26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Panik, Kader PP Pilih Nyemplung ke Sungai… Tewas

ilustrasi-tenggelam
Tenggelam-Ilustrasi

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Penggerebekan lokasi judi jackpot yang dilakukan 6 personel Dit Pol Air Poldasu di kawasan Pulau Seram, Kelurahan Belawan Bahari, Medan Belawan, Jumat (26/2) dini hari, menelan korban jiwa. Karena takut ditangkap, seorang anggota Pemuda Pancasila (PP) bernama Harianto (33) memilih kabur dengan cara nyemplung ke Sungai Deli.

Naas, ternyata korban tak tau berenang, hingga dia ditemukan tewas dengan kondisi tubuh kaku dan membiru.

Info dihimpun dari rumah duka Jalan Selebes Gang VII, Kelurahan Belawan Bahari, Medan Belawan. Sebelum kejadian, korban bersama 4 temannya tengah sibuk memperbaiki mesin jackpot yang rusak di pondok pinggir Sungai Deli. Di saat bersamaan, 6 orang polisi berpakaian preman sambil menenteng senjata api datang menggerebek.

Tanpa pikir panjang, Harianto dan temannya Udin langsung nyemplung ke sungai. Sedang 3 temannya yang lain memilih menyerahkan diri. Naas, korban yang tak bisa berenang ditemukan tewas, sedang Udin selamat. Anehnya, ketiga teman korban yang memilih menyerah malah tak ditangkap polisi.

“Tidak tau apa yang mau digerebek polisi itu. Pasalnya saat itu tak ada juga ditemukan narkoba di lokasi. Kalau mau menggerebek judi jackpot, kenapa teman korban dan mesinnya tidak dibawa sama mereka? Kurasa mereka hanya menakut-nakuti masyarakat saja. Apalagi yang menggerebek bukan dari Polres ataupun Polsek,” ucap Amin Subakrti, abang kandung korban.

Teman korban berinisial G yang memilih tak melarikan diri mengaku yang melakukan penggerebekan adalah personel Dit Pol Air. “Aku hanya tanda sama satu orang yang bermaga Sihombing. Tapi anehnya, petugas langsung meninggalkan lokasi dengan tangan kosong,” ucapnya.

Pasca mendapat info, malam itu juga pihak keluarga dibantu warga sekitar melakukan penyisiran untuk mencari korban yang bekerja sebagai buruh TKBM di Pelabuhan Belawan itu.

Proses pencarian sempat terkendala karena lokasi yang gelap. Jenazah korban baru ditemukan 9 jam kemudian. ” Jasad korban ditemukan sekitar pukul 09.00 WIB. Di mana lokasi penemuan berjarak 200 meter dari lokasi korban melompat,” kata Sulaiman, warga sekitar lokasi.

Ditemui di lokasi terpisah, Sekretaris Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila Medan Belawan, Zainal Abidin meminta petugas kepolisian mengungkap kasus tersebut.

“Korban merupakan anggota anak ranting 06 Kelurahan Belawan Bahari. Jadi kami selaku pengurus PAC PP Belawan akan memberikan bantuan hukum kepada anggota kami. Oleh karena itu kami sekarang sedang mencari bukti-bukti dari para saksi yang mengetahui peristiwa penggerebekan tersebut. Apabila nanti penggerebekan itu tak sesuai SOP, kami akan melapor ke Propam Poldasu,” ungkapnya.

Direktur Polair Poldasu Kombes Pol Tubuh Musyareh yang dikonfirmasi mengaku bukan anggotanya yang melakukan penggerebekan itu. “Bukan anggota saya itu. Tidak ada saya perintahkan untuk melakukan penggerebekan,” ucapnya. (cr2/deo)

ilustrasi-tenggelam
Tenggelam-Ilustrasi

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Penggerebekan lokasi judi jackpot yang dilakukan 6 personel Dit Pol Air Poldasu di kawasan Pulau Seram, Kelurahan Belawan Bahari, Medan Belawan, Jumat (26/2) dini hari, menelan korban jiwa. Karena takut ditangkap, seorang anggota Pemuda Pancasila (PP) bernama Harianto (33) memilih kabur dengan cara nyemplung ke Sungai Deli.

Naas, ternyata korban tak tau berenang, hingga dia ditemukan tewas dengan kondisi tubuh kaku dan membiru.

Info dihimpun dari rumah duka Jalan Selebes Gang VII, Kelurahan Belawan Bahari, Medan Belawan. Sebelum kejadian, korban bersama 4 temannya tengah sibuk memperbaiki mesin jackpot yang rusak di pondok pinggir Sungai Deli. Di saat bersamaan, 6 orang polisi berpakaian preman sambil menenteng senjata api datang menggerebek.

Tanpa pikir panjang, Harianto dan temannya Udin langsung nyemplung ke sungai. Sedang 3 temannya yang lain memilih menyerahkan diri. Naas, korban yang tak bisa berenang ditemukan tewas, sedang Udin selamat. Anehnya, ketiga teman korban yang memilih menyerah malah tak ditangkap polisi.

“Tidak tau apa yang mau digerebek polisi itu. Pasalnya saat itu tak ada juga ditemukan narkoba di lokasi. Kalau mau menggerebek judi jackpot, kenapa teman korban dan mesinnya tidak dibawa sama mereka? Kurasa mereka hanya menakut-nakuti masyarakat saja. Apalagi yang menggerebek bukan dari Polres ataupun Polsek,” ucap Amin Subakrti, abang kandung korban.

Teman korban berinisial G yang memilih tak melarikan diri mengaku yang melakukan penggerebekan adalah personel Dit Pol Air. “Aku hanya tanda sama satu orang yang bermaga Sihombing. Tapi anehnya, petugas langsung meninggalkan lokasi dengan tangan kosong,” ucapnya.

Pasca mendapat info, malam itu juga pihak keluarga dibantu warga sekitar melakukan penyisiran untuk mencari korban yang bekerja sebagai buruh TKBM di Pelabuhan Belawan itu.

Proses pencarian sempat terkendala karena lokasi yang gelap. Jenazah korban baru ditemukan 9 jam kemudian. ” Jasad korban ditemukan sekitar pukul 09.00 WIB. Di mana lokasi penemuan berjarak 200 meter dari lokasi korban melompat,” kata Sulaiman, warga sekitar lokasi.

Ditemui di lokasi terpisah, Sekretaris Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila Medan Belawan, Zainal Abidin meminta petugas kepolisian mengungkap kasus tersebut.

“Korban merupakan anggota anak ranting 06 Kelurahan Belawan Bahari. Jadi kami selaku pengurus PAC PP Belawan akan memberikan bantuan hukum kepada anggota kami. Oleh karena itu kami sekarang sedang mencari bukti-bukti dari para saksi yang mengetahui peristiwa penggerebekan tersebut. Apabila nanti penggerebekan itu tak sesuai SOP, kami akan melapor ke Propam Poldasu,” ungkapnya.

Direktur Polair Poldasu Kombes Pol Tubuh Musyareh yang dikonfirmasi mengaku bukan anggotanya yang melakukan penggerebekan itu. “Bukan anggota saya itu. Tidak ada saya perintahkan untuk melakukan penggerebekan,” ucapnya. (cr2/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/