SUMUTPOS.CO – Domain situs pengawas internet Indonesia – yang bertugas menjaga keamanan data dari serangan cyber – dibajak sehingga tidak bisa diakses selama beberapa jam pada Senin (25/5/2015).
Ketua Indonesia Security Incidents Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTI), Rudi Lukmanto kepada BBC Indonesia mengatakan, gangguan ini terjadi bukan karena server mereka dibajak, melainkan karena ada pembajakan domain – yang dikenal dengan istilah DNS hijacking.
“Domain kita itu dikelola oleh pengelola domain .id yaitu Pandi. Jadi yang di-hack itu Pandi dan registran domain. Ketika pengguna mengakses domain, mereka kan akses ke sana dulu baru ke kita.”
“Jadi seolah-olah kita di-hack, padahal tidak. Kami sudah minta diperbaiki dan akan melacak siapa yang melakukannya.”
ID-SIRTII dibentuk 2007 lalu dan bertugas untuk menjaga keamanan informasi data dari serangan cyber yang menyerang web dan server internet di Indonesia.
Belum jelas siapa dan motif pembajakan tersebut, namun Rudi mengatakan pelaku bisa terancam hukuman pidana.
Data ID-SIRTII pada 2014 menyebut bahwa situs pemerintah dengan nama .go.id merupakan situs yang paling banyak diserang.
“Dari sekitar 12.000 insiden, 3.000 di antaranya menyerang pemerintah. Motifnya bermacam-macam ada yang hanya iseng saja,” tambah Rudi.
Pada kuartal III tahun 2013, Indonesia merupakan negara peringkat kedua di dunia yang menjadi sumber kejahatan cyber, kata ICT Watch. Tapi, pelaku bisa saja dari negara lain yang memanfaatkan lemahnya keamanan jaringan komputer di Indonesia.
Rudi mengatakan sangat sulit untuk menangkap pelaku karena mereka hanya bisa melacak IP address atau lokasinya. “Kita tidak bisa tahu pengguna terakhir, kita cuma bisa melacak IP address. Kecuali kita ambil komputernya dan uji forensik. Ada beberapa kasus yang ditangkap karena uji forensik itu.”
Pembajakan terhadap domain ID-SIRTII disebut sebagai yang pertama, klaim Rudi. (BBC)
SUMUTPOS.CO – Domain situs pengawas internet Indonesia – yang bertugas menjaga keamanan data dari serangan cyber – dibajak sehingga tidak bisa diakses selama beberapa jam pada Senin (25/5/2015).
Ketua Indonesia Security Incidents Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTI), Rudi Lukmanto kepada BBC Indonesia mengatakan, gangguan ini terjadi bukan karena server mereka dibajak, melainkan karena ada pembajakan domain – yang dikenal dengan istilah DNS hijacking.
“Domain kita itu dikelola oleh pengelola domain .id yaitu Pandi. Jadi yang di-hack itu Pandi dan registran domain. Ketika pengguna mengakses domain, mereka kan akses ke sana dulu baru ke kita.”
“Jadi seolah-olah kita di-hack, padahal tidak. Kami sudah minta diperbaiki dan akan melacak siapa yang melakukannya.”
ID-SIRTII dibentuk 2007 lalu dan bertugas untuk menjaga keamanan informasi data dari serangan cyber yang menyerang web dan server internet di Indonesia.
Belum jelas siapa dan motif pembajakan tersebut, namun Rudi mengatakan pelaku bisa terancam hukuman pidana.
Data ID-SIRTII pada 2014 menyebut bahwa situs pemerintah dengan nama .go.id merupakan situs yang paling banyak diserang.
“Dari sekitar 12.000 insiden, 3.000 di antaranya menyerang pemerintah. Motifnya bermacam-macam ada yang hanya iseng saja,” tambah Rudi.
Pada kuartal III tahun 2013, Indonesia merupakan negara peringkat kedua di dunia yang menjadi sumber kejahatan cyber, kata ICT Watch. Tapi, pelaku bisa saja dari negara lain yang memanfaatkan lemahnya keamanan jaringan komputer di Indonesia.
Rudi mengatakan sangat sulit untuk menangkap pelaku karena mereka hanya bisa melacak IP address atau lokasinya. “Kita tidak bisa tahu pengguna terakhir, kita cuma bisa melacak IP address. Kecuali kita ambil komputernya dan uji forensik. Ada beberapa kasus yang ditangkap karena uji forensik itu.”
Pembajakan terhadap domain ID-SIRTII disebut sebagai yang pertama, klaim Rudi. (BBC)