26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Perbaikan Tata Kelola Sepak Bola Indonesia Dimulai dari Piala Kemerdekaan

Ilustrasi
Ilustrasi

SUMUTPOS.CO- PEMERINTAH telah menggulirkan Piala Kemerdekaan yang saat ini masuk babak penyisihan sejak 15 Agustus. Diputarnya Piala Kemerdekaan ini, menjadi penanda titik balik kebangkitan sepak bola Indonesia.

Selama ini, sepak bola Indonesia menurut Menpora Imam Nahrawi sulit untuk menunjukkan prestasi. Tak hanya Menpora, kalangan suporter pun merasakan ada permainan dan ada pengaturan di sepak bola Indonesia yang membuat klub tak bisa berbuat banyak.

“Piala Kemerdekaan ini penanda dimulainya tata kelola sepak bola yang baik. Presiden meminta agar tata kelola diperbaiki, karena itu perbaikan itu dimulai,” tutur Menpora Imam Nahrawi.

Anggota Tim Transisi Cheppy T Wartono juga mengamini pernyataan Menpora. Menurut Cheppy, bukan hanya di level klub pro yang mengikuti Piala Kemerdekaan, yang ada perbaikan.

“Nanti di sepak bola usia muda juga ada perbaikan. Dan akan lebih diperhatikan,” tegasnya.

Memang, Menpora sudah memanggil beberapa pihak yang selama ini hanya bisa menggelar turnamen secara independen karena sulitnya bekerja sama dengan PSSI dalam membangun sepak bola usia dini.

Untuk itu, pemerintah memberikan pintu masuk agar operator yang berasal dari perusahaan tersebut, mampu menggelar kompetisi yang diakui pemerintah. Nantinya, kompetisi yang akan dimulai dari U-12, U-14, dan U-16 itu akan menjadi jenjang kompetisi Indonesia.

“Kalau dulu kan usia dini, usia muda tidak diperhatikan. Sekarang adalah titik balik perbaikan tata kelola sepak bola nasional, untuk sepak bola Indonesia lebih berprestasi ke depan,” tegas Cheppy.

Selain membuat jenjang kompetisi lebih tertata rapi, Tim Transisi Kemenpora juga menyiapkan kurikulum sepak bola Indonesia. Dengan begitu, pola-pola pembinaan sepak bola yang terstandarisasi dan memiliki fundamental yang bagus, bisa dijalankan.

Kurikulum sendiri bukan hal yang baru di sepak bola dunia. Sepak bola Jerman, Spanyol, bahkan Amerika Serikat sebagai negara yang baru mengenal sepak bola di awal 1990-an, kini sudah langganan ke Piala Dunia karena kurikulum pembinaan yang tepat. (dkk/jpnn)

Ilustrasi
Ilustrasi

SUMUTPOS.CO- PEMERINTAH telah menggulirkan Piala Kemerdekaan yang saat ini masuk babak penyisihan sejak 15 Agustus. Diputarnya Piala Kemerdekaan ini, menjadi penanda titik balik kebangkitan sepak bola Indonesia.

Selama ini, sepak bola Indonesia menurut Menpora Imam Nahrawi sulit untuk menunjukkan prestasi. Tak hanya Menpora, kalangan suporter pun merasakan ada permainan dan ada pengaturan di sepak bola Indonesia yang membuat klub tak bisa berbuat banyak.

“Piala Kemerdekaan ini penanda dimulainya tata kelola sepak bola yang baik. Presiden meminta agar tata kelola diperbaiki, karena itu perbaikan itu dimulai,” tutur Menpora Imam Nahrawi.

Anggota Tim Transisi Cheppy T Wartono juga mengamini pernyataan Menpora. Menurut Cheppy, bukan hanya di level klub pro yang mengikuti Piala Kemerdekaan, yang ada perbaikan.

“Nanti di sepak bola usia muda juga ada perbaikan. Dan akan lebih diperhatikan,” tegasnya.

Memang, Menpora sudah memanggil beberapa pihak yang selama ini hanya bisa menggelar turnamen secara independen karena sulitnya bekerja sama dengan PSSI dalam membangun sepak bola usia dini.

Untuk itu, pemerintah memberikan pintu masuk agar operator yang berasal dari perusahaan tersebut, mampu menggelar kompetisi yang diakui pemerintah. Nantinya, kompetisi yang akan dimulai dari U-12, U-14, dan U-16 itu akan menjadi jenjang kompetisi Indonesia.

“Kalau dulu kan usia dini, usia muda tidak diperhatikan. Sekarang adalah titik balik perbaikan tata kelola sepak bola nasional, untuk sepak bola Indonesia lebih berprestasi ke depan,” tegas Cheppy.

Selain membuat jenjang kompetisi lebih tertata rapi, Tim Transisi Kemenpora juga menyiapkan kurikulum sepak bola Indonesia. Dengan begitu, pola-pola pembinaan sepak bola yang terstandarisasi dan memiliki fundamental yang bagus, bisa dijalankan.

Kurikulum sendiri bukan hal yang baru di sepak bola dunia. Sepak bola Jerman, Spanyol, bahkan Amerika Serikat sebagai negara yang baru mengenal sepak bola di awal 1990-an, kini sudah langganan ke Piala Dunia karena kurikulum pembinaan yang tepat. (dkk/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/