26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pemondokan dan Katering Jamaah Haji Masih Kacau

Penginapan jamaah haji Indonesia di Makkah.
Penginapan jamaah haji Indonesia di Makkah.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kinerja tim pemburu pemondokan haji Kementerian Agama (Kemenag) di Arab Saudi dicap lambat. Indikatornya, mereka tidak segera berburu pemondokan haji. Jumlah unit pemondokan di Makkah yang sudah berhasil dikontrak, masih sangat sedikit.

Evaluasi itu disampaikan Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay. “Data sampai hari ini (7/4), mereka baru berhasil negosiasi 43 unit pemondokan,” katanya kemarin.

Saleh menuturkan 43 unit pemondokan itu masih setara dengan daya tampung 58 ribu orang jamaah. Sementara total kebutuhan kapasitas pemondokan jamaah Indonesia mencapai 155.200 orang jamaah. Sehingga masih ada kekurangan kapasitas sekitar 103 ribu orang jamaah.

Politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, sejatinya dari evaluasi haji 2015 ditetapkan ada sekitar 90 persen hotel yang berkinerja bagus. Sehingga hotel-hotel ini masuk dalam kelompok hotel yang akan disewa ulang (repeat order). Jika saja sistem repeat order itu dijalankan dengan efektif dan konsisten pasti Kemenag cepat mendapatkan kontrak pemondokan.

Menurut Daulay kinerja tim pemburu pemondokan tahun ini tidak secepat musim haji 2015. Padahal, personel tim pemburu haji tahun ini mencapai 14 orang. Dan seluruhnya sudah bekerja di Saudi selama hampir sebulan penuh.

Catatan lebih memprihatinkan dialami dalam misi mencari pemondokan di Madinah. Menrurut evaluasi Daulay yang mengecek langsung ke Saudi, belum ada satupun hotel di Madinah yang dikontrak Kemenag. Padahal jumlah hotel di wilayah Markaziyah sangat terbatas. Dia khawatir hotel-hotel yang berada di radius 500 meter dari komplek Masjid Nabawi sudah habis. “Ujungnya jamaah Indonedia menempati hotel yang jauh,” tuturnya.

Padahal untuk di Madinah, pemondokan diupayakan sedekat mungkin dengan Masjid Nabawi. Sebab jamaah haji Indonesia banyak yang menjalankan amalan salat arbain. Yakni solat selama 40 rakaat tanpa putus di Masjid Nabawi. Jika hotel jamaah jauh, tentu membutuhkan layanan transportasi khusus.

Menurut Daulay urusan pemondokan cukup vital. Dia menjelaskan jumlah jamaah haji Indonesia cukup besar. Sehingga membutuhkan persiapan akomodasi yang matang. Dia membantah lambatnya perburuan pemondokan ini terkait dengan tidak kunjung ditetapkannya biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2016.

Partaonan juga mengaku kekecewaan terhadap mekanisme kerja tim katering Kementerian Agama RI dalam menyiapkan makanan untuk calon jamaah haji 2016. Penentuan perusahaan yang akan menyediakan katering dinilai masih dominan faktor subjektivitas. Sehingga wajar bila tahun lalu banyak jamaah haji yang mengeluhkan kualitas katering yang disajikan penyedia.

“Dalam rapat dengan tim katering, panja BPIH meminta untuk menjelaskan mekanisme karja tim. Dari sistem skoring yang dilakukan, ternyata subjektivitas tim paling dominan. Ada skor 70 persen bagi negosiasi dengan perusahaan,” kata Saleh, yang memimpin langsung Tim Panja BPIH ke Arab Saudi, lewat pesan singkat, Kamis (7/4).

Penginapan jamaah haji Indonesia di Makkah.
Penginapan jamaah haji Indonesia di Makkah.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kinerja tim pemburu pemondokan haji Kementerian Agama (Kemenag) di Arab Saudi dicap lambat. Indikatornya, mereka tidak segera berburu pemondokan haji. Jumlah unit pemondokan di Makkah yang sudah berhasil dikontrak, masih sangat sedikit.

Evaluasi itu disampaikan Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay. “Data sampai hari ini (7/4), mereka baru berhasil negosiasi 43 unit pemondokan,” katanya kemarin.

Saleh menuturkan 43 unit pemondokan itu masih setara dengan daya tampung 58 ribu orang jamaah. Sementara total kebutuhan kapasitas pemondokan jamaah Indonesia mencapai 155.200 orang jamaah. Sehingga masih ada kekurangan kapasitas sekitar 103 ribu orang jamaah.

Politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, sejatinya dari evaluasi haji 2015 ditetapkan ada sekitar 90 persen hotel yang berkinerja bagus. Sehingga hotel-hotel ini masuk dalam kelompok hotel yang akan disewa ulang (repeat order). Jika saja sistem repeat order itu dijalankan dengan efektif dan konsisten pasti Kemenag cepat mendapatkan kontrak pemondokan.

Menurut Daulay kinerja tim pemburu pemondokan tahun ini tidak secepat musim haji 2015. Padahal, personel tim pemburu haji tahun ini mencapai 14 orang. Dan seluruhnya sudah bekerja di Saudi selama hampir sebulan penuh.

Catatan lebih memprihatinkan dialami dalam misi mencari pemondokan di Madinah. Menrurut evaluasi Daulay yang mengecek langsung ke Saudi, belum ada satupun hotel di Madinah yang dikontrak Kemenag. Padahal jumlah hotel di wilayah Markaziyah sangat terbatas. Dia khawatir hotel-hotel yang berada di radius 500 meter dari komplek Masjid Nabawi sudah habis. “Ujungnya jamaah Indonedia menempati hotel yang jauh,” tuturnya.

Padahal untuk di Madinah, pemondokan diupayakan sedekat mungkin dengan Masjid Nabawi. Sebab jamaah haji Indonesia banyak yang menjalankan amalan salat arbain. Yakni solat selama 40 rakaat tanpa putus di Masjid Nabawi. Jika hotel jamaah jauh, tentu membutuhkan layanan transportasi khusus.

Menurut Daulay urusan pemondokan cukup vital. Dia menjelaskan jumlah jamaah haji Indonesia cukup besar. Sehingga membutuhkan persiapan akomodasi yang matang. Dia membantah lambatnya perburuan pemondokan ini terkait dengan tidak kunjung ditetapkannya biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2016.

Partaonan juga mengaku kekecewaan terhadap mekanisme kerja tim katering Kementerian Agama RI dalam menyiapkan makanan untuk calon jamaah haji 2016. Penentuan perusahaan yang akan menyediakan katering dinilai masih dominan faktor subjektivitas. Sehingga wajar bila tahun lalu banyak jamaah haji yang mengeluhkan kualitas katering yang disajikan penyedia.

“Dalam rapat dengan tim katering, panja BPIH meminta untuk menjelaskan mekanisme karja tim. Dari sistem skoring yang dilakukan, ternyata subjektivitas tim paling dominan. Ada skor 70 persen bagi negosiasi dengan perusahaan,” kata Saleh, yang memimpin langsung Tim Panja BPIH ke Arab Saudi, lewat pesan singkat, Kamis (7/4).

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/