25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Sumut Kebagian Gerhana 80 Persen

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Petugas Oif UMSU mempersiapkan teleskop untuk melihat proses gerhana matahari sebagian (GMS) di Kampus Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jalan Denai, Medan, Rabu (9/3). Fenomena gerhana matahari total dan sebagian terlihat di sejumlah wilayah di Indonesia pada tahun ini setelah sebelumnya terjadi pada tahun 1983.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Petugas Oif UMSU mempersiapkan teleskop untuk melihat proses gerhana matahari sebagian (GMS) di Kampus Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jalan Denai, Medan, Rabu (9/3). Fenomena gerhana matahari total dan sebagian terlihat di sejumlah wilayah di Indonesia pada tahun ini setelah sebelumnya terjadi pada tahun 1983.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski tak total seperti 12 wilayah lain di Indonesia, namun warga Sumatera Utara bisa menikamati 80 persen fenomena gerhana matahari. Untuk di Kota Medan sendiri, gerhana terjadi Rabu (9/3) pukul 06.25 WIB dan berakhir pukul 08.27 WIB.

Hal ini dikatakan Sunardi, Kabid Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumut. Pihaknya sendiri memantau dari Bandara Kualanamu karena mengarah ke arah pinggir laut pantai timur. Selain menggunakan teropong, pihaknya juga memakai kacamata khusus gerhana. Ia menuturkan penampakan gerhana matahari di Sumut sangat cerah.

“Kacamatanya itu terbuat dari kertas film zaman dulu. Jadi gerhana itu bisa terlihat kalau sudah benar-benar sempurna. Kalau enggak, penampakannya gelap saja,” ujar Sunardi.

Bertepatan dengan gerhana matahari itu, wilayah Sumut diselimuti hawa panas yang tak biasa dari siang hingga sore. Meski begitu, Sunardi menampik hal itu karena pengaruh dari gerhana matahari. Melainkan memang saat ini sudah masuk musim kemarau.

“Februari kemarin terakhir musim hujan. Ini masuk kemarau sampai nanti April. Suhu hari ini 34,2 derajat celcius,” ungkapnya, Rabu (9/3).

Ia menjelaskan fenomena gerhana matahari bukanlah hal aneh. Sebab setiap tahun gerhana matahari akan selalu muncul. Hanya saja, gerhana matahari muncul di lokasi yang berbeda-beda.  Gerhana matahari bisa terjadi di lokasi yang sama dalam waktu 350 tahun sekali.

“Itu rutinitas astronomi. Masalahnya langkah waktunya lama. Gerhana dengan tempat yang sama 350 tahun. Kalau di Indonesia terakhir tahun 1983. Itupun cuma terlihat di Jawa,”ujarnya.

 

WARGA SALAT GERHANA

Ratusan warga bersama Walikota Medan Dzulmi Eldin melaksanakan salat Gerhana Matahari di Masjid Amaliyah Komplek Citra Wisata, Jalan Karya Wisata, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Rabu (9/3) pagi.  Salat ini dilakukan sebagai ungkapan rasa tafakur (merenungkan/memikiran) akan kebesaran Allah SWT, sekaligus lebih mendekatkan diri kepada Sang Khalik.

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Petugas Oif UMSU mempersiapkan teleskop untuk melihat proses gerhana matahari sebagian (GMS) di Kampus Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jalan Denai, Medan, Rabu (9/3). Fenomena gerhana matahari total dan sebagian terlihat di sejumlah wilayah di Indonesia pada tahun ini setelah sebelumnya terjadi pada tahun 1983.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Petugas Oif UMSU mempersiapkan teleskop untuk melihat proses gerhana matahari sebagian (GMS) di Kampus Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jalan Denai, Medan, Rabu (9/3). Fenomena gerhana matahari total dan sebagian terlihat di sejumlah wilayah di Indonesia pada tahun ini setelah sebelumnya terjadi pada tahun 1983.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski tak total seperti 12 wilayah lain di Indonesia, namun warga Sumatera Utara bisa menikamati 80 persen fenomena gerhana matahari. Untuk di Kota Medan sendiri, gerhana terjadi Rabu (9/3) pukul 06.25 WIB dan berakhir pukul 08.27 WIB.

Hal ini dikatakan Sunardi, Kabid Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumut. Pihaknya sendiri memantau dari Bandara Kualanamu karena mengarah ke arah pinggir laut pantai timur. Selain menggunakan teropong, pihaknya juga memakai kacamata khusus gerhana. Ia menuturkan penampakan gerhana matahari di Sumut sangat cerah.

“Kacamatanya itu terbuat dari kertas film zaman dulu. Jadi gerhana itu bisa terlihat kalau sudah benar-benar sempurna. Kalau enggak, penampakannya gelap saja,” ujar Sunardi.

Bertepatan dengan gerhana matahari itu, wilayah Sumut diselimuti hawa panas yang tak biasa dari siang hingga sore. Meski begitu, Sunardi menampik hal itu karena pengaruh dari gerhana matahari. Melainkan memang saat ini sudah masuk musim kemarau.

“Februari kemarin terakhir musim hujan. Ini masuk kemarau sampai nanti April. Suhu hari ini 34,2 derajat celcius,” ungkapnya, Rabu (9/3).

Ia menjelaskan fenomena gerhana matahari bukanlah hal aneh. Sebab setiap tahun gerhana matahari akan selalu muncul. Hanya saja, gerhana matahari muncul di lokasi yang berbeda-beda.  Gerhana matahari bisa terjadi di lokasi yang sama dalam waktu 350 tahun sekali.

“Itu rutinitas astronomi. Masalahnya langkah waktunya lama. Gerhana dengan tempat yang sama 350 tahun. Kalau di Indonesia terakhir tahun 1983. Itupun cuma terlihat di Jawa,”ujarnya.

 

WARGA SALAT GERHANA

Ratusan warga bersama Walikota Medan Dzulmi Eldin melaksanakan salat Gerhana Matahari di Masjid Amaliyah Komplek Citra Wisata, Jalan Karya Wisata, Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, Rabu (9/3) pagi.  Salat ini dilakukan sebagai ungkapan rasa tafakur (merenungkan/memikiran) akan kebesaran Allah SWT, sekaligus lebih mendekatkan diri kepada Sang Khalik.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/