32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Cucuk Lidah di Adi Tirula

Perayaan tahunan Adi Tirula bagi umat Hindu merupakan pembukaan hari Suci. Puncak acara yang dilaksanakan di Kuil Kisen Jalan Mesjid Gang A, Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan Polonia, Minggu (24/7). Ritual cucuk lidah yang dilakoni pemuda Hindu untuk meminta kepada pencipta agar umat manusia dan Bangsa Indonesia terhindar dari marabahaya.

Pelaksanaan Adi Tirula untuk memperingati kemenangan Dewi Drobadi yang dharma melawan Adharma.
Peringatan dilakukan selama empat hari, Jumat 22 Juli hingga Selasa 26 Juli 2011.

Persiapan awal yang dilakukan pemuda untuk melaksanakan cucuk lidah, harus berpuasa selama 21 hari untuk menyucikan diri, tidak boleh makan amis-amis. Jadi hanya diperbolehkan makan nasi dan sayuran saja. “Puasa yang dilakukan untuk menyucikan diri sama seperti umat islam kalau siang tidak makan dan malam boleh makan, tetapi tak boleh yang amis-amis,” ujar Rada Kisen, pemilik kuil saat ditemui wartawan koran ini.

Acara yang sudah disusun dilakukan secara bertahap dari hari kehari selama empat hari. Untuk pelaksanaan acara pembuka, muda-mudi bersama pendeta yang juga pemilik kuil, Rada Kisen memulainya dengan penaikan bendera Sri Maha Singgama Kaliama Kuil. “Setelah itu, kami berdoa bersama dan mengelilingi Dewi bersama umat. Agar perayaan Adi Tirula dapat berjalan lancar,” ucap Kisen.

Dihari berikutnya, muda-mudi yang menjadi pengurus kembali lagi ke kuil untuk persiapan acara malam harinya dengan mengarak Arca Dewi keliling Kampung. “Untuk malam harinya, Arca Dewi diarak keliling kampung untuk memberkati warga kampung terhindar dari marabahaya dan gangguan dari iblis,” katanya.

Sementara untuk persiapan hari puncak, Usai ritual perdana, umat pulang ke rumah masing-masing, sementara kaum mudanya  tetap di kuil untuk mempersiapkan perayaan puncak. Mereka mempersiapkan perlengkapan ritual seperti daun, bunga, pohon pisang, buah labu, serta dupa untuk keperluan sembahyang lain.

Dengan semangat, muda-mudi yang sudah siap dengan semua perlengkapan ritual tak sabar menunggu hari puncak. Tepat dihari puncak, Mingu (24/7).Ratusan umat hindu yang berdatangan dari luar kampung untuk mengikuti pelaksanaan prosesi ritual Adi Tirula menyambut dengan meriah dan bergantian sembahyang kedalam kuil untuk meinta restu kepada Dewi Drobadi. “Kami meminta kepada Dewi agar mendapat restu dan diberi keselamatan di dunia,” kata Mitra yang mengikuti acara Adi Tirula.

Tidak hannya itu, sebelum acara puncak dimulai dengan pergi ke sungai bersama muda-mudi dan umat. Sebahagian umat ada juga yang berobat dengan menjumpai Kisen dan dilayaaninya kedalam kuil.

Perlengkapan untuk ritual yang sudah terkumpul dibawa ke sungai Babura yang terletak di Jalan Karya Bersama, Gang I, Kecamatan Medan Polonia. Muda-mudi bersama umat lainnya berjalan bersama menuju sungai yang tak berapa jauh dari kuil.

Sesampai di sungai, Muda-mudi yang akan mengikuti prosesi cucuk lidah membersihkan diri kedalam sungai yang mengalir. Setelah itu, acara dimulai dengan meletakkan karangan bunga ke arca Dewi sebagai mahkotanya. “Kemudian dilanjutkan dengan cucuk lidah oleh pemuda, setelah itu pengangkatan arca dewi diikuti pengangkatan susu untuk kembali lagi ke kuil,” kata Kisen.

Sebagai pembawa jalan kemnali kekuil, seorang pemuda yang membawa karangan bunga yang dicampur dengan aroma wangi dupa yang menyengat mulai berjalan dikawal dengan pemuda yang seperti kerasukan hanuman kemudian diikuti lima pemuda yang menusuk lidah dan pipinya. “Pengangkat susu ada 21 orang muda mudi kemudian empat pemuda memanggul Patung Dewi diiringi suara gendang yang ditabuh 6 pemuda dan lantunan lagu dan doa khas Tamil dari para pemudi yang kemudian mengarak Patung Dewi berkeliling Kelurahan Polonia,” ujarnya.

Dengan mengarak Patung Dewi, yang diperkirakan selama 2 jam berkeliling bersama  rombongan serta umat kembali ke kuil untuk melaksanakan prosesi memandikan arca dewi dengan susu yang sudah dibawa oleh 21 muda mudi. “Untuk acara selanjutnya akan dilakukan penurun bendera, kemudian pembagian sedekah kepada seluruh warga yang berada disekitar kampung. Sedekah itu terdiri dari bberas dan sisa dari kuil,” bebernya.(adl)

Perayaan tahunan Adi Tirula bagi umat Hindu merupakan pembukaan hari Suci. Puncak acara yang dilaksanakan di Kuil Kisen Jalan Mesjid Gang A, Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan Polonia, Minggu (24/7). Ritual cucuk lidah yang dilakoni pemuda Hindu untuk meminta kepada pencipta agar umat manusia dan Bangsa Indonesia terhindar dari marabahaya.

