26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Paranormal Sebut Wilayah Heli Jatuh Dikuasai ’Boru Silalahi’

Foto: DHEV BAKKARA/METRO SIANTAR Deputi Operasi Basarnas Mayjen TNI Heronimus Guru dan paranormal, Sori Mangaraja Sitanggang di Pos Pencarian, SamosiRr, Sabtu (17/10/2015).
Foto: DHEV BAKKARA/METRO SIANTAR
Deputi Operasi Basarnas Mayjen TNI Heronimus Guru dan paranormal, Sori Mangaraja Sitanggang di Pos Pencarian, SamosiRr, Sabtu (17/10/2015).

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Pencarian helikopter EC 130 yang jatuh di perairan Danau Toba, dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari tradisional hingga modern. Mulai menggunakan kepercayaan spiritual, hingga penggunaan sensor yang lebih canggih seperti detektor yang dapat mendeteksi logam hingga kedalaman 1000 meter.

“Kita harus tetap menghargai alam dan harus dapat menyatu dengan alam. Danau Toba itu dulunya ada dikuasai 7 penghuni danau. Di sekitaran ditemukan Frans hingga tempat duduk kapal diprediksi merupakan wilayah perairan yang dikuasai boru Silalahi,” ungkap paranormal Sorimangaraja.

Menurut pria berambut panjang dan mempunyai kalung-kalung tersebut, dirinya sudah melakukan ritual di daerah Danau Toba. “Ikkon ta elek do pangian ni tao i. Sai anggiat ma di pargogoi jala dibuka di patarida angka penumpang heli i. (Kita harus membujuk penguasa danau. Semoga dibuka jalan dan ditunjuukan para penumpang heli lainnya),” jelasnya sembari memprediksi salah satu penumpang heli itu akan ditemukan.

Sorimangraja mengaku tidak dapat memastikan waktunya, tetapi itu merupakan harapan dan permohonan. “Itu harapan dan permohonan,” ungkapya.

Ia menyarankan pihak pencari agar tidak hanya menggunakan indera berupa mata dalam melakukan pencarian. Tetapi juga dapat menggunakan cara-cara tradisional.

“Dulu sebelum ada alat canggih seperti sensor maka masyarakat menggunakan rotan yang masih ada durinya dan itu ditarik dari kapal. Jika ada yang tenggelam maka dapat tersangkut. Sensor itu hanya untuk mencari mesin atau logam bukan manusia,” ungkapnya. (rah/smg/ril)

Foto: DHEV BAKKARA/METRO SIANTAR Deputi Operasi Basarnas Mayjen TNI Heronimus Guru dan paranormal, Sori Mangaraja Sitanggang di Pos Pencarian, SamosiRr, Sabtu (17/10/2015).
Foto: DHEV BAKKARA/METRO SIANTAR
Deputi Operasi Basarnas Mayjen TNI Heronimus Guru dan paranormal, Sori Mangaraja Sitanggang di Pos Pencarian, SamosiRr, Sabtu (17/10/2015).

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Pencarian helikopter EC 130 yang jatuh di perairan Danau Toba, dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari tradisional hingga modern. Mulai menggunakan kepercayaan spiritual, hingga penggunaan sensor yang lebih canggih seperti detektor yang dapat mendeteksi logam hingga kedalaman 1000 meter.

“Kita harus tetap menghargai alam dan harus dapat menyatu dengan alam. Danau Toba itu dulunya ada dikuasai 7 penghuni danau. Di sekitaran ditemukan Frans hingga tempat duduk kapal diprediksi merupakan wilayah perairan yang dikuasai boru Silalahi,” ungkap paranormal Sorimangaraja.

Menurut pria berambut panjang dan mempunyai kalung-kalung tersebut, dirinya sudah melakukan ritual di daerah Danau Toba. “Ikkon ta elek do pangian ni tao i. Sai anggiat ma di pargogoi jala dibuka di patarida angka penumpang heli i. (Kita harus membujuk penguasa danau. Semoga dibuka jalan dan ditunjuukan para penumpang heli lainnya),” jelasnya sembari memprediksi salah satu penumpang heli itu akan ditemukan.

Sorimangraja mengaku tidak dapat memastikan waktunya, tetapi itu merupakan harapan dan permohonan. “Itu harapan dan permohonan,” ungkapya.

Ia menyarankan pihak pencari agar tidak hanya menggunakan indera berupa mata dalam melakukan pencarian. Tetapi juga dapat menggunakan cara-cara tradisional.

“Dulu sebelum ada alat canggih seperti sensor maka masyarakat menggunakan rotan yang masih ada durinya dan itu ditarik dari kapal. Jika ada yang tenggelam maka dapat tersangkut. Sensor itu hanya untuk mencari mesin atau logam bukan manusia,” ungkapnya. (rah/smg/ril)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/