31.8 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Proyek Jalur Layang KA Medan-Belawan Gusur 174 Rumah

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS Warga yang tinggal di kawasan pinggiran rel menangis ketika bangunan yang ditempatinya dirobohkan petugas gabungan di Medan, Sumatera Utara, Rabu (23/11). Rumah mereka digusur terkait rencana pembangunan jalur rel ganda kereta api dari stasiun besar Medan menuju Belawan.
Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Warga yang tinggal di kawasan pinggiran rel menangis ketika bangunan yang ditempatinya dirobohkan petugas gabungan di Medan, Sumatera Utara, Rabu (23/11). Rumah mereka digusur terkait rencana pembangunan jalur rel ganda kereta api dari stasiun besar Medan menuju Belawan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional (Divre) I Sumut, sekira pukul 14.00 WIB, menggusur rumah milik 174 kepala keluarga di sepanjang bantaran rel kereta api Jalan Ampera, Kelurahan Glugur Darat 2, Medan Timur, Rabu (23/11).

Penertiban dimulai dari kilometer 0 sampai 3, dari Medan hingga Pulobrayan. Penertiban ini ditengarai untuk melancarkan proyek pembangunan elevated track atau jalur layang yang merupakan proyek PT KAI Divre I Sumut.

Tentunya terjadi gelombang penolakan warga pinggir rel yang tak terima. Alat berat back hoe yang diturunkan dihadang warga, dan diduduki, sebagai upaya protes atas penggusuran tersebut.

Dalam aksi itu warga sempat terprovokasi oleh ulah Wakil Komandan Batalyon (Wadanyon) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Medan Albert Martinus Samosir.

Dalam kejadian tersebut, Albert melambai-lambaikan tangan, bentuk mengucapkan selamat tinggal ke warga yang hendak digusur. Dan hal itu otomatis membuat emosi warga yang sempat mereda, kembali memuncak.

Sontak para ibu memaki-maki Albert yang berada di atas alat berat. “Sini kau, tak ada otakmu ya, malah melambai-lambai pula kau,” teriak seorang warga, seraya memaki Albert.

Bukan malah berhenti, Albert malah memberikan senyum sungging kepada warga. Warga pun semakin berang. Bahkan sampai ada warga yang mau melempar Albert dengan batu. Beruntung aksi itu dapat dihalau petugas kepolisian.

Namun, karena mendapat perlawanan, personel kepolisian pun tak tinggal diam. Balasan dilancarkan dengan menembakkan gas air mata.

Ketegangan berangsur reda saat kepolisian menenangkan massa. Albert juga diperintahkan turun dari atas back hoe oleh petugas kepolisian.

Penggusuran dilakukan di beberapa titik. Penggusuran mendapat pengamanan 1.753 personel gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP. “Untuk pengamanan, kami turunkan 1.753 personel gabungan dalam penggusuran ini,” beber Kapolrestabes Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, seraya mengaku ikut langsung terjun ke lokasi untuk memimpin dan mengamankan jalannya pengusuran.

Humas PT KAI Divre I Sumut, Joni menjelaskan pengusuran dilakukan untuk proses pembangunan jalur layang menghubungkan Medan-Belawan. Dengan ini, PT KAI selaku pemilik aset lahan, yang sudah diduduki puluhan tahun oleh warga tersebut, dengan berat hati harus dilakukan pengusuran.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS Warga yang tinggal di kawasan pinggiran rel menangis ketika bangunan yang ditempatinya dirobohkan petugas gabungan di Medan, Sumatera Utara, Rabu (23/11). Rumah mereka digusur terkait rencana pembangunan jalur rel ganda kereta api dari stasiun besar Medan menuju Belawan.
Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Warga yang tinggal di kawasan pinggiran rel menangis ketika bangunan yang ditempatinya dirobohkan petugas gabungan di Medan, Sumatera Utara, Rabu (23/11). Rumah mereka digusur terkait rencana pembangunan jalur rel ganda kereta api dari stasiun besar Medan menuju Belawan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional (Divre) I Sumut, sekira pukul 14.00 WIB, menggusur rumah milik 174 kepala keluarga di sepanjang bantaran rel kereta api Jalan Ampera, Kelurahan Glugur Darat 2, Medan Timur, Rabu (23/11).

Penertiban dimulai dari kilometer 0 sampai 3, dari Medan hingga Pulobrayan. Penertiban ini ditengarai untuk melancarkan proyek pembangunan elevated track atau jalur layang yang merupakan proyek PT KAI Divre I Sumut.

Tentunya terjadi gelombang penolakan warga pinggir rel yang tak terima. Alat berat back hoe yang diturunkan dihadang warga, dan diduduki, sebagai upaya protes atas penggusuran tersebut.

Dalam aksi itu warga sempat terprovokasi oleh ulah Wakil Komandan Batalyon (Wadanyon) Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Medan Albert Martinus Samosir.

Dalam kejadian tersebut, Albert melambai-lambaikan tangan, bentuk mengucapkan selamat tinggal ke warga yang hendak digusur. Dan hal itu otomatis membuat emosi warga yang sempat mereda, kembali memuncak.

Sontak para ibu memaki-maki Albert yang berada di atas alat berat. “Sini kau, tak ada otakmu ya, malah melambai-lambai pula kau,” teriak seorang warga, seraya memaki Albert.

Bukan malah berhenti, Albert malah memberikan senyum sungging kepada warga. Warga pun semakin berang. Bahkan sampai ada warga yang mau melempar Albert dengan batu. Beruntung aksi itu dapat dihalau petugas kepolisian.

Namun, karena mendapat perlawanan, personel kepolisian pun tak tinggal diam. Balasan dilancarkan dengan menembakkan gas air mata.

Ketegangan berangsur reda saat kepolisian menenangkan massa. Albert juga diperintahkan turun dari atas back hoe oleh petugas kepolisian.

Penggusuran dilakukan di beberapa titik. Penggusuran mendapat pengamanan 1.753 personel gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP. “Untuk pengamanan, kami turunkan 1.753 personel gabungan dalam penggusuran ini,” beber Kapolrestabes Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, seraya mengaku ikut langsung terjun ke lokasi untuk memimpin dan mengamankan jalannya pengusuran.

Humas PT KAI Divre I Sumut, Joni menjelaskan pengusuran dilakukan untuk proses pembangunan jalur layang menghubungkan Medan-Belawan. Dengan ini, PT KAI selaku pemilik aset lahan, yang sudah diduduki puluhan tahun oleh warga tersebut, dengan berat hati harus dilakukan pengusuran.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/