30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

CATAT! Ada Gerhana Matahari Total Tanggal 9 Maret

Gerhana Matahari Total-Ilustrasi
Gerhana Matahari Total-Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan gerhana matahari total (GMT) akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret 2016 mendatang. Fenomena ini sangat langka, karena GMT di daerah yang sama akan terjadi 350 tahun. Dengan begitu masyarakat Indonesia berkesempatan untuk menyaksikan kesempatan langka tersebut.

”Ini (GMT) lewatnya hanya sekali, hanya di Indonesia,” ungkap Kepala BMKG, Andi Eka Sakya, dalam siaran persnya, Jumat (12/2).

Oleh karenanya, BMKG juga menyebar penelitinya ke beberapa kota yang dilintasi gerhana matahari total.

”Selain merekam fenomena langka tersebut, sasaran studi mereka adalah untuk mendapatkan informasi gangguan medan magnet bumi dan gravitasi ketika gerhana matahari total,” ujar Andi
Menurut Andi, gerhana matahari total akan menutup proses pemanasan dan ionisasi di lapisan ionosfer sehingga ‘arus ionosfer’ akan terganggu. ”Kejadian ini akan mengakibatkan gangguan medan magnet bumi,” ujarnya.

Menguji gangguan itu caranya dengan membandingkan pengamatan magnet bumi. Antara di tempat-tempat yang dilalui gerhana dengan data yang dikumpulkan di stasiun-stasiun magnet bumi di luar lintasan gerhana total.

Pengamatan medan magnet bumi di titik gerhana akan ada di Palu. Sementara daerah non-gerhana total yang jadi pembanding adalah Manado, Kupang, Jayapura, Pelabuhan Ratu, Tangerang, Tuntungan, Gunung Sitoli, dan Liwa.

Gerhana terjadi ketika matahari, bulan, bumi berada pada satu garis lurus. Sebagian bayangan bulan ini akan menutup sebagian bumi. Akibatnya wilayah-wilayah yang terkena bayangan gelap bulan, tidak terlihat matahari.

Andi mengatakan, posisi itu akan menyebabkan perubahan gaya tarik matahari dan bulan terhadap bumi mencapai titik maksimum. BMKG akan mengukur gravitasi di Palu yang dilintasi gerhana matahari total.

Gerhana Matahari Total-Ilustrasi
Gerhana Matahari Total-Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan gerhana matahari total (GMT) akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret 2016 mendatang. Fenomena ini sangat langka, karena GMT di daerah yang sama akan terjadi 350 tahun. Dengan begitu masyarakat Indonesia berkesempatan untuk menyaksikan kesempatan langka tersebut.

”Ini (GMT) lewatnya hanya sekali, hanya di Indonesia,” ungkap Kepala BMKG, Andi Eka Sakya, dalam siaran persnya, Jumat (12/2).

Oleh karenanya, BMKG juga menyebar penelitinya ke beberapa kota yang dilintasi gerhana matahari total.

”Selain merekam fenomena langka tersebut, sasaran studi mereka adalah untuk mendapatkan informasi gangguan medan magnet bumi dan gravitasi ketika gerhana matahari total,” ujar Andi
Menurut Andi, gerhana matahari total akan menutup proses pemanasan dan ionisasi di lapisan ionosfer sehingga ‘arus ionosfer’ akan terganggu. ”Kejadian ini akan mengakibatkan gangguan medan magnet bumi,” ujarnya.

Menguji gangguan itu caranya dengan membandingkan pengamatan magnet bumi. Antara di tempat-tempat yang dilalui gerhana dengan data yang dikumpulkan di stasiun-stasiun magnet bumi di luar lintasan gerhana total.

Pengamatan medan magnet bumi di titik gerhana akan ada di Palu. Sementara daerah non-gerhana total yang jadi pembanding adalah Manado, Kupang, Jayapura, Pelabuhan Ratu, Tangerang, Tuntungan, Gunung Sitoli, dan Liwa.

Gerhana terjadi ketika matahari, bulan, bumi berada pada satu garis lurus. Sebagian bayangan bulan ini akan menutup sebagian bumi. Akibatnya wilayah-wilayah yang terkena bayangan gelap bulan, tidak terlihat matahari.

Andi mengatakan, posisi itu akan menyebabkan perubahan gaya tarik matahari dan bulan terhadap bumi mencapai titik maksimum. BMKG akan mengukur gravitasi di Palu yang dilintasi gerhana matahari total.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/