26.7 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

3 RS Sudah Terapkan Transfer Antibodi untuk Pengobatan Pasien Covid-19

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengobatan pasien Covid-19 dengan metode convalescent plasma (mentransfer atau memasukkan plasma darah penuh antibodi milik pasien yang telah sembuh ke tubuh penderita Covid-19), sudah mulai diterapkan 3 rumah sakit di Kota Medan. Diyakini, metode ini merupakan salah satu cara ampuh dalam mempercepat proses pemulihan pasien Covid-19.

Sejak awal bulan lalu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) bersama Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) mulai menjajaki metode pengobatan dengan transfer antibodi tersebut untuk kemudian dikembangkan lebih lanjutn

Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan, saat ini metode tersebut telah mulai dijalankan di rumah sakit.

Sedikitnya, sudah ada 3 rumah sakit di Medan yang telah menerapkannya, yakni RSUPHAM, RS Columbia Asia, dan RS Bunda Thamrin. “Sudah dijalankan, kalau tidak salah sudah ada 3 rumah sakit yang telah menerapkan convalescent plasma ini untuk mengobati pasien Covid-19,” ungkap Aris kepada wartawan, akhir pekan lalu.

Menurut Aris, metode convalescent plasma ini memang dapat membuat upaya pengobatan penderita Covid-19 menjadi lebih baik. Karena kesembuhan yang didapatkan bakal semakin cepat. Selain itu, hal ini juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadi peningkatan angka yang signifikan dari kesembuhan pasien Covid-19 di Sumut. Sebab, transfer plasma yang diambil dari penderita Covid-19 yang telah sembuh ini dapat meningkatkan imunitas penderita yang masih sakit. “Namun demikian, persoalannya plasmanya ini masih susah untuk mendapatkannya karena harus diperoleh dari RSPAD Gatot Subroto Jakarta,” ujarnya.

Sementara itu, terkait perkembangan kasus Covid-19 di Sumut, Aris yang juga merupakan salah satu anggota Sekretariat Satgas Penanganan Covid-19 Sumut menyampaikan, bahwa terjadi penambahan kasus positif sebanyak 85 orang, sehingga akumulasinya kini menjadi 11.332 orang.

“Kemudian, untuk angka sembuh didapakan kembali dengan jumlah 157 orang, sehingga totalnya naik menjadi 8.706. Selanjutnya, kasus meninggal bertambah 6 orang, dan kini jumlahnya menjadi 468 orang. Sedangkan kasus suspek bertambah 14 orang, sehingga saat totalnya 920 orang,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, RSUP HAM tengah mengembangkan penanganan pasien Covid-19 dengan metode convalescent plasma. Direktur Utama (Dirut) RSUP HAM dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) mengatakan, saat ini tim yang mengembangkan metode convalescent plasma sudah dibentuk. Rencana ke depan, rumah sakit milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini akan menjadi model penanganan efektif untuk kesembuhan pasien Covid-19. “Kita (RSUP H Adam Malik) akan menjadi pusat plasma compalation. Bahkan, baru-baru ini juga sudah ada datang staf ahli menteri (kesehatan) untuk menguatkan ini,” ujarnya saat diwawancarai, Rabu (16/9).

Dijelaskan Zainal, metode convalescent plasma itu adalah mengambil antibodi pasien Covid-19 yang telah sembuh dan kemudian dimasukkan ke tubuh pasien yang terinfeksi virus corona. Sebab, pasien Covid-19 yang sembuh sudah memiliki antibodi sehingga sifatnya dapat menguatkan. “Jadi, convalescent plasma ini mentransfer antibodi, itu sudah dilakukan dan plasmanya dibawa dari RSPAD Gatot Subroto (Jakarta),” terangnya.

Praktisi dan pengamat kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK UISU), Dr dr Umar Zein DTM&H SpPD KPTI mengatakan, dalam pengobatan melalui metode convalescent plasma ini tentunya harus ditopang dengan teknologi yang mumpuni. Secara teori, pengobatan melalui metode ini bisa dilakukan akan tetapi banyak proses yang harus diperiksa lantaran memiliki efek.

“Metode itu seperti transplantasi atau transfusi darah. Maka, golongan darah pendonor harus sama, resusnya juga sama dan banyak lagi yang harus dicocokkan,” jelasnya. Oleh karena itu, dalam melawan virus corona melalui antibodi harus dipersiapkan dengan benar-benar. Sebab ada zat-zat lain yang bereaksi atau berhubungan dengan darah si pendonor.

