26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

BI Rate Ditahan Lagi 6,75 Persen

Nasabah Harus Pantau SBDK

JAKARTA –Bank Indonesia (BI) kembali menahan BI Rate di level 6,75 persen. Keputusan ini diambil untuk menjaga peningkatan perekonomian. Di tengah ekses likuiditas yang tinggi karena aliran modal asing.

Demikian disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Darmin Nasution dalam jumpa pers di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (12/7). “Inflasi di triwulan II masih terkendali. Secara tahunan inflasi turun menjadi 5,4 persen. Bahan pangan mencatat deflasi. Ke depan inflasi tetap terkendali diperkirakan lebih rendah dari perkiraan semula,” tutur Darmin.

Menurut Darmin, inflasi bisa lebih rendah dari target tahun ini jika pemerintah tidak mengambil kebijakan kenaikan harga BBM, serta terus menjaga ketersediaan pasokan bahan pangan.
“Di 2011 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,3-6,8 persen. Ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang bagus. Selain itu Neraca Pembayaran Indonesia juga masih surplus tahun ini dengan meningkatnya impor serta aliran modal asing,” kata Darmin.

Sementara itu, BI juga mengimbau nasabah untuk memperhatikan besaran Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang diumumkan tiap tiga bulan oleh bank.  Preferensi nasabah bakal membantu terciptanya kompetisi bank yang makin sehat dan berdampak positif pada penurunan suku bunga kredit.

Sejak Maret, bank-bank telah diwajibkan mengumumkan SDBK melalui website dan konter-konter bank. “Saya takut tidak banyak juga masyarakat luas yang mengunjungi website-website bank itu. Kalaupun ingin tahu, ke bank dan butuh waktu yang tidak cepat,” kata dia.

Ia mengatakan, pihaknya bakal meneliti sejauh mana masyarakat memanfaatkan informasi SBDK tersebut.  “Semakin ada persaingan karena keterbukaan yang lebih bagus, kita berharap pada peningkatan efisiensi industri perbankan nasional,” katanya. (sof/jpnn)

Nasabah Harus Pantau SBDK

JAKARTA –Bank Indonesia (BI) kembali menahan BI Rate di level 6,75 persen. Keputusan ini diambil untuk menjaga peningkatan perekonomian. Di tengah ekses likuiditas yang tinggi karena aliran modal asing.

Demikian disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Darmin Nasution dalam jumpa pers di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (12/7). “Inflasi di triwulan II masih terkendali. Secara tahunan inflasi turun menjadi 5,4 persen. Bahan pangan mencatat deflasi. Ke depan inflasi tetap terkendali diperkirakan lebih rendah dari perkiraan semula,” tutur Darmin.

Menurut Darmin, inflasi bisa lebih rendah dari target tahun ini jika pemerintah tidak mengambil kebijakan kenaikan harga BBM, serta terus menjaga ketersediaan pasokan bahan pangan.
“Di 2011 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,3-6,8 persen. Ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang bagus. Selain itu Neraca Pembayaran Indonesia juga masih surplus tahun ini dengan meningkatnya impor serta aliran modal asing,” kata Darmin.

Sementara itu, BI juga mengimbau nasabah untuk memperhatikan besaran Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang diumumkan tiap tiga bulan oleh bank.  Preferensi nasabah bakal membantu terciptanya kompetisi bank yang makin sehat dan berdampak positif pada penurunan suku bunga kredit.

Sejak Maret, bank-bank telah diwajibkan mengumumkan SDBK melalui website dan konter-konter bank. “Saya takut tidak banyak juga masyarakat luas yang mengunjungi website-website bank itu. Kalaupun ingin tahu, ke bank dan butuh waktu yang tidak cepat,” kata dia.

Ia mengatakan, pihaknya bakal meneliti sejauh mana masyarakat memanfaatkan informasi SBDK tersebut.  “Semakin ada persaingan karena keterbukaan yang lebih bagus, kita berharap pada peningkatan efisiensi industri perbankan nasional,” katanya. (sof/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/