28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Medan Cuaca Ekstrim, Awas Chikungunya

Foto: Sumut Pos Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi, DR dr Umar Zein SpPD KPTI.
Foto: Sumut Pos
Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi, DR dr Umar Zein SpPD KPTI.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Cuaca ekstrem yang melanda Kota Medan beberapa hari terakhir, mendukung berlangsungnya perkembangan sarang nyamuk. Karena itu, warga Kota Medan diminta untuk mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan chikungunya.

“Selain DBD, penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk adalah chikungunya. Sebab, di musim seperti sekarang ini nyamuknya juga dapat berkembang biak dengan baik,” ujar Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi, DR dr Umar Zein SpPD KPTI.

Dijelaskan, penyakit chikungunya disebabkan oleh nyamuk Aides Albopictus. Serupa dengan nyamuk Aides Aegepty yang menyebabkan DBD. Menurutnya, nyamuk Aides Albopictus juga sangat mudah untuk berkembang biak di musim penghujan dan panas seperti yang berlangsung sekarang ini.

Nnyamuk Aides Albopictus tersebut merupakan nyamuk kebun. Namun, saat ini nyamuk tersebut sudah terdapat di perkotaan. Jadi, meskipun begitu penyakit chikungunya juga dapat menyerang masyarakat perkotaan dan bukan perkebunan saja.

“Kasus ini ditemukan di Kota Medan tetap ada sepanjang tahun dan memiliki ciri-ciri utama, yaitu nyeri sendi yang menyebabkan sulit untuk berjalan. Gejalanya juga mirip dengan DBD, tetapi chikungunya jarang yang berat dan meninggal,” paparnya.

“Penyakit ini bisa menyebabkan nyeri tidak dapat berjalan seolah-olah lumpuh hingga dua minggu. Sedangkan DBD, masa krisis 3 sampai 5 hari demam dan menyebabkan kematian bisa dikarenakan penderita datang sudah dalam keadaan berat, jenis virus, infeksi sekunder dan adanya penyakit lain,” jelasnya.

Ia menambahkan, perkembangan nyamuk sebagai vektor DBD dan chikungunya, seekor nyamuk bisa bertelur sampai 200 dan menggigit sampai 10 kali.

Sementara itu, Kabid Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Sunardi SKom mengatakan pihaknya memprakirakan curah hujan masih terjadi dalam satu pekan ini. Walaupun, intensitas hujannya sudah mulai menurun.

“Hujan diperkirakan akan terjadi pada sore atau malam harinya. Secara umum, suhu udara sekarang ini stabil. Selain hujan, musim panas juga melanda, sehingga cuaca masih ekstrem,” ungkapnya.

Ia mengatakan saat ini terjadi gangguan atau perubahan cuaca yang disebabkan angin dari lautan di kawasan Asia. Sehingga, beberapa hari ke depan setelah Imlek akan dilanda hujan. “Meskipun diprediksi musim kemarau, masyarakat tetap harus mewaspadai banjir dikarenakan hujan yang diperkirakan terjadi beberapa hari ke depan,” tuturnya. (ris/dek)

Foto: Sumut Pos Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi, DR dr Umar Zein SpPD KPTI.
Foto: Sumut Pos
Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi, DR dr Umar Zein SpPD KPTI.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Cuaca ekstrem yang melanda Kota Medan beberapa hari terakhir, mendukung berlangsungnya perkembangan sarang nyamuk. Karena itu, warga Kota Medan diminta untuk mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan chikungunya.

“Selain DBD, penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk adalah chikungunya. Sebab, di musim seperti sekarang ini nyamuknya juga dapat berkembang biak dengan baik,” ujar Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi, DR dr Umar Zein SpPD KPTI.

Dijelaskan, penyakit chikungunya disebabkan oleh nyamuk Aides Albopictus. Serupa dengan nyamuk Aides Aegepty yang menyebabkan DBD. Menurutnya, nyamuk Aides Albopictus juga sangat mudah untuk berkembang biak di musim penghujan dan panas seperti yang berlangsung sekarang ini.

Nnyamuk Aides Albopictus tersebut merupakan nyamuk kebun. Namun, saat ini nyamuk tersebut sudah terdapat di perkotaan. Jadi, meskipun begitu penyakit chikungunya juga dapat menyerang masyarakat perkotaan dan bukan perkebunan saja.

“Kasus ini ditemukan di Kota Medan tetap ada sepanjang tahun dan memiliki ciri-ciri utama, yaitu nyeri sendi yang menyebabkan sulit untuk berjalan. Gejalanya juga mirip dengan DBD, tetapi chikungunya jarang yang berat dan meninggal,” paparnya.

“Penyakit ini bisa menyebabkan nyeri tidak dapat berjalan seolah-olah lumpuh hingga dua minggu. Sedangkan DBD, masa krisis 3 sampai 5 hari demam dan menyebabkan kematian bisa dikarenakan penderita datang sudah dalam keadaan berat, jenis virus, infeksi sekunder dan adanya penyakit lain,” jelasnya.

Ia menambahkan, perkembangan nyamuk sebagai vektor DBD dan chikungunya, seekor nyamuk bisa bertelur sampai 200 dan menggigit sampai 10 kali.

Sementara itu, Kabid Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Sunardi SKom mengatakan pihaknya memprakirakan curah hujan masih terjadi dalam satu pekan ini. Walaupun, intensitas hujannya sudah mulai menurun.

“Hujan diperkirakan akan terjadi pada sore atau malam harinya. Secara umum, suhu udara sekarang ini stabil. Selain hujan, musim panas juga melanda, sehingga cuaca masih ekstrem,” ungkapnya.

Ia mengatakan saat ini terjadi gangguan atau perubahan cuaca yang disebabkan angin dari lautan di kawasan Asia. Sehingga, beberapa hari ke depan setelah Imlek akan dilanda hujan. “Meskipun diprediksi musim kemarau, masyarakat tetap harus mewaspadai banjir dikarenakan hujan yang diperkirakan terjadi beberapa hari ke depan,” tuturnya. (ris/dek)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/