JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Anggota Komisi V DPR Nizar Zahro seakan tak percaya insiden kebakaran di JW Lounge Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng sampai mengganggu sistem check-in dan navigasi bandara tersibuk Indonesia itu.
Menurut Nizar, penundaan (delay) 30 penerbangan di Soetta seharusnya tidak terjadi kalau otoritas bandara dan Angkasa Pura II memiliki sistem yang baik dalam menghadapi terjadinya dampak kebakaran, seperti tidak berfungsi optimalnya aliran listrik hingga menggangu proses check-in atau yang lebih parah berdampak pada sistem navigasi.
“Tanggung jawab manajemen PT Angkasa Pura II dalam menghadapi kebakaran yang terjadi kemarin, tidak siap. Padahal Bandara Soetta ini bandara yang paling vital dan paling canggih sistemnya. Kalau manajemen krisis tidak siap ini akan merugikan penumpang,” kata Nizar di gedung DPR Jakarta, Senin (6/7).
Politikus Gerindra ini menyebutkan semua pengelola bandara harus memiliki SOP penanganan krisis dalam menghadapi berbagai ancaman, termasuk kebakaran. Pihak bandara harus mengupayakan dampak dari kebakaran tersebut tidak berkepanjangan dan tidak merugikan penumpang.
“Penanganan penumpang harus diutamakan. Laporan yang kami terima ada 30 penerbangan yang ditunda di Soetta dan kami meminta dilakukan audit investigatif kepada semua penyewa di bandara. Kalau tidak memenuhi standart yang telah di tentukan wajib ditutup agar keamanan dan kenyamanan penumpang bandara terjamin dengan baik,” pungkasnya.(fat/jpnn)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Anggota Komisi V DPR Nizar Zahro seakan tak percaya insiden kebakaran di JW Lounge Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng sampai mengganggu sistem check-in dan navigasi bandara tersibuk Indonesia itu.
Menurut Nizar, penundaan (delay) 30 penerbangan di Soetta seharusnya tidak terjadi kalau otoritas bandara dan Angkasa Pura II memiliki sistem yang baik dalam menghadapi terjadinya dampak kebakaran, seperti tidak berfungsi optimalnya aliran listrik hingga menggangu proses check-in atau yang lebih parah berdampak pada sistem navigasi.
“Tanggung jawab manajemen PT Angkasa Pura II dalam menghadapi kebakaran yang terjadi kemarin, tidak siap. Padahal Bandara Soetta ini bandara yang paling vital dan paling canggih sistemnya. Kalau manajemen krisis tidak siap ini akan merugikan penumpang,” kata Nizar di gedung DPR Jakarta, Senin (6/7).
Politikus Gerindra ini menyebutkan semua pengelola bandara harus memiliki SOP penanganan krisis dalam menghadapi berbagai ancaman, termasuk kebakaran. Pihak bandara harus mengupayakan dampak dari kebakaran tersebut tidak berkepanjangan dan tidak merugikan penumpang.
“Penanganan penumpang harus diutamakan. Laporan yang kami terima ada 30 penerbangan yang ditunda di Soetta dan kami meminta dilakukan audit investigatif kepada semua penyewa di bandara. Kalau tidak memenuhi standart yang telah di tentukan wajib ditutup agar keamanan dan kenyamanan penumpang bandara terjamin dengan baik,” pungkasnya.(fat/jpnn)