCTI, Senin (18/5) lalu meninggalkan kontroversi. Soundtrack Terfavorit yang dimenangkan oleh penyanyi Angel Pieters dianggap janggal.
Angel meraih penghargaan atas lagu Indonesia Bumi Kita Bersama, soundtrack film Di Balik 98, produksi MNC Pictures. Nama Angel awalnya tidak terdapat dalam nominasi, namun tiba-tiba saat malam penganugerahan, nama Angel Pieters disebut sebagai pemenang dalam kategori Soundtrack Terfavorit.
Alhasil, Angel di-bully habis-habisan di media sosial. Mendapatkan serangan bertubi-tubi Angel pun sedih. “Saya bukan orang yang gila penghargaan, kalau enggak menang, ya enggak apa-apa. Saya mau bekerja keras sendiri, kalau saya tidak pantas, ya tidak akan dapat,” ungkap Angel saat menggelar jumpa pers di gedung Annex, RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (21/5).
Lagu ‘Indonesia Negeri Kita Bersama’ merupakan ciptaan Liliana Tanoesoedibjo, istri CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo. Angel pun mengaku tahu lagu itu ciptaan bos MNC penyelenggara IMA 2015.
Selain itu, penyanyi jebolan Idola Cilik tahun 2008 ini mengatakan bahwa dia sudah dikonfirmasi oleh panitia IMA 2015 masuk nominasi sejak bulan April 2015. Tapi, sebagai pemenang, dia sama sekali tidak mengetahui mekanisme yang ada dalam IMA.
Perlu diketahui, nama-nama yang ‘sah’ masuk nominasi tersebut adalah Glenn Fredly (Tinggikan), Saint Loco (Di Balik Istana), Pongki Barata (Seluas Itu), Mahadewa (Immortal Love Song), dan juga Anggun (Fly My Eagle).
Masalah ini membuat penyanyi berusia 17 itu meluapkan emosinya dengan menangis. Angel seakan terpojokkan akibat ulah pihak penyelenggara, yaitu RCTI.
“Pihak RCTI belum bisa berikan tanggapan apapun. Preskon (press konferensi) Angel Pieters diadakan oleh SMN (manajemen Angel), bukan RCTI,” kata Media Relation Div. Corsec RCTI, Ahmad Achdan C, saat dihubungi wartawan. (mg3/jpnn)
Foto: Fedrik Tarigan/Jawa Pos Angel Pieters menangis ketika memberikan penjelasan perihal kemenangannya di Indonesian Movie Awards 2015 Rabu (21/5).
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perhelatan Indonesian Movie Award (IMA)2015 yang diselenggarakan oleh stasiun TV RCTI, Senin (18/5) lalu meninggalkan kontroversi. Soundtrack Terfavorit yang dimenangkan oleh penyanyi Angel Pieters dianggap janggal.
Angel meraih penghargaan atas lagu Indonesia Bumi Kita Bersama, soundtrack film Di Balik 98, produksi MNC Pictures. Nama Angel awalnya tidak terdapat dalam nominasi, namun tiba-tiba saat malam penganugerahan, nama Angel Pieters disebut sebagai pemenang dalam kategori Soundtrack Terfavorit.
Alhasil, Angel di-bully habis-habisan di media sosial. Mendapatkan serangan bertubi-tubi Angel pun sedih. “Saya bukan orang yang gila penghargaan, kalau enggak menang, ya enggak apa-apa. Saya mau bekerja keras sendiri, kalau saya tidak pantas, ya tidak akan dapat,” ungkap Angel saat menggelar jumpa pers di gedung Annex, RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (21/5).
Lagu ‘Indonesia Negeri Kita Bersama’ merupakan ciptaan Liliana Tanoesoedibjo, istri CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo. Angel pun mengaku tahu lagu itu ciptaan bos MNC penyelenggara IMA 2015.
Selain itu, penyanyi jebolan Idola Cilik tahun 2008 ini mengatakan bahwa dia sudah dikonfirmasi oleh panitia IMA 2015 masuk nominasi sejak bulan April 2015. Tapi, sebagai pemenang, dia sama sekali tidak mengetahui mekanisme yang ada dalam IMA.
Perlu diketahui, nama-nama yang ‘sah’ masuk nominasi tersebut adalah Glenn Fredly (Tinggikan), Saint Loco (Di Balik Istana), Pongki Barata (Seluas Itu), Mahadewa (Immortal Love Song), dan juga Anggun (Fly My Eagle).
Masalah ini membuat penyanyi berusia 17 itu meluapkan emosinya dengan menangis. Angel seakan terpojokkan akibat ulah pihak penyelenggara, yaitu RCTI.
“Pihak RCTI belum bisa berikan tanggapan apapun. Preskon (press konferensi) Angel Pieters diadakan oleh SMN (manajemen Angel), bukan RCTI,” kata Media Relation Div. Corsec RCTI, Ahmad Achdan C, saat dihubungi wartawan. (mg3/jpnn)
