26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kisah Suami yang Selalu Dijepit di Ketiak Sang Istri Hingga Pingsan

Buku Nikah
Buku Nikah

SUMUTPOS.CO- PERNAH melihat Pretty Asmara? Segemuk itulah tubuh Sephia, 39, istri Donwori, 40 (keduanya nama samaran).

Saking beratnya beban tubuh yang ditanggung Sephia, Donwori enggan berjalan dengan istrinya itu. Alasannya sepele. Kalau marah, Sephia bakal menjepitnya di ketiak hingga pingsan. Karena kerap menjadi korban KDRT sang suami pun menggugat cerai istrinya.

Meski punya ukuran badan superjumbo, Sephia adalah orang yang percaya diri.

Bukan hanya ukuran badannya, cara dia berdandan juga sangat menonjol. Make up-nya menor dengan bibir tampak menonjol oleh lipstik merah merona.

Sephia pun menjadi pusat perhatian saat berada di Pengadilan Agama Surabaya.

“Papa sudah lama?” tanya Sephia kepada Donwori di depan pintu ruang sidang pengadilan.

“15 Menit lalu,” kata Donwori. Sang memilih menjauhi Sephia dan duduk sendirian di samping pintu masuk. Melihat ulah suaminya yang ketakutan, Sephia mencoba memeluk Donwori. Tetapi, Donwori langsung menjauh.

Ya, keberadaannya mereka di Pengadilan Agama adalah untuk proses percerainnya. Pasalanya, Donwori tak kuat dengan kelakuan Sephia.

Bapak satu anak tersebut memang terlihat takut dan trauma melihat Sephia. Maklum, wajah Sephia garang dan menakutkan. Dia terkesan judes dan jahat. Tetapi, setelah Donwori pergi meninggalkanya, dia menangis tersedu­sedu. Oeeek…oekkk…

Beberapa pengunjung di PA heran dengan sikap wanita galak yang tiba-­tiba menangis tersebut. Salah satu pengunjung PA memberikan

selembar tisu untuk menghapus air mata Sephia yang mengalir deras di pipi hingga menyapu blush-on menornya. Efeknya sudah bisa dibayangkankan. Wajah Sephia jadi belepotan make-up yang amburadul. Kendati demikian, dia tetap pede dan menangis kian histeris.

Supaya tidak terjadi keributan dan tidak merusak suasana di PA, beberapa pegawai PA membawa Sephia ke ruang mediasi. ”Air mata buaya. Saya sudah tidak percaya dengan tangisan istri,” kata Donwori dengan nada kesal saat mengomentari polah Sephia.

Menurut pria yang bekerja sebagai sopir taksi tersebut, sudah berkali­kali Sephia menangis di depan umum dan meminta maaf kepadanya. Namun, berkali­kali pula tangisan itu hanya sementara dan tidak ada perubahan sikap pada istrinya tersebut. ”Istri saya itu aneh. Kalau pas marah, saya suka dikempit (dijepit di ketiak) di depan umum. Pokoknya bikin malu,” katanya.

Padahal, kemarahan Sephia tidak disebabkan Donwori. Misalnya, ketika kesal saat melihat wanita cantik di depannya atau mendengar omongan tidak enak, Sephia marah, lalu me­ ngempit Donwori di pahanya yang superbesar itu.

Karena tubuhnya cukup kecil, tentu saja Donwori tidak bisa melawan, bahkan pasrah. ”Setelah saya pingsan, istri minta maaf dan menyem­ bah­nyembah di kaki saya,” ungkap pria asal Wonokusumo tersebut.

Donwori pun berusaha memaafkan Sephia dan melupakannya. Alasannya, ya tentu ingin menyelamatkan biduk rumah tangga serta kasihan pada dua anaknya. Supaya istrinya tobat, dia sering mengancam supaya istrinya tidak lagi mengempitnya ketika marah.

Eh ndilalah, sampai sekarang, dia tidak pernah tobat. Tambah nemen kelakuane ngempit aku,” ujarnya, kemudian masuk ke ruang mediasi PA kemarin. (*/c1/opi)

Buku Nikah
Buku Nikah

SUMUTPOS.CO- PERNAH melihat Pretty Asmara? Segemuk itulah tubuh Sephia, 39, istri Donwori, 40 (keduanya nama samaran).

Saking beratnya beban tubuh yang ditanggung Sephia, Donwori enggan berjalan dengan istrinya itu. Alasannya sepele. Kalau marah, Sephia bakal menjepitnya di ketiak hingga pingsan. Karena kerap menjadi korban KDRT sang suami pun menggugat cerai istrinya.

Meski punya ukuran badan superjumbo, Sephia adalah orang yang percaya diri.

Bukan hanya ukuran badannya, cara dia berdandan juga sangat menonjol. Make up-nya menor dengan bibir tampak menonjol oleh lipstik merah merona.

Sephia pun menjadi pusat perhatian saat berada di Pengadilan Agama Surabaya.

“Papa sudah lama?” tanya Sephia kepada Donwori di depan pintu ruang sidang pengadilan.

“15 Menit lalu,” kata Donwori. Sang memilih menjauhi Sephia dan duduk sendirian di samping pintu masuk. Melihat ulah suaminya yang ketakutan, Sephia mencoba memeluk Donwori. Tetapi, Donwori langsung menjauh.

Ya, keberadaannya mereka di Pengadilan Agama adalah untuk proses percerainnya. Pasalanya, Donwori tak kuat dengan kelakuan Sephia.

Bapak satu anak tersebut memang terlihat takut dan trauma melihat Sephia. Maklum, wajah Sephia garang dan menakutkan. Dia terkesan judes dan jahat. Tetapi, setelah Donwori pergi meninggalkanya, dia menangis tersedu­sedu. Oeeek…oekkk…

Beberapa pengunjung di PA heran dengan sikap wanita galak yang tiba-­tiba menangis tersebut. Salah satu pengunjung PA memberikan

selembar tisu untuk menghapus air mata Sephia yang mengalir deras di pipi hingga menyapu blush-on menornya. Efeknya sudah bisa dibayangkankan. Wajah Sephia jadi belepotan make-up yang amburadul. Kendati demikian, dia tetap pede dan menangis kian histeris.

Supaya tidak terjadi keributan dan tidak merusak suasana di PA, beberapa pegawai PA membawa Sephia ke ruang mediasi. ”Air mata buaya. Saya sudah tidak percaya dengan tangisan istri,” kata Donwori dengan nada kesal saat mengomentari polah Sephia.

Menurut pria yang bekerja sebagai sopir taksi tersebut, sudah berkali­kali Sephia menangis di depan umum dan meminta maaf kepadanya. Namun, berkali­kali pula tangisan itu hanya sementara dan tidak ada perubahan sikap pada istrinya tersebut. ”Istri saya itu aneh. Kalau pas marah, saya suka dikempit (dijepit di ketiak) di depan umum. Pokoknya bikin malu,” katanya.

Padahal, kemarahan Sephia tidak disebabkan Donwori. Misalnya, ketika kesal saat melihat wanita cantik di depannya atau mendengar omongan tidak enak, Sephia marah, lalu me­ ngempit Donwori di pahanya yang superbesar itu.

Karena tubuhnya cukup kecil, tentu saja Donwori tidak bisa melawan, bahkan pasrah. ”Setelah saya pingsan, istri minta maaf dan menyem­ bah­nyembah di kaki saya,” ungkap pria asal Wonokusumo tersebut.

Donwori pun berusaha memaafkan Sephia dan melupakannya. Alasannya, ya tentu ingin menyelamatkan biduk rumah tangga serta kasihan pada dua anaknya. Supaya istrinya tobat, dia sering mengancam supaya istrinya tidak lagi mengempitnya ketika marah.

Eh ndilalah, sampai sekarang, dia tidak pernah tobat. Tambah nemen kelakuane ngempit aku,” ujarnya, kemudian masuk ke ruang mediasi PA kemarin. (*/c1/opi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/