29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tujuh Tewas Tertimbun, Longsor Sidimpuan jadi Tontonan

Foto: Oryza Pasaribu/Metro Tabagsel/JPNN Puluhan warga melihat lokasi kejadian rumah yang tertimbun longsor dan memakan korban jiwa di Lingkungan IV Silayanglayang, Kelurahan Wek II, Psp Utara Kota Psp, Sumut, Selasa (28/7).
Foto: Oryza Pasaribu/Metro Tabagsel/JPNN
Puluhan warga melihat lokasi kejadian rumah yang tertimbun longsor dan memakan korban jiwa di Lingkungan IV Silayanglayang, Kelurahan Wek II, Psp Utara Kota Psp, Sumut, Selasa (28/7).

SIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO – Longsor yang menimbun satu rumah dan menyebabkan 7 orang tewas dan 3 selamat dalam kondisi luka di Silayanglayang, Padangsidempuan (Psp) Utara, Kota Psp, masih terus dipadati warga. Lokasi itu jadi tontonan pengunjung yang penasaran. Namun untuk menjaga agar tidak terjadi hal-hal yan diinginkan, warga diminta untuk ekstra berhati-hati. Terlebih bagi warga yang mendiami rumah di sekitar lokasi.

“Saya melihat kondisi lokasi kejadian sampai saat ini masih sangat rawan, apalagi tanah yang ada sudah tidak ada penahannya. Bisa-bisa dapat terjadi hal yang sama. Makanya saya tetap mengimbau kepada warga sekitar untuk selalu waspada dan berhati-hati,” ungkap Komandan Kodim 0212/TS Lektol Inf Uyat Harahap saat menghadiri proses pemakamam 6 jenazah di pekuburan Silayang-layang, Selasa (28/7) kemarin.

Dandim menegaskan, melihat padatnya penduduk dan pemukiman yang berada di sekitar lokasi kejadian ditambah struktur dan konstruksi bangunan yang beragam. Ia mewanti-wanti untuk tidak lagi terjadi hal yang sama.

“Selain pemukiman warga yang padat dan kontur tempat yang berbukit dan berada di pinggiran aliran sungai, tidak menutup kemungkinan akan terjadi hal yang sama. Yang utama kuncinya, struktur bangunan harus kuat dan harus ada penyanggahnya,” tegas pria yang sempat menitikkan air mata saat mendapatkan korban Aisyah masih dalam keadaan hidup setelah sempat tertimbun selama 10 jam.

Dandim juga berencana akan berkordinasi dengan pihak pemerintah setempat untuk melakukan sosialisasi kepada warga sekitar untuk peduli kepada lingkungannya. Sebab menurutnya, faktor utama terjadinya musibah tersebut, selain dikarenakan alam, juga kurangnya rasa kepedulian terhadap lingkungan.

“Apalagi yang bertempat tinggal di pinggiran sungai. Memang kita tidak bisa melarangnya, namun paling tidak harus peduli dengan lingkungan sekitarnya,” ungkapnya dan siap akan melakukan penanaman pohon guna penghijauan di sekitar daerah tersebut.

Hal yang sama juga diakui oleh Dahyar Nasution, Lurah Wek II ini juga sudah berkordinasi dengan pihak Pemko melalui dinas PU untuk secepatnya melakukan perbaikan dan membangun kembali bagian dinding penahan tanah yang rubuh.

“Kita sudah kordinasikan langsung masalah itu ke dinas PU, mudah-muadahan secepatnya dilakukan jangan sampai ada lagi yang menajdi korban baru dikerjakan,” tukasnya dan berharap dikerjakan secepatnya.

Terpisah, musibah itu mengundang simpati. Sejumlah warga turun ke jalan untuk mengumpulkan bantuan dalam bentuk sumbangan dari warga yang melintas, Selasa (28/7) kemarin. Mereka juga membawa poster yang bertuliskan ‘Mohon Bantuan Korban Longsor Silayanglayang’.

Warga mengaku, aksi simpati tersebut atas inisiatif mereka dibawah kordinasi lurah setempat. Aksi tersebut tampak disejumlah persimpangan jalan, seperti di depan Poslantas Kota Psp, Simpang Jalan Sitombol, Simpang Sentral Losmen dan Simpang IKIP Jalan Sudirman Kota Psp.

“Ini bukti rasa simpati dan sosial kami, karena musibah ini bukan hanya duka korban saja, tapi juga duka kami selaku warga sekitar dan Kota Padangsdimpuan,” ungkap sejumlah warga sambil menyodorkan kotk sumbangan kepada setiap pengendara yang melintas.

Hal yang sama juga diakui oleh Dahyar Nasution, Lurah Wek II ini mengaku aksi simpati yang dilakukan warganya tersebut murni untuk membantu keluarga korban yang tertimpa musibah. “Ini murni inisiatif warga dan tentunya ada yang mengkordinirnya. Dari sumbangan dan bantuan yang terkumpul juga akan diserahkan langsung kepada masing-masing keluarga korban,” terangnya.