Pelaksanaan Adi Tirula untuk memperingati kemenangan Dewi Drobadi yang dharma melawan Adharma.
Peringatan dilakukan selama empat hari, Jumat 22 Juli hingga Selasa 26 Juli 2011.

Persiapan awal yang dilakukan pemuda untuk melaksanakan cucuk lidah, harus berpuasa selama 21 hari untuk menyucikan diri, tidak boleh makan amis-amis. Jadi hanya diperbolehkan makan nasi dan sayuran saja. “Puasa yang dilakukan untuk menyucikan diri sama seperti umat islam kalau siang tidak makan dan malam boleh makan, tetapi tak boleh yang amis-amis,” ujar Rada Kisen, pemilik kuil saat ditemui wartawan koran ini.

Acara yang sudah disusun dilakukan secara bertahap dari hari kehari selama empat hari. Untuk pelaksanaan acara pembuka, muda-mudi bersama pendeta yang juga pemilik kuil, Rada Kisen memulainya dengan penaikan bendera Sri Maha Singgama Kaliama Kuil. “Setelah itu, kami berdoa bersama dan mengelilingi Dewi bersama umat. Agar perayaan Adi Tirula dapat berjalan lancar,” ucap Kisen.

Dihari berikutnya, muda-mudi yang menjadi pengurus kembali lagi ke kuil untuk persiapan acara malam harinya dengan mengarak Arca Dewi keliling Kampung. “Untuk malam harinya, Arca Dewi diarak keliling kampung untuk memberkati warga kampung terhindar dari marabahaya dan gangguan dari iblis,” katanya.

Sementara untuk persiapan hari puncak, Usai ritual perdana, umat pulang ke rumah masing-masing, sementara kaum mudanya  tetap di kuil untuk mempersiapkan perayaan puncak. Mereka mempersiapkan perlengkapan ritual seperti daun, bunga, pohon pisang, buah labu, serta dupa untuk keperluan sembahyang lain.

Dengan semangat, muda-mudi yang sudah siap dengan semua perlengkapan ritual tak sabar menunggu hari puncak. Tepat dihari puncak, Mingu (24/7).Ratusan umat hindu yang berdatangan dari luar kampung untuk mengikuti pelaksanaan prosesi ritual Adi Tirula menyambut dengan meriah dan bergantian sembahyang kedalam kuil untuk meinta restu kepada Dewi Drobadi. “Kami meminta kepada Dewi agar mendapat restu dan diberi keselamatan di dunia,” kata Mitra yang mengikuti acara Adi Tirula.

Tidak hannya itu, sebelum acara puncak dimulai dengan pergi ke sungai bersama muda-mudi dan umat. Sebahagian umat ada juga yang berobat dengan menjumpai Kisen dan dilayaaninya kedalam kuil.

Perlengkapan untuk ritual yang sudah terkumpul dibawa ke sungai Babura yang terletak di Jalan Karya Bersama, Gang I, Kecamatan Medan Polonia. Muda-mudi bersama umat lainnya berjalan bersama menuju sungai yang tak berapa jauh dari kuil.

Sesampai di sungai, Muda-mudi yang akan mengikuti prosesi cucuk lidah membersihkan diri kedalam sungai yang mengalir. Setelah itu, acara dimulai dengan meletakkan karangan bunga ke arca Dewi sebagai mahkotanya. “Kemudian dilanjutkan dengan cucuk lidah oleh pemuda, setelah itu pengangkatan arca dewi diikuti pengangkatan susu untuk kembali lagi ke kuil,” kata Kisen.

Sebagai pembawa jalan kemnali kekuil, seorang pemuda yang membawa karangan bunga yang dicampur dengan aroma wangi dupa yang menyengat mulai berjalan dikawal dengan pemuda yang seperti kerasukan hanuman kemudian diikuti lima pemuda yang menusuk lidah dan pipinya. “Pengangkat susu ada 21 orang muda mudi kemudian empat pemuda memanggul Patung Dewi diiringi suara gendang yang ditabuh 6 pemuda dan lantunan lagu dan doa khas Tamil dari para pemudi yang kemudian mengarak Patung Dewi berkeliling Kelurahan Polonia,” ujarnya.

Dengan mengarak Patung Dewi, yang diperkirakan selama 2 jam berkeliling bersama  rombongan serta umat kembali ke kuil untuk melaksanakan prosesi memandikan arca dewi dengan susu yang sudah dibawa oleh 21 muda mudi. “Untuk acara selanjutnya akan dilakukan penurun bendera, kemudian pembagian sedekah kepada seluruh warga yang berada disekitar kampung. Sedekah itu terdiri dari bberas dan sisa dari kuil,” bebernya.(adl)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/