MEDAN, SUMUTPOS.CO-Acara debat kandidat pemilihan kepala daerah (Pilkada) Medan, yang berlangsung Sabtu (10/10) sore di City Hall, Hotel Grand Aston, berlangsung seru. Kedua pasangan calon (paslon) baik Eldin-Akhyar (BENAR) nomor urut 1 dan Ramadhan-Eddie (REDI) nomor urut 2 menyampaikan visi misi dan saling ‘serang’ soal visi misi.
Dipandu oleh moderator Ahmad Taufan Damanik yang mengatur jalannya debat memberikan kesempatan masing-masing paslon menyampaikan visi misinya selama empat menit. Sementara untuk panelis, ada enam yakni Saad Afifuddin, Syawal Gultom, Ida Yustina, Saidur Rahman, Marzuki dan termasuk Taufan sendiri dengan mengambil tema Membangun Kota Medan Berperadaban.
“Kami beri kesempatan menyampaikan visi misi masing-masing 4 menit, kita beri 3 pertanyaan yang harus dijawab 3 menit tiap-tiap paslon dan tanya jawab dimana salah satu paslon bertanya 1 menit dan dijawab lawan 3 menit serta komentar atas jawaban 2 menit. Yang terakhir adalah pernyataan penutup,” ujar Taufan dalam acara yang berdurasi lebih kurang 1 1/2 jam.
Secara umum, kedua paslon menyampaikan visi misi dan program kerja sebagaimana tertera pada materi kampanye. Diantaranya yakni membawa perubahan Kota Medan, perbaikan infrastruktur, birokrasi dan pelayanan publik. Pada sesi pertama ini, suasana debat sudah memanas karena para pendukung sudah memadati ruangan yang cukup besar menampung ratusan bahkan ribuan orang.
Sementara pada sesi berikutnya, moderator menyampaikan pertanyaan tentang program unggulan lima tahun kedepan sebagai penjabaran dari visi misi masing-masing kandidat. Suasana didalam ruangan masih ramai teriakan-teriakan yel dari kedua pendukung. Namun moderator segera menenangkan massa agar pemaparan kandidat bisa didengar dan dicermati dengan baik.
“Program unggulan kita adalah perbaikan dalam hal pengurusan administrasi kependudukan, perizinan investasi, sarana dan prasarana dan menciptakan birokrasi yang kredibel,” ujar Ramadhan Pohan dari pasangan REDI yang diberi kesempatam menjawab pertanyaan pertama panelis.
Sementara pasangan BENAR menyebutkan jika perbaikan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, pengelolaan sampah, transparansi anggaran, smart city dan go green.
“Pengelolaan anggaran akan transparan dengan sistem elektronik atau e budgeting dan sistem terbuka lainnya,” kata Dzulmi Eldin dari pasangan BENAR.
Pertanyaan kedua disampaikan moderator ditengah riuh suara pendukung kedua paslon. Kali ini panelis memberikan soal terkait pembenahan birokrasi. Dimana kandidat diminta menyampaikan strategi umum dalam rangka mencapainya.
“Yang jelas perbaikan kinerja aparatur birokrasi. Penyempurnaan struktur dari mulai kecamatan sampai kelurahan, peningkatan salary (gaji) serta ukuran bagi kualitas kerja para pegawai. Baru setelah itu kita terapkan sistem pemberian hukuman dan penghargaan (reward and punishmen),” kata Eldin yang juga menjelaskan tentang peran inspektorat dalam pengawasan aparatur.
Menambahkan, Akhyar Nasution menyebutkan revolusi mental sebagaimana slogan Jokowi dalam kampanye Pilpres lalu, ditularkan ke Kota Medan. Sehingga aparatur pemerintah benar-benar bekerja keras mengabdi untuk kepentingan rakyat.
“Kami bertekad, menepatkan birokrat sesuai dengan pendidikannya. Ini bisa dicatat oleh seluruh warga Kota Medan,” sebutnya.
Sedangkan di kubu REDI, Eddie Kusuma menyampaikan dua hal yang bisa memperbaiki birokrasi pemerintahan di Medan yakni kemudahan dan pemerataan pelayanan publik, seperti pelimpahan wewenang kepada kecamatan. Menurutnya warga Medan Utara tidak harus mengurus administrasi kependudukan ke Disdukcapil. Namun calon wakil wali kota ini, salah menyebutkan nama, yaitu Jakarta Utara dan disambut teriakan pendukung lain.
“Bagaimana ditingkat kecamatan bisa melayani dan kelurahan semua dilengkapi komputerisasi. Menempatkan pejabat melalui lelang jabatan dan fit and proper test,” katanya.
Ramadhan Pohan kembali menambahkan penekanannya kepada reward and punishmen bagi seluruh aparatur pemerintah kota (Pemko) Medan. “Medan tidak membutuhkan superman, tetapi super tim. Jadi yang kinerjanya baik, akan ada penghargaan. Dan yang tidak baik, akan ada sanksi,” sebutnya.
Memasuki pertanyaan ketiga, persaingan keduanya mulai terlihat. Dimana pada satu sisi, pasangan REDI menjanjikan perubahan yang lebih baik, sedangkan pasangan BENAR menegaskan bukti prestasi Pemko di bawah pimpinan Dzulmi Eldin periode lalu.
Diakhir debat, kedua pasangan diberikan kesempatan menyampaikan pernyataan penutup atau closing statement. Dimana dari kubu REDI, Ramdhan menyebutkan kata ‘perubahan’ sebanyak tiga kali, ditambah janji berkantor di Medan Utara selama satu hari dalam sepekan.
“Kata penting bagi warga medan adalah perubahan, perubahan, perubahan. Medan Utara akan merasakan manfaatnya langsung. Dalam satu pekan, saya akan berkantor di Medan Utara.
Kita harus bangkit untuk Medan Hebat,” kata Ramadhan dan Eddie.
Sedangkan di kubu BENAR, closing statement disampaikan Eldin dan Akhyar soal pembangunan Medan Utara yang sudah berjalan seperti pembangunan tanggul rob ditarget pada 2016 dan islamic centre.
“Yang jelas pilihlah yang BENAR,” kata Eldin penutup debat kandidat. (bal/ije)