Pelatih sepak bola berkelas, harusnya terus mengupdate kemampuannya. Termasuk lisensi, sebagai patokan. Agar hal itu tertata, Pencab PSSI Deli Serdang bakal menggelar pelatihan atau kursus pelatih, 23 hingga 29 Juli 2011 di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubuk Pakam.
Sekretaris PSSI Deliserdang, Toursilo, mengatakan, pelatihan ini untuk meningkatkan kualitas dan standarisasi kepelatihan di daerah. Terlebih dengan fakta hampir 80 pelatih di Deli Serdang belum memiliki sertifikat lisensi kepelatihan.
“Kami sudah melakukan pendataan dan mendapati 80 persen lebih pelatih belum punya sertifikat. Dari pelatihan ini, diharapkan paradigma pelatih akan pentingnya sertifkat kepelatihan bisa berubah,” ujarnya, Senin (18/7).
Di bawah naungan PSSI Deli Serdang saat ini terdapat 53 klub dan 63 sekolah sepak bola. “Pelatihan ini untuk sertifikasi license D, kami berharap pelatih mau mengupdate diri,” timpalnya. “Kualitas pelatih di Deli Serdang mumpuni, namun mungkin pemahaman soal sertifikat pelatih itu yang kurang. Faktor informasi dan dana yang lumayan untuk ikut pelatihan selama ini menjadi kendala. Kita juga berharap dari pelatihan ini, pembelajaran atau pelatihan sepak bola di daerah ini bisa seragam,”jelasnya.
Toursilo bilang, pelatihan pelatih ini akan dilaksanakan selama dua termin. Termin pertama dilaksanakan 23-29 Juli dan termin kedua usai lebaran. “Untuk termin pertama ini kita hanya batasi hingga 40 peserta, dengan kualifikasi usia minimal 25 tahun dan maksimal 45 tahun. Kami berharap klub dan SSB bisa mengirimkan wakilnya untuk mengikuti pelatihan ini. Kami menanti pendaftaran hingga 22 Juli” ungkapnya.
“Kita sudah surati semua klub dan sedang berjalan saat ini. Kami juga sudah minta ijin dengan PSSI Pusat dan sudah disetujui dan untuk sudah ditunjuk sebagai intruktur adalah Juheri Lubis, beliau instruktur nasional yang ada di Sumut,” tukasnya.
Toursilo mengatakan PSSI Deli Serdang berusaha membantu meringankan beban biaya
untuk ikut pelatihan. Untuk pelatih yang di bawah naungan PSSI Deli Serdang hanya dikenakan biaya Rp300 ribu. “Tapi untuk umum dikenakan Rp1 juta,” pungkasnya. (ful)