Penerima Vaksin Covid-19 Mulai Dipetakan

Satgas Penanganan Covid-19 Sumut saat ini juga telah mulai melakukan pemetaan atau maping terhadap calon penerima prioritas untuk vaksinasi pencegahan virus corona. Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan, sejauh ini sudah ada tiga kelompok yang bakal menjadi prioritas penerima vaksin sebagai tahapan awal. “Sudah dilakukan maping untuk uji klinis vaksin Covid-19. Ada tiga kelompok yang menjadi prioritas, yaitu para tenaga kesehatan, TNI-Polri, dan Satpol PP,” ungkapnya kepada wartawan akhir pekan lalu.

Aris yang juga salah satu anggota Sekretariat Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut ini juga menyebutkan, pasca uji klinis ini nantinya selesai dilakukan, baru akan dilakukan vaksin secara menyeluruh terhadap masyarakat Sumut. Pendataan ini juga sudah disampaikan oleh Menkomaritim kepada Satgas Penanganan Covid-19. “Jadi gambarannya, dilakukan maping dulu, baru selanjutnya vaksin secara menyeluruh,” tandasnya.

Diketahui, pemerintah pusat saat ini terus mengupayakan ketersediaan dan penyediaan vaksin Covid-19. Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto memaparkan, ada beberapa kelompok prioritas penerima vaksin Covid-19. “Prioritas vaksin akan diberikan kepada garda terdepan yaitu seluruh tenaga medis dan seluruh masyarakat yang bekerja pada fasilitas medis. Berikutnya akan diberikan kepada masyarakat dengan kategori high risk, yaitu pekerja pada usia 18-59 tahun,” ujar Menkes Terawan pada situs Kemenko Kemaritiman dan Investasi, beberapa waktu lalu

Menkes Terawan juga mengatakan saat ini kebutuhan vaksinasi mencapai 320 juta dosis. “Dan dengan indeks pemakaian vaksin, maka kita harus bisa menyediakan 352 juta dosis vaksin,” sebutnya.

Saat ini kapasitas penyimpanan vaksin yang dimiliki oleh BUMN mencapai 123 juta vaksin. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dilakukan kerjasama antar lembaga BUMN khususnya Bio Farma dan Kimia Farma sebagai produsen obat dalam pengadaan cold chain equipment inventory sehingga kapasitas vaksin bisa memuat 300 juta.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan Indonesia saat ini tengah menjajaki diskusi dengan negara lain terkait komitmen penyediaan vaksin bagi Indonesia. Kerja sama tengah dijalin dengan China, Arab, dan Inggris. “Kami juga telah mengatur waktu pertemuan antar negara untuk dapat meninjau lebih lanjut mengenai uji klinis serta produksi vaksin yang nantinya akan dikirim ke Indonesia,” ujar Menlu Retno. (ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengobatan pasien Covid-19 dengan metode convalescent plasma (mentransfer atau memasukkan plasma darah penuh antibodi milik pasien yang telah sembuh ke tubuh penderita Covid-19), sudah mulai diterapkan 3 rumah sakit di Kota Medan. Diyakini, metode ini merupakan salah satu cara ampuh dalam mempercepat proses pemulihan pasien Covid-19.

Sejak awal bulan lalu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) bersama Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) mulai menjajaki metode pengobatan dengan transfer antibodi tersebut untuk kemudian dikembangkan lebih lanjutn

Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan, saat ini metode tersebut telah mulai dijalankan di rumah sakit.

Sedikitnya, sudah ada 3 rumah sakit di Medan yang telah menerapkannya, yakni RSUPHAM, RS Columbia Asia, dan RS Bunda Thamrin. “Sudah dijalankan, kalau tidak salah sudah ada 3 rumah sakit yang telah menerapkan convalescent plasma ini untuk mengobati pasien Covid-19,” ungkap Aris kepada wartawan, akhir pekan lalu.

Menurut Aris, metode convalescent plasma ini memang dapat membuat upaya pengobatan penderita Covid-19 menjadi lebih baik. Karena kesembuhan yang didapatkan bakal semakin cepat. Selain itu, hal ini juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadi peningkatan angka yang signifikan dari kesembuhan pasien Covid-19 di Sumut. Sebab, transfer plasma yang diambil dari penderita Covid-19 yang telah sembuh ini dapat meningkatkan imunitas penderita yang masih sakit. “Namun demikian, persoalannya plasmanya ini masih susah untuk mendapatkannya karena harus diperoleh dari RSPAD Gatot Subroto Jakarta,” ujarnya.

Sementara itu, terkait perkembangan kasus Covid-19 di Sumut, Aris yang juga merupakan salah satu anggota Sekretariat Satgas Penanganan Covid-19 Sumut menyampaikan, bahwa terjadi penambahan kasus positif sebanyak 85 orang, sehingga akumulasinya kini menjadi 11.332 orang.

“Kemudian, untuk angka sembuh didapakan kembali dengan jumlah 157 orang, sehingga totalnya naik menjadi 8.706. Selanjutnya, kasus meninggal bertambah 6 orang, dan kini jumlahnya menjadi 468 orang. Sedangkan kasus suspek bertambah 14 orang, sehingga saat totalnya 920 orang,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, RSUP HAM tengah mengembangkan penanganan pasien Covid-19 dengan metode convalescent plasma. Direktur Utama (Dirut) RSUP HAM dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) mengatakan, saat ini tim yang mengembangkan metode convalescent plasma sudah dibentuk. Rencana ke depan, rumah sakit milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini akan menjadi model penanganan efektif untuk kesembuhan pasien Covid-19. “Kita (RSUP H Adam Malik) akan menjadi pusat plasma compalation. Bahkan, baru-baru ini juga sudah ada datang staf ahli menteri (kesehatan) untuk menguatkan ini,” ujarnya saat diwawancarai, Rabu (16/9).

Dijelaskan Zainal, metode convalescent plasma itu adalah mengambil antibodi pasien Covid-19 yang telah sembuh dan kemudian dimasukkan ke tubuh pasien yang terinfeksi virus corona. Sebab, pasien Covid-19 yang sembuh sudah memiliki antibodi sehingga sifatnya dapat menguatkan. “Jadi, convalescent plasma ini mentransfer antibodi, itu sudah dilakukan dan plasmanya dibawa dari RSPAD Gatot Subroto (Jakarta),” terangnya.

Praktisi dan pengamat kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK UISU), Dr dr Umar Zein DTM&H SpPD KPTI mengatakan, dalam pengobatan melalui metode convalescent plasma ini tentunya harus ditopang dengan teknologi yang mumpuni. Secara teori, pengobatan melalui metode ini bisa dilakukan akan tetapi banyak proses yang harus diperiksa lantaran memiliki efek.

“Metode itu seperti transplantasi atau transfusi darah. Maka, golongan darah pendonor harus sama, resusnya juga sama dan banyak lagi yang harus dicocokkan,” jelasnya. Oleh karena itu, dalam melawan virus corona melalui antibodi harus dipersiapkan dengan benar-benar. Sebab ada zat-zat lain yang bereaksi atau berhubungan dengan darah si pendonor.

Penerima Vaksin Covid-19 Mulai Dipetakan

Satgas Penanganan Covid-19 Sumut saat ini juga telah mulai melakukan pemetaan atau maping terhadap calon penerima prioritas untuk vaksinasi pencegahan virus corona. Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan, sejauh ini sudah ada tiga kelompok yang bakal menjadi prioritas penerima vaksin sebagai tahapan awal. “Sudah dilakukan maping untuk uji klinis vaksin Covid-19. Ada tiga kelompok yang menjadi prioritas, yaitu para tenaga kesehatan, TNI-Polri, dan Satpol PP,” ungkapnya kepada wartawan akhir pekan lalu.

Aris yang juga salah satu anggota Sekretariat Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut ini juga menyebutkan, pasca uji klinis ini nantinya selesai dilakukan, baru akan dilakukan vaksin secara menyeluruh terhadap masyarakat Sumut. Pendataan ini juga sudah disampaikan oleh Menkomaritim kepada Satgas Penanganan Covid-19. “Jadi gambarannya, dilakukan maping dulu, baru selanjutnya vaksin secara menyeluruh,” tandasnya.

Diketahui, pemerintah pusat saat ini terus mengupayakan ketersediaan dan penyediaan vaksin Covid-19. Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto memaparkan, ada beberapa kelompok prioritas penerima vaksin Covid-19. “Prioritas vaksin akan diberikan kepada garda terdepan yaitu seluruh tenaga medis dan seluruh masyarakat yang bekerja pada fasilitas medis. Berikutnya akan diberikan kepada masyarakat dengan kategori high risk, yaitu pekerja pada usia 18-59 tahun,” ujar Menkes Terawan pada situs Kemenko Kemaritiman dan Investasi, beberapa waktu lalu

Menkes Terawan juga mengatakan saat ini kebutuhan vaksinasi mencapai 320 juta dosis. “Dan dengan indeks pemakaian vaksin, maka kita harus bisa menyediakan 352 juta dosis vaksin,” sebutnya.

Saat ini kapasitas penyimpanan vaksin yang dimiliki oleh BUMN mencapai 123 juta vaksin. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dilakukan kerjasama antar lembaga BUMN khususnya Bio Farma dan Kimia Farma sebagai produsen obat dalam pengadaan cold chain equipment inventory sehingga kapasitas vaksin bisa memuat 300 juta.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan Indonesia saat ini tengah menjajaki diskusi dengan negara lain terkait komitmen penyediaan vaksin bagi Indonesia. Kerja sama tengah dijalin dengan China, Arab, dan Inggris. “Kami juga telah mengatur waktu pertemuan antar negara untuk dapat meninjau lebih lanjut mengenai uji klinis serta produksi vaksin yang nantinya akan dikirim ke Indonesia,” ujar Menlu Retno. (ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/