Dahyar juga menegaskan, selain membantu seluruh proses pemakaman dan kebutuhan lainnya. Mereka juga akan memberikan bantuan yang terkumpul nantinya untuk dapat digunakan keluarga korban menutupi keperluannya. “Seperti kondisi rumah korban yang rusak dan perlu perbaikan begitu juga dengan kebutuhan dan keperluan lainnya. Semoga apa yang kami berikan nantinya dapat dan cukup membantu keluarga korban,” tukasnya.(yza-smg/trg)

Foto: Oryza Pasaribu/Metro Tabagsel/JPNN Puluhan warga melihat lokasi kejadian rumah yang tertimbun longsor dan memakan korban jiwa di Lingkungan IV Silayanglayang, Kelurahan Wek II, Psp Utara Kota Psp, Sumut, Selasa (28/7).
Foto: Oryza Pasaribu/Metro Tabagsel/JPNN
Puluhan warga melihat lokasi kejadian rumah yang tertimbun longsor dan memakan korban jiwa di Lingkungan IV Silayanglayang, Kelurahan Wek II, Psp Utara Kota Psp, Sumut, Selasa (28/7).

SIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO – Longsor yang menimbun satu rumah dan menyebabkan 7 orang tewas dan 3 selamat dalam kondisi luka di Silayanglayang, Padangsidempuan (Psp) Utara, Kota Psp, masih terus dipadati warga. Lokasi itu jadi tontonan pengunjung yang penasaran. Namun untuk menjaga agar tidak terjadi hal-hal yan diinginkan, warga diminta untuk ekstra berhati-hati. Terlebih bagi warga yang mendiami rumah di sekitar lokasi.

“Saya melihat kondisi lokasi kejadian sampai saat ini masih sangat rawan, apalagi tanah yang ada sudah tidak ada penahannya. Bisa-bisa dapat terjadi hal yang sama. Makanya saya tetap mengimbau kepada warga sekitar untuk selalu waspada dan berhati-hati,” ungkap Komandan Kodim 0212/TS Lektol Inf Uyat Harahap saat menghadiri proses pemakamam 6 jenazah di pekuburan Silayang-layang, Selasa (28/7) kemarin.

Dandim menegaskan, melihat padatnya penduduk dan pemukiman yang berada di sekitar lokasi kejadian ditambah struktur dan konstruksi bangunan yang beragam. Ia mewanti-wanti untuk tidak lagi terjadi hal yang sama.

“Selain pemukiman warga yang padat dan kontur tempat yang berbukit dan berada di pinggiran aliran sungai, tidak menutup kemungkinan akan terjadi hal yang sama. Yang utama kuncinya, struktur bangunan harus kuat dan harus ada penyanggahnya,” tegas pria yang sempat menitikkan air mata saat mendapatkan korban Aisyah masih dalam keadaan hidup setelah sempat tertimbun selama 10 jam.

Dandim juga berencana akan berkordinasi dengan pihak pemerintah setempat untuk melakukan sosialisasi kepada warga sekitar untuk peduli kepada lingkungannya. Sebab menurutnya, faktor utama terjadinya musibah tersebut, selain dikarenakan alam, juga kurangnya rasa kepedulian terhadap lingkungan.

“Apalagi yang bertempat tinggal di pinggiran sungai. Memang kita tidak bisa melarangnya, namun paling tidak harus peduli dengan lingkungan sekitarnya,” ungkapnya dan siap akan melakukan penanaman pohon guna penghijauan di sekitar daerah tersebut.

Hal yang sama juga diakui oleh Dahyar Nasution, Lurah Wek II ini juga sudah berkordinasi dengan pihak Pemko melalui dinas PU untuk secepatnya melakukan perbaikan dan membangun kembali bagian dinding penahan tanah yang rubuh.

“Kita sudah kordinasikan langsung masalah itu ke dinas PU, mudah-muadahan secepatnya dilakukan jangan sampai ada lagi yang menajdi korban baru dikerjakan,” tukasnya dan berharap dikerjakan secepatnya.

Terpisah, musibah itu mengundang simpati. Sejumlah warga turun ke jalan untuk mengumpulkan bantuan dalam bentuk sumbangan dari warga yang melintas, Selasa (28/7) kemarin. Mereka juga membawa poster yang bertuliskan ‘Mohon Bantuan Korban Longsor Silayanglayang’.

Warga mengaku, aksi simpati tersebut atas inisiatif mereka dibawah kordinasi lurah setempat. Aksi tersebut tampak disejumlah persimpangan jalan, seperti di depan Poslantas Kota Psp, Simpang Jalan Sitombol, Simpang Sentral Losmen dan Simpang IKIP Jalan Sudirman Kota Psp.

“Ini bukti rasa simpati dan sosial kami, karena musibah ini bukan hanya duka korban saja, tapi juga duka kami selaku warga sekitar dan Kota Padangsdimpuan,” ungkap sejumlah warga sambil menyodorkan kotk sumbangan kepada setiap pengendara yang melintas.

Hal yang sama juga diakui oleh Dahyar Nasution, Lurah Wek II ini mengaku aksi simpati yang dilakukan warganya tersebut murni untuk membantu keluarga korban yang tertimpa musibah. “Ini murni inisiatif warga dan tentunya ada yang mengkordinirnya. Dari sumbangan dan bantuan yang terkumpul juga akan diserahkan langsung kepada masing-masing keluarga korban,” terangnya.

Dahyar juga menegaskan, selain membantu seluruh proses pemakaman dan kebutuhan lainnya. Mereka juga akan memberikan bantuan yang terkumpul nantinya untuk dapat digunakan keluarga korban menutupi keperluannya. “Seperti kondisi rumah korban yang rusak dan perlu perbaikan begitu juga dengan kebutuhan dan keperluan lainnya. Semoga apa yang kami berikan nantinya dapat dan cukup membantu keluarga korban,” tukasnya.(yza-smg/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/