KABANJAHE, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung masih bergejolak, warga gereja se-Taneh Karo menggelar Doa Massal. Acara ini akan digelar pada 3 Oktober 2015 di Stadion Samura Kabanjahe.
“Ini akan dilakukan semua gereja sebagai satu tubuh Kristus,” kata Pdt. Remedi Perangin-angin didampingi Ketua PHT Karo Pdt. Sadrah Brahmana dan Ketua BKAG Karo Pdt. Andi Sastra Ginting serta Ketua Panitia Pdt. P. Barasa kepada wartawan, Rabu (12/8) usai rapat bersama tokoh Kristen di Gereja GIKI Jl. Perwira 5, Kabanjahe.
Kata Remedi, Taneh Karo sedang mengalami krisis multi dimensi baik secara ekonomi, sosial budaya, politik dan keamanan yang tampak dari berbagai gejala seperti munculnya lalat buah, meningkatnya penderita kecanduan narkoba dan HIV/ Aid, perbuatan amoral, perjudian, tindakan kriminal, mentalitas masyarakat yang korup, dan terakhir erupsi Gunung Sinabung membahayakan kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Krisis multi dimensi ini menyebabkan masyarakat di Tanah Karo hidup dalam keterpurukan yang belum pernah dialami sejak Kemerdekaan Indonesia.
“Doa bersama ini sebagai salah satu solusi untuk suara pertobatan. Kami berkeyakinan, pendekatan secara jasmani atau pendekatan secara organisasi kelembagaan tidak akan mampu menghilangkan krisis multidimensi di Taneh Karo. Penanggulan krisis ini hanya dapat dilakukan melalui pendekatan rohani,” tutur Pdt. Remedi Perangin-angin.
Panitia mengajak seluruh poendeta pelayan, pekerja, pengurus, dari hamba Tuhan dari semua merek gereja se Taneh Karo bergabung bersama-sama melaksanakan acara ini agar terjadi pemulihan bagi Taneh Karo Simalem. (cr-5)
KABANJAHE, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung masih bergejolak, warga gereja se-Taneh Karo menggelar Doa Massal. Acara ini akan digelar pada 3 Oktober 2015 di Stadion Samura Kabanjahe.
“Ini akan dilakukan semua gereja sebagai satu tubuh Kristus,” kata Pdt. Remedi Perangin-angin didampingi Ketua PHT Karo Pdt. Sadrah Brahmana dan Ketua BKAG Karo Pdt. Andi Sastra Ginting serta Ketua Panitia Pdt. P. Barasa kepada wartawan, Rabu (12/8) usai rapat bersama tokoh Kristen di Gereja GIKI Jl. Perwira 5, Kabanjahe.
Kata Remedi, Taneh Karo sedang mengalami krisis multi dimensi baik secara ekonomi, sosial budaya, politik dan keamanan yang tampak dari berbagai gejala seperti munculnya lalat buah, meningkatnya penderita kecanduan narkoba dan HIV/ Aid, perbuatan amoral, perjudian, tindakan kriminal, mentalitas masyarakat yang korup, dan terakhir erupsi Gunung Sinabung membahayakan kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Krisis multi dimensi ini menyebabkan masyarakat di Tanah Karo hidup dalam keterpurukan yang belum pernah dialami sejak Kemerdekaan Indonesia.
“Doa bersama ini sebagai salah satu solusi untuk suara pertobatan. Kami berkeyakinan, pendekatan secara jasmani atau pendekatan secara organisasi kelembagaan tidak akan mampu menghilangkan krisis multidimensi di Taneh Karo. Penanggulan krisis ini hanya dapat dilakukan melalui pendekatan rohani,” tutur Pdt. Remedi Perangin-angin.
Panitia mengajak seluruh poendeta pelayan, pekerja, pengurus, dari hamba Tuhan dari semua merek gereja se Taneh Karo bergabung bersama-sama melaksanakan acara ini agar terjadi pemulihan bagi Taneh Karo Simalem. (cr-5)