29 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Beras Plastik Hanya Isu? Ini Penjelasannya

Foto: Ariesant/Radar Bekasi/JPNN Hasil masakan beras yang diduga berbahan baku plastik yang berwarna putih bersih dan menggumpal setelah menjadi nasi. Bila dipegang, terasa lembek tapi kenyal.
Foto: Ariesant/Radar Bekasi/JPNN
Hasil masakan beras yang diduga berbahan baku plastik yang berwarna putih bersih dan menggumpal setelah menjadi nasi. Bila dipegang, terasa lembek tapi kenyal.

SUMUTPOS.CO – Beberapa analis menyebutkan, peredaran beras plastik itu mungkin adalah isu palsu. Budi Santoso, pengusaha alat-alat pertanian dari Surabaya yang sudah puluhan tahun mengurusi berbagai hal tentang beras (mulai menyelep, mengepak, sampai membuat beras jelek menjadi bagus), termasuk yang meragukan kabar tersebut.
Budi mengatakan, banyak hal yang tidak logis mengenai pemberitaan beras plastik. Mulai bahan, pembuatan, hingga pemasarannya dianggap tidak masuk akal. Menurut dia, plastik tidak mungkin bisa dijadikan bahan beras. ’’Saya kira berita ini hanya untuk pengalihan isu,’’ jelas pria pemilik PT Rutan, perusahaan yang berdiri sejak 1942 itu, Jumat (22/5).
Hal tidak logis yang paling dasar, menurut Budi, adalah harga plastik jelas lebih mahal daripada beras. Padahal, beras plastik beredar dengan harga relatif murah. Hanya sekitar Rp 8 ribu per kilogram. Karena itu, tidak mungkin mencampur plastik untuk menghasilkan beras yang lebih murah. Yang seharusnya terjadi adalah beras plastik akan lebih mahal.
Tidak hanya itu, pencampuran antara ubi jalar, kentang, dan plastik tidak mungkin bisa dilakukan. Plastik tidak bisa digunakan sebagai bahan pengikat adonan. Untuk melakukannya, diperlukan bahan gelatin atau gluten dari tepung tapioka sebagai perekat.
Selain itu, sifat plastik tidak larut dalam air. Bahkan, jika dipanaskan, plastik tidak akan meleleh. Sebab, titik leleh plastik rata-rata di atas suhu 100 derajat Celsius, sedangkan titik didih air maksimal hanya 100 derajat Celsius.
Dengan demikian, tidak mungkin beras plastik bisa menjadi bubur ketika dimasak bersama air. ’’Kalau dengan minyak, masih bisa plastik itu meleleh karena bahan dasarnya sama,’’ tuturnya.
Budi menjelaskan, butir-butir putih yang selama ini dikira beras plastik sebenarnya adalah biji plastik. Benda tersebut tidak digunakan untuk bahan makanan.

Foto: Ariesant/Radar Bekasi/JPNN Hasil masakan beras yang diduga berbahan baku plastik yang berwarna putih bersih dan menggumpal setelah menjadi nasi. Bila dipegang, terasa lembek tapi kenyal.
Foto: Ariesant/Radar Bekasi/JPNN
Hasil masakan beras yang diduga berbahan baku plastik yang berwarna putih bersih dan menggumpal setelah menjadi nasi. Bila dipegang, terasa lembek tapi kenyal.

SUMUTPOS.CO – Beberapa analis menyebutkan, peredaran beras plastik itu mungkin adalah isu palsu. Budi Santoso, pengusaha alat-alat pertanian dari Surabaya yang sudah puluhan tahun mengurusi berbagai hal tentang beras (mulai menyelep, mengepak, sampai membuat beras jelek menjadi bagus), termasuk yang meragukan kabar tersebut.
Budi mengatakan, banyak hal yang tidak logis mengenai pemberitaan beras plastik. Mulai bahan, pembuatan, hingga pemasarannya dianggap tidak masuk akal. Menurut dia, plastik tidak mungkin bisa dijadikan bahan beras. ’’Saya kira berita ini hanya untuk pengalihan isu,’’ jelas pria pemilik PT Rutan, perusahaan yang berdiri sejak 1942 itu, Jumat (22/5).
Hal tidak logis yang paling dasar, menurut Budi, adalah harga plastik jelas lebih mahal daripada beras. Padahal, beras plastik beredar dengan harga relatif murah. Hanya sekitar Rp 8 ribu per kilogram. Karena itu, tidak mungkin mencampur plastik untuk menghasilkan beras yang lebih murah. Yang seharusnya terjadi adalah beras plastik akan lebih mahal.
Tidak hanya itu, pencampuran antara ubi jalar, kentang, dan plastik tidak mungkin bisa dilakukan. Plastik tidak bisa digunakan sebagai bahan pengikat adonan. Untuk melakukannya, diperlukan bahan gelatin atau gluten dari tepung tapioka sebagai perekat.
Selain itu, sifat plastik tidak larut dalam air. Bahkan, jika dipanaskan, plastik tidak akan meleleh. Sebab, titik leleh plastik rata-rata di atas suhu 100 derajat Celsius, sedangkan titik didih air maksimal hanya 100 derajat Celsius.
Dengan demikian, tidak mungkin beras plastik bisa menjadi bubur ketika dimasak bersama air. ’’Kalau dengan minyak, masih bisa plastik itu meleleh karena bahan dasarnya sama,’’ tuturnya.
Budi menjelaskan, butir-butir putih yang selama ini dikira beras plastik sebenarnya adalah biji plastik. Benda tersebut tidak digunakan untuk bahan makanan.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/