MEDAN, SUMUTPOS.CO- Hari-hari bagi pria yang memiliki tato saat ini, khususnya yang sering mangkal di terminal. Pasalnya, Poldasu akan memburu para pria bertato yang dianggap sebagai preman.
Perburuan ini mengingat, dari hasil pemetaan yang telah dilakukan Poldasu, Medan akan menjadi sasaran utama. Hal ini mengingat Medan termasuk kota besar dengan jumlah penduduk yang juga cukup besar. “Kegiatan kita ini meliputi hampir semua aspek berkaitan. Termasuk pungli dengan mengutip retribusi parkir di atas tarif seharusnya dan juga soal bajing loncat,” tegas Direktur Ditreskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Dul Alim.
Lebih lanjut, Perwira Polisi berpangkat 3 melati di pundaknya itu menyebut, dalam kegiatan itu pihaknya menarget semua kawasan yang mengundang kerawanan gangguan kamtibmas. “Kegiatan ini merupakan bagian dari 100 hari kerja Kapolri, yakni memberantas premanisme. Selain itu, kegiatan itu juga dalam rangka menciptakan situasi aman dan kondusif, menjelang bulan suci Ramadan,” tegasnya lagi.
Dalam perburuan pria bertato ini, Subdit III/Jahtanras Ditreskrimum Polda lebih dulu mengamankan belasan pria bertato dari kawasan Simpang Kantor, Belawan, Kamis (28/5) siang. Begitu juga dengan puluhan pria yang tidak memiliki kartu identitas, juga diboyong ke Mapolda Sumut, bersama belasan pria tersebut. “Indikasi bertato ini, merupakan dari bentuk yang menyeramkan,” tambah Kombes Pol Dul.
Dul Alim menyebut kalau 54 orang yang terjaring operasi, akan didata serta dibina, untuk selanjutnya dipulangkan. Namun, pada pendataan itu disebutnya, pihaknya akan memeriksa keterlibatan mereka yang terjaring itu, dalam tindak kriminal yang pernah terjadi. Bila terbukti, disebut Dul Alim kalau pihaknya akan menindak sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Disebutnya, pihaknya menargetkan masyarakat di Sumatera Utara dapat menjalankan ibadah di bulan Ramadan, dengan aman dan nyaman. Oleh karena itu, pihaknya melakukan penindakan dari hal-hal yang dapat mengancam situasi
Sementara itu, para pria yang ditangkap itu saat diwawancarai mengaku tidak tahu dasar mereka ditangkap. Mereka mengaku ditangkap saat duduk di pinggir jalan di kawasan Simpang Kantor, Belawan. Namun, mereka mengaku tidak memiliki pekerjaan tetap, sehingga mereka mengaku kerap menjadi pengamen, juru parkir dan sopir serap angkutan umum. (ain/ila)