26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Latihan dan Teh Tawar Terakhir Suharno

fino yudistira/malang post TANGIS HARU : Anak dan istri Almarhum Suharno menangis di makam Suharno.
fino yudistira/malang post
TANGIS HARU : Anak dan istri Almarhum Suharno menangis di makam Suharno.

SUMUTPOS.CO- SUDAH tak ada lagi Suharno di pinggir lapangan. Tak akan terdengar lagi teriakan-teriakan instruksi Head Coach Arema Cronus itu kepada anak asuhnya. Rabu (19/8) malam Suharno berpulang untuk selamanya. Dia meninggal beberapa saat setelah melatih anak asuhnya di stadion Kanjuruan, Kepanjen.

Diantarkan istri, Ny. Yuliati, putra semata wayangnya, Dheka Putra, jenazah Pelatih Arema Cronus ini dimakamkan di makam keluarga H. Sanimbar Desa Jabung, Kecamatan Talun Kabupaten Blitar  Kamis (20/8) siang.

Jenazah Suharno diberangkatkan dari rumah duka pada pukul 10.30. Selain keluarganya, nampak pula para penggawa Arema Cronus, tim pelatih dan jajaran manajemen mengantar pelatih yang karib disapa Coach Once ini. Tak ketinggalan ribuan Aremania yang mengantar pelatih kesayangan mereka ini ke peristirahatan terakhirnya.

Isak tangis mengiringi jenazah Suharno kala dibawa ke pemakaman. Suasana haru kian merebak ketika jenazah pelatih berusia 56 tahun ini diturunkan ke liang lahat.

Sebelumnya Suharno sempat memberikan materi latihan terakhir kepada skuad Arema untuk Piala Presiden. Usai menggelar latihan dan ganti baju, sekitar pukul 17.15 Suharno bersama asisten pelatih Alan Haviluddin, I Made Pasek Wijaya dan Manager Arema Cronus Ruddy Widodo, pergi mencari makan di Warung Lumayan yang terletak di sebelah timur Stadion Kanjuruhan Kepanjen.

“Saat di warung, Pak Suharno pesan makanan sayur pedas sedikit. Namun dia memesan dua minuman. Pertama minuman jeruk nipis, lalu pesan minuman teh tawar,” ujar I Made Pasek Wijaya.

Namun, apa mau dikata, nasib berkata lain setelah makan dan dalam perjalanan pulang, Suharno mengeluhkan dadanya sakit, sesak nafas dan muntah-muntah.  “Saat di dalam mobil, almarhum sempat menyebut nama Allah berulang kali dan mengatakan kalau tidak bisa bernafas lagi,” sambung Ruddy Widodo.

Mereka pun langsung berinisiatif membawa Suharno ke Puskesmas Pakisaji.  Ia diberikan bantuan oksigen, karena mulutnya sudah berbusa upaya menyelamatkan Suharno sia-sia. (agp/big/ary/mas/jpnn/don)

fino yudistira/malang post TANGIS HARU : Anak dan istri Almarhum Suharno menangis di makam Suharno.
fino yudistira/malang post
TANGIS HARU : Anak dan istri Almarhum Suharno menangis di makam Suharno.

SUMUTPOS.CO- SUDAH tak ada lagi Suharno di pinggir lapangan. Tak akan terdengar lagi teriakan-teriakan instruksi Head Coach Arema Cronus itu kepada anak asuhnya. Rabu (19/8) malam Suharno berpulang untuk selamanya. Dia meninggal beberapa saat setelah melatih anak asuhnya di stadion Kanjuruan, Kepanjen.

Diantarkan istri, Ny. Yuliati, putra semata wayangnya, Dheka Putra, jenazah Pelatih Arema Cronus ini dimakamkan di makam keluarga H. Sanimbar Desa Jabung, Kecamatan Talun Kabupaten Blitar  Kamis (20/8) siang.

Jenazah Suharno diberangkatkan dari rumah duka pada pukul 10.30. Selain keluarganya, nampak pula para penggawa Arema Cronus, tim pelatih dan jajaran manajemen mengantar pelatih yang karib disapa Coach Once ini. Tak ketinggalan ribuan Aremania yang mengantar pelatih kesayangan mereka ini ke peristirahatan terakhirnya.

Isak tangis mengiringi jenazah Suharno kala dibawa ke pemakaman. Suasana haru kian merebak ketika jenazah pelatih berusia 56 tahun ini diturunkan ke liang lahat.

Sebelumnya Suharno sempat memberikan materi latihan terakhir kepada skuad Arema untuk Piala Presiden. Usai menggelar latihan dan ganti baju, sekitar pukul 17.15 Suharno bersama asisten pelatih Alan Haviluddin, I Made Pasek Wijaya dan Manager Arema Cronus Ruddy Widodo, pergi mencari makan di Warung Lumayan yang terletak di sebelah timur Stadion Kanjuruhan Kepanjen.

“Saat di warung, Pak Suharno pesan makanan sayur pedas sedikit. Namun dia memesan dua minuman. Pertama minuman jeruk nipis, lalu pesan minuman teh tawar,” ujar I Made Pasek Wijaya.

Namun, apa mau dikata, nasib berkata lain setelah makan dan dalam perjalanan pulang, Suharno mengeluhkan dadanya sakit, sesak nafas dan muntah-muntah.  “Saat di dalam mobil, almarhum sempat menyebut nama Allah berulang kali dan mengatakan kalau tidak bisa bernafas lagi,” sambung Ruddy Widodo.

Mereka pun langsung berinisiatif membawa Suharno ke Puskesmas Pakisaji.  Ia diberikan bantuan oksigen, karena mulutnya sudah berbusa upaya menyelamatkan Suharno sia-sia. (agp/big/ary/mas/jpnn/don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/