MANDUAMAS, SUMUTPOS.CO – Ribuan warga Desa Suka Makmur, Aceh Singkil, masih khawatir bentrokan susulan bakal terjadi lagi. Kerusuhan berdarah pada Selasa (13/10) membuat ratusan warga ketakutan dan memilih mengungsi ke wilayah tetangga, salah satunya ke Kecamatan Manduamas, Tapanuli Tengah.
Di Tapanuli Tengah, para pengungsi ini ditampung di Kompleks Gedung Pastoran Paroki Tumba Jae, Desa Tumba Jae, Kecamatan Manduamas, Rabu (14/10).
Sebelum dipindahkan ke Gedung Pastoran Paroki Tumba Jae ini, sebagian besar pengungsi ditampung di halaman kompleks gereja, sekolah, puskesmas, dan tenda darurat di Desa Saragih. Hanya beberapa kepala keluarga yang ditempatkan di Pastoran.
“Sesuai hasil koordinasi dengan semua pihak, kami memutuskan untuk memindahkan dan memusatkan seluruh warga pengungsi ke Pastoran Paroki Tumba Jae. Sebelumnya kan ada di 5 titik. Memang di Pastoran itu fasilitasnya sangat memadai dan layak. Dengan begitu lebih mudah dilayani,” ucap Plt Bupati Tapteng Sukran Jamilan Tanjung didampingi Kapolres Tapteng AKBP Bony JS Sirait dan Dandim 0211/TT Letkol Inf Indra Kurnia, saat mengkoordinir pemindahan pengungsi dari Desa Saragih, Kecamatan Manduamas, Rabu (14/10) siang.
Sukran menyatakan, Pemkab Tapteng siap menampung dan melayani para pengungsi. Kebutuhan makanan dan minuman pun sudah disiapkan. Termasuk pelayanan kesehatan oleh tim medis.
“Pemkab Tapteng siap menampung berapa pun pengungsi. Sampai sekarang yang terdata sudah sekira 3.700 orang. Dapur umum sudah disiapkan, posko medis juga sudah didirikan,” ucap Bupati.
Secara umum, sambung Plt Bupati, kondisi kesehatan para pengungsi masih dapat ditangani. Hanya saja pihak Pemkab masih akan mendata pengungsi anak-anak dan ibu hamil, agar bisa diberi pelayanan khusus sesuai kebutuhannya.
“Anak-anak dan ibu hamil masih kami data. Pokoknya kita siap melayani dengan baik,” tuturnya.