26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Banjir Rob Hantam Tambak dan Sawah

rozi/sumut pos TERGENANG AIR: Tambak dan lahan pertanian tampak tergenang air akibat banjir rob melanda di Batangkilat Medan Labuhan, Rabu (2/9).
rozi/sumut pos
TERGENANG AIR: Tambak dan lahan pertanian tampak tergenang air akibat banjir rob melanda di Batangkilat Medan Labuhan, Rabu (2/9).

BELAWAN, SUMUTPOS.CO-Luapan air laut atau banjir rob yang melanda kawasan pesisir di Medan Utara menimbulkan kerugian besar. Seperti yang dialami petambak di Batangkilat Seimati Kecamatan Medan Labuhan. Ikan yang dipelihara para petambak ikut terhanyut rob akibat luapan air laut, Rabu (2/9) kemarin.

Darsono (43), salah satu petambak  mengungkapkan, dampak terjadinya pasang air laut membuat sebagian besar ikan peliharaanya hilang tersapu rob.”Ikan di tambak pada hanyut akibat pasang air laut yang meluap. Kalau dihitung-hitung kerugian diperkirakan mencapai Rp2,5 juta,” ungkapnya.

Dia menuturkan, kejadian seperti ini bukan baru kali pertama terjadi. Sejak tiga tahun belakangan ini gelombang rob semakin rutin terjadi pada setiap bulannya. Kondisi inipun kian membuat petambak kelimpungan.”Banjir pasang air laut seperti ini memang selalu terjadi saat menjelang bulan purnama. Tapi kali ini memang air lautnya tergolong cukup besar,” ujar, Darsono.

Kondisi serupa juga dialami petambak udang di kawasan Young Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan. Mereka berharap, pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi permasalahan yang terus mendera para petambak.

“Bukan hanya soal rob yang bikin petambak merugi. Tapi, limbah industri yang dibuang sembarang juga membuat kami dirugikan, karena udang peliharaan mati akibat airnya tercemar,” ungkap Zulkifli seorang petambak udang.

Amatan Sumut Pos, gelombang rob di utara Kota Medan memang semakin meluas. Selain merendam areal lahan pertambakan, rob juga mulai merambah ke lahan pertanian di Paluh Nibung Kelurahan Paya Pasir, Marelan.

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Medan, Surianto SE menanggapi hal tersebut. Menurut dia rob di wilayah pesisir utara Kota Medan sudah banyak memunculkan dampak kerugian yang tidak sedikit. Selain merambah ke permukiman dan fasilitas umum. Banjir air laut ini berimbas kepada kalangan petani tambak.

“Kerugian dialami masyarakat akibat rob tidak sedikit. Ini akibat dari lemahnya pengawasan pemerintah terhadap maraknya penimbunan daerah resapan air dan aliran anak sungai di Belawan,” kata, Surianto.

Untuk itu dia mendesak pemerintah daerah agar serius dalam menangani masalah banjir rob baik jangka pendek maupun jangka panjang. “Pemerintah mesti serius dalam menangani persoalan ini. Sebelum dampaknya kian meluas terhadap masyarakat,” pungkasnya.(rul/azw)

rozi/sumut pos TERGENANG AIR: Tambak dan lahan pertanian tampak tergenang air akibat banjir rob melanda di Batangkilat Medan Labuhan, Rabu (2/9).
rozi/sumut pos
TERGENANG AIR: Tambak dan lahan pertanian tampak tergenang air akibat banjir rob melanda di Batangkilat Medan Labuhan, Rabu (2/9).

BELAWAN, SUMUTPOS.CO-Luapan air laut atau banjir rob yang melanda kawasan pesisir di Medan Utara menimbulkan kerugian besar. Seperti yang dialami petambak di Batangkilat Seimati Kecamatan Medan Labuhan. Ikan yang dipelihara para petambak ikut terhanyut rob akibat luapan air laut, Rabu (2/9) kemarin.

Darsono (43), salah satu petambak  mengungkapkan, dampak terjadinya pasang air laut membuat sebagian besar ikan peliharaanya hilang tersapu rob.”Ikan di tambak pada hanyut akibat pasang air laut yang meluap. Kalau dihitung-hitung kerugian diperkirakan mencapai Rp2,5 juta,” ungkapnya.

Dia menuturkan, kejadian seperti ini bukan baru kali pertama terjadi. Sejak tiga tahun belakangan ini gelombang rob semakin rutin terjadi pada setiap bulannya. Kondisi inipun kian membuat petambak kelimpungan.”Banjir pasang air laut seperti ini memang selalu terjadi saat menjelang bulan purnama. Tapi kali ini memang air lautnya tergolong cukup besar,” ujar, Darsono.

Kondisi serupa juga dialami petambak udang di kawasan Young Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan. Mereka berharap, pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi permasalahan yang terus mendera para petambak.

“Bukan hanya soal rob yang bikin petambak merugi. Tapi, limbah industri yang dibuang sembarang juga membuat kami dirugikan, karena udang peliharaan mati akibat airnya tercemar,” ungkap Zulkifli seorang petambak udang.

Amatan Sumut Pos, gelombang rob di utara Kota Medan memang semakin meluas. Selain merendam areal lahan pertambakan, rob juga mulai merambah ke lahan pertanian di Paluh Nibung Kelurahan Paya Pasir, Marelan.

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Medan, Surianto SE menanggapi hal tersebut. Menurut dia rob di wilayah pesisir utara Kota Medan sudah banyak memunculkan dampak kerugian yang tidak sedikit. Selain merambah ke permukiman dan fasilitas umum. Banjir air laut ini berimbas kepada kalangan petani tambak.

“Kerugian dialami masyarakat akibat rob tidak sedikit. Ini akibat dari lemahnya pengawasan pemerintah terhadap maraknya penimbunan daerah resapan air dan aliran anak sungai di Belawan,” kata, Surianto.

Untuk itu dia mendesak pemerintah daerah agar serius dalam menangani masalah banjir rob baik jangka pendek maupun jangka panjang. “Pemerintah mesti serius dalam menangani persoalan ini. Sebelum dampaknya kian meluas terhadap masyarakat,” pungkasnya.(rul/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/