32 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Batu Beterbangan, Warga Berlarian, Dua Pria Terluka

Foto: Rizky/PM Sejumlah massa SPTSI dimintai keterangan di Polsek Sunggal, pasca bentrok di Kompleks Tomang Elok, Senin (22/2/2016).
Foto: Rizky/PM
Sejumlah massa SPTSI dimintai keterangan di Polsek Sunggal, pasca bentrok di Kompleks Tomang Elok, Senin (22/2/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ditengarai gara-gara rebutan lahan, dua kubu Serikat Pekerja Transportasi Seluruh Indonesia (SPTSI) bentrok di Komplek Tomang Elok, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Medan Sunggal, Senin (22/2) sekira pukul 16.00 WIB. Peristiwa yang menggemparkan warga ini menyebabkan dua anggota SPTSI luka-luka. M. Idris mengalami luka bocor di kepala akibat terkena lemparan batu. Sedang seorang temannya yang belum diketahui identitasnya menderita luka di bagian mata sebelah kanan.

Info yang dirangkum dari lokasi, kejadian bermula saat sekitar 20 pria mengaku anggota SPTSI mendatangi Komplek Tomang Elok. Setiba di sana, mereka langsung bertemu dengan anggota SPTSI Tomang Elok dan melakukan rapat kordinasi di salah satu rumah kosong. Berkisar 30 menit berada di dalam rumah, rapat antara kedua kubu yang tak menemui kata sepakat itu berubah ricuh. Kedua kubu mendadak saling baku hantam hingga keluar rumah.

Menurut Ismail (30) salah satu security komplek, mulanya kedua kubu berkoordinasi di sebuah rumah kosong yang berada di komplek tersebut. “Awalnya mereka koordinasi di dalam rumah bang, gak lama kemudian tiba-tiba mereka ribut,” ungkapnya, Senin (22/2) sore.

Masih kata Ismail, saat keributan berlangsung, warga sekitar komplek pun sempat berlarian lantaran banyaknya batu beterbangan. “Sekitar 20 menit bentrok, salah satu kubu SPTSI pergi, gak lama kemudian baru datang polisi ke sini,” ujarnya.

Salah seorang warga bernama Anto (45) yang ditemui di lokasi mengatakan, pihak yang bertikai merupakan SPTSI dari OKP yang sama. Diduga keributan keduanya dipicu perebutan lahan di Komplek Tomang Elok. “Satu SPTSI-nya resmi, yang satu lagi gak resmi. Diduga SPTSI yang gak resmi mau menguasai Komplek Tomang Elok, SPTSI yang resmi gak mau, makanya terjadi bentrok,” ungkapnya.

Wakapolsek Sunggal AKP Trila Murni saat dikonfirmasi kru koran ini mengaku pihaknya masih mendalami kasus tersebut. “Para korban sudah kita sarankan membuat laporan polisi (LP), dan salah satu kubu bertikai juga sudah kita panggil untuk mencari motifnya,” ujarnya. (riz/deo)

Foto: Rizky/PM Sejumlah massa SPTSI dimintai keterangan di Polsek Sunggal, pasca bentrok di Kompleks Tomang Elok, Senin (22/2/2016).
Foto: Rizky/PM
Sejumlah massa SPTSI dimintai keterangan di Polsek Sunggal, pasca bentrok di Kompleks Tomang Elok, Senin (22/2/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ditengarai gara-gara rebutan lahan, dua kubu Serikat Pekerja Transportasi Seluruh Indonesia (SPTSI) bentrok di Komplek Tomang Elok, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Medan Sunggal, Senin (22/2) sekira pukul 16.00 WIB. Peristiwa yang menggemparkan warga ini menyebabkan dua anggota SPTSI luka-luka. M. Idris mengalami luka bocor di kepala akibat terkena lemparan batu. Sedang seorang temannya yang belum diketahui identitasnya menderita luka di bagian mata sebelah kanan.

Info yang dirangkum dari lokasi, kejadian bermula saat sekitar 20 pria mengaku anggota SPTSI mendatangi Komplek Tomang Elok. Setiba di sana, mereka langsung bertemu dengan anggota SPTSI Tomang Elok dan melakukan rapat kordinasi di salah satu rumah kosong. Berkisar 30 menit berada di dalam rumah, rapat antara kedua kubu yang tak menemui kata sepakat itu berubah ricuh. Kedua kubu mendadak saling baku hantam hingga keluar rumah.

Menurut Ismail (30) salah satu security komplek, mulanya kedua kubu berkoordinasi di sebuah rumah kosong yang berada di komplek tersebut. “Awalnya mereka koordinasi di dalam rumah bang, gak lama kemudian tiba-tiba mereka ribut,” ungkapnya, Senin (22/2) sore.

Masih kata Ismail, saat keributan berlangsung, warga sekitar komplek pun sempat berlarian lantaran banyaknya batu beterbangan. “Sekitar 20 menit bentrok, salah satu kubu SPTSI pergi, gak lama kemudian baru datang polisi ke sini,” ujarnya.

Salah seorang warga bernama Anto (45) yang ditemui di lokasi mengatakan, pihak yang bertikai merupakan SPTSI dari OKP yang sama. Diduga keributan keduanya dipicu perebutan lahan di Komplek Tomang Elok. “Satu SPTSI-nya resmi, yang satu lagi gak resmi. Diduga SPTSI yang gak resmi mau menguasai Komplek Tomang Elok, SPTSI yang resmi gak mau, makanya terjadi bentrok,” ungkapnya.

Wakapolsek Sunggal AKP Trila Murni saat dikonfirmasi kru koran ini mengaku pihaknya masih mendalami kasus tersebut. “Para korban sudah kita sarankan membuat laporan polisi (LP), dan salah satu kubu bertikai juga sudah kita panggil untuk mencari motifnya,” ujarnya. (riz/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/