MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah korban tewas dari kecelakaan pesawat Hercules C-130 di Medan mencapai lebih dari 140 orang, Rabu (1/7). Petugas di Posko Kecelakaan Polda Sumatra Utara, Kompol A. Tarigan mengatakan, sebanyak 141 jenazah telah ditemukan di puing-puing di daerah perumahan tempat pesawat Hercules C-130 jatuh setelah lepas landas, Selasa.
Pihak Angkatan Udara mengatakan ada 122 orang di pesawat termasuk personel militer dan keluarga mereka.
Jatuhnya pesawat tersebut, yang telah dipakai sejak 1964, terjadi hanya dua menit setelah lepas landas dari pangkalan udara Soewondo di Medan. Para saksi mengatakan pesawat tampak meledak tak lama sebelum menghantam rumah-rumah dan sebuah hotel.
Asap hitam membubung dari puing-puing pesawat, dan warga yang berkerumun awalnya menghalangi layanan darurat.
“Kami telah menggunakan peralatan berat untuk membersihkan puing-puing pesawat,” ujar Romali, kepala Badan SAR Medan.
“Kami masih mengevakuasi jenazah dari puing-puing dan kami harap dapat menyelesaikan operasi malam ini.”
Daftar yang tersedia menunjukkan ada 50 orang di pesawat yang akan terbang dari Medan ke Kepulauan Natuna itu, menurut Kapolda Sumatra Utara Irjen Pol. Eko Hadi Sutedjo, namun jumlah sebenarnya lebih dari itu. Pesawat sebelumnya terbang dari Jakarta dan berhenti di dua lokasi sebelum tiba di Medan.
Pilot dilaporkan memberitahukan menara pengawas bahwa pesawat akan kembali karena masalah mesin.
“Pesawat melintas beberapa kali di atas, sangat rendah,” ujar Elfrida Efi, resepsionis di Hotel Golden Eleven.
“Lalu ada api dan asap hitam. Ketiga kalinya melintas pesawat jatuh ke atap hotel dan langsung meledak,” ujarnya lewat telepon.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah korban tewas dari kecelakaan pesawat Hercules C-130 di Medan mencapai lebih dari 140 orang, Rabu (1/7). Petugas di Posko Kecelakaan Polda Sumatra Utara, Kompol A. Tarigan mengatakan, sebanyak 141 jenazah telah ditemukan di puing-puing di daerah perumahan tempat pesawat Hercules C-130 jatuh setelah lepas landas, Selasa.
Pihak Angkatan Udara mengatakan ada 122 orang di pesawat termasuk personel militer dan keluarga mereka.
Jatuhnya pesawat tersebut, yang telah dipakai sejak 1964, terjadi hanya dua menit setelah lepas landas dari pangkalan udara Soewondo di Medan. Para saksi mengatakan pesawat tampak meledak tak lama sebelum menghantam rumah-rumah dan sebuah hotel.
Asap hitam membubung dari puing-puing pesawat, dan warga yang berkerumun awalnya menghalangi layanan darurat.
“Kami telah menggunakan peralatan berat untuk membersihkan puing-puing pesawat,” ujar Romali, kepala Badan SAR Medan.
“Kami masih mengevakuasi jenazah dari puing-puing dan kami harap dapat menyelesaikan operasi malam ini.”
Daftar yang tersedia menunjukkan ada 50 orang di pesawat yang akan terbang dari Medan ke Kepulauan Natuna itu, menurut Kapolda Sumatra Utara Irjen Pol. Eko Hadi Sutedjo, namun jumlah sebenarnya lebih dari itu. Pesawat sebelumnya terbang dari Jakarta dan berhenti di dua lokasi sebelum tiba di Medan.
Pilot dilaporkan memberitahukan menara pengawas bahwa pesawat akan kembali karena masalah mesin.