26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

120 Pemondokan Siap, Jarak Terjauh 4,5 Km

Penginapan jamaah haji Indonesia di Makkah.
Penginapan jamaah haji Indonesia di Makkah.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Satu persatu persiapan akomodasi penyelenggaraan ibadah haji 2015 sudah hampir beres. Di antaranya unit pemondokan yang akan ditinggali jamaah. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Jamil mengatakan, perburuan pemondokan saat ini tinggal verifikasi akhir dan negosiasi harga sewa.

Jamil mengatakan jumlah jamaah haji Indonesia mencapai 155.200 orang. Sehingga membutuhkan sebanyak 120 unit pemondokan. “Alhamdulillah yang mengajukan penawaran ke kita banyak. Kemudian kita seleksi berdasarkan kriteria-kriteria khusus,” kata Jamil di Jakarta kemarin.

Mantan rektor IAIN (sekarang UIN) Walisongo Semarang itu menjelaskan Kemenag langsung men-delete pengajuan pemondokan yang lokasinya berada di radius lebih dari 4,5 km dari Masjidilharam. Dia menjelaskan patokan pemerintah masih tetap, yakni pemondokan paling jauh berada di radius itu.

Setelah itu tim kasfiyah (verifikasi) kelayakan hotel/pemondokan melakukan tinjauan ke lapangan langsung. “Semuanya dicek,” jelasnya. Mulai dari urusan pendingin udara, ruang jemuran baju, mesin cuci, hingga sanitasi air dan kecukupan kamar mandi serta lift juga dicek.

Tujuan tim kasfiyah ini adalah untuk memastikan spesifikasi teknis yang ada di proposal penawaran benar-benar sama dengan kondisi di lapangan. Terkait dengan jarak pemondokan dengan Masjidilharam, Jamil menjelaskan tim kasfiyah mengukur langsung dengan distance meter sambil jalan kaki.

“Pagi hari tim kasfiyah meninjau langsung hotel, malam harinya rapat pleno penilaian. Begitu seterusnya,” jelas Jamil. Hingga kemarin dia menjelaskan proses verifikasi lapangan sudah berjalan sekitar 60 persen. Dia yakin dalam beberapa pekan ke depan, urusan pemondokan ini benar-benar sudah beres.

Dia menjelaskan pemerintah memberikan kompensasi angkutan bus antar-jemput (feeder) kepada jamaah yang menempati pemondokan di radius lebih dari 2 km. Bus ini akan mengantar dan menjemput jamaah dari hotel menuju Masjidilharam. Bus yang dikenal dengan istilah salawat ini disediakan secara gratis.

Jamil juga menjelaskan dia sudah mendapatkan rekomendasi dari otoritas penerbangan Saudi. Isinya adalah membagi rata volume penerbangan jamaah haji di Bandara Jeddah dan Bandara Madinah. Selama ini volume penerbangan jamaah haji dari Indonesia lebih banyak di Bandara Jeddah.

Banyak kasus jamaah yang seharusnya menuju Madinah terlebih dahulu, tetapi mendarat di Bandara Jeddah. Sehingga dibutuhkan cost tambahan untuk transportasi dari Jeddah ke Madinah. “Jadi nanti semua jamaah gelombang pertama mendarat di Madinah. Sedangkan gelombang kedua langsung ke Jeddah semua,” tandasnya.

Kemenag sudah melansir jadwal pemberangkatan jamaah haji gelombang I dimulai 21 Agustus. Kemudian penerbangan jamaah gelombang II dilaksanakan mulai 4 September. Sedangkan wukuf di padang Arafah dilaksanakan pada 22 September. (wan/jpnn/rbb)

Penginapan jamaah haji Indonesia di Makkah.
Penginapan jamaah haji Indonesia di Makkah.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Satu persatu persiapan akomodasi penyelenggaraan ibadah haji 2015 sudah hampir beres. Di antaranya unit pemondokan yang akan ditinggali jamaah. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Jamil mengatakan, perburuan pemondokan saat ini tinggal verifikasi akhir dan negosiasi harga sewa.

Jamil mengatakan jumlah jamaah haji Indonesia mencapai 155.200 orang. Sehingga membutuhkan sebanyak 120 