30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Tumpahan Minyak Diduga dari Heli Ditemukan di Tarabunga

Foto: Dhev Bakkara/Metro Siantar/JPNN Deputi Operasi Basarnas Mayjen TNI Heronimus Guru dan Sori Mangaraja Sitanggang saat berada di pos pencarian, Samosir, Sabtu (17/10/2015).
Foto: Dhev Bakkara/Metro Siantar/JPNN
Deputi Operasi Basarnas Mayjen TNI Heronimus Guru dan Sori Mangaraja Sitanggang saat berada di pos pencarian, Samosir, Sabtu (17/10/2015).

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Hari kedelapan pencarian jatuhnya helicopter EC130 di Danau Toba, Tim Basarnas bersama gabungan TNI dan Polri serta masyarakat menemukan tumpahan minyak helikopter di Perairan Tarabunga Samosir. Pasca ditemukannya satu tanda, Tim SAR siapkan robot ROV untuk mendeteksi keberadaan helikopter milik PT Penerbangan Angkasa Semesta (PAS), Minggu (18/10).

Kepala Kantor Basarnas Sumut Rocmali mengatakan, tumpahan minyak yang ditemukan tim SAR jumlahnya cukup banyak dengan diameter 20-30 meter. Penemuan minyak di daerah sebelah utara Tarabunga
Menurut Rocmali, tumpahan minyak tersebut diduga minyak helikopter EC -130 yang jatuh di perairan Danau Toba. “Kami menduga ini adalah minyak dari helikopter yang jatuh. Untuk memastikanya sampel minyak akan dicek di laboratorium pertamina. Minyak ini diduga oli dari mesin heli,” ujarnya.

Masih kata Rocmali, untuk menindalanjuti penemuan dugaan minyak di periran tersebut, Tim SAR juga akan mengirimkan robot penyelam ke lokasi ditemukan tumpahan minyak. “Selain memeriksa unsur minyak ke laboratorium juga dilakukan penyematan dengan menggunakn robot ROV untuk mendeteksi helikopter EC 130,” tandasnya.

Sementara itu, Operator Sidescan Sonar dari Basarnas Rifky Ade Riyatna mengatakan, pihaknya menggunakan peralatan sidesacan sonar berupa robot yang bisa menyelam hingga kedalaman 500 meter untuk mencari heli EC 130.

“Alat ini bisa menyelam hingga 500-1000 meter, tergantung kabel yang dipunya, alat ini bisa berfungsi selama 24 jam, tergantung listriknya,” ujarnya.

Dia menambahkan, dengan adanya alat ini akan dapat menscaning dasar Danau Toba. Sidescan Sonar akan menghasilkan gambaran dasar perairan. “Jadi kita bisa melihat seperti apa dasarnya, kalau dia berwarna hitam biasanya itu adalah logam. Cara mengoperasikannya nanti dengan ditarik sama kapal,” katanya.

Masih kata Rifky, hasil dari alat sensor ini akan dianalisa dengan metode-metode khusus sehingga nantinya dapat diketahui kepastian menemukan logam di dasar danau. “Dengan deteksi logam hingga kedalaman 1000 meter diharapkan dapat memastikan titik lokasi jatuhnya helikopter,” ungkapnya.

Foto: Dhev Bakkara/Metro Siantar/JPNN Deputi Operasi Basarnas Mayjen TNI Heronimus Guru dan Sori Mangaraja Sitanggang saat berada di pos pencarian, Samosir, Sabtu (17/10/2015).
Foto: Dhev Bakkara/Metro Siantar/JPNN
Deputi Operasi Basarnas Mayjen TNI Heronimus Guru dan Sori Mangaraja Sitanggang saat berada di pos pencarian, Samosir, Sabtu (17/10/2015).

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Hari kedelapan pencarian jatuhnya helicopter EC130 di Danau Toba, Tim Basarnas bersama gabungan TNI dan Polri serta masyarakat menemukan tumpahan minyak helikopter di Perairan Tarabunga Samosir. Pasca ditemukannya satu tanda, Tim SAR siapkan robot ROV untuk mendeteksi keberadaan helikopter milik PT Penerbangan Angkasa Semesta (PAS), Minggu (18/10).

Kepala Kantor Basarnas Sumut Rocmali mengatakan, tumpahan minyak yang ditemukan tim SAR jumlahnya cukup banyak dengan diameter 20-30 meter. Penemuan minyak di daerah sebelah utara Tarabunga
Menurut Rocmali, tumpahan minyak tersebut diduga minyak helikopter EC -130 yang jatuh di perairan Danau Toba. “Kami menduga ini adalah minyak dari helikopter yang jatuh. Untuk memastikanya sampel minyak akan dicek di laboratorium pertamina. Minyak ini diduga oli dari mesin heli,” ujarnya.

Masih kata Rocmali, untuk menindalanjuti penemuan dugaan minyak di periran tersebut, Tim SAR juga akan mengirimkan robot penyelam ke lokasi ditemukan tumpahan minyak. “Selain memeriksa unsur minyak ke laboratorium juga dilakukan penyematan dengan menggunakn robot ROV untuk mendeteksi helikopter EC 130,” tandasnya.

Sementara itu, Operator Sidescan Sonar dari Basarnas Rifky Ade Riyatna mengatakan, pihaknya menggunakan peralatan sidesacan sonar berupa robot yang bisa menyelam hingga kedalaman 500 meter untuk mencari heli EC 130.

“Alat ini bisa menyelam hingga 500-1000 meter, tergantung kabel yang dipunya, alat ini bisa berfungsi selama 24 jam, tergantung listriknya,” ujarnya.

Dia menambahkan, dengan adanya alat ini akan dapat menscaning dasar Danau Toba. Sidescan Sonar akan menghasilkan gambaran dasar perairan. “Jadi kita bisa melihat seperti apa dasarnya, kalau dia berwarna hitam biasanya itu adalah logam. Cara mengoperasikannya nanti dengan ditarik sama kapal,” katanya.

Masih kata Rifky, hasil dari alat sensor ini akan dianalisa dengan metode-metode khusus sehingga nantinya dapat diketahui kepastian menemukan logam di dasar danau. “Dengan deteksi logam hingga kedalaman 1000 meter diharapkan dapat memastikan titik lokasi jatuhnya helikopter,” ungkapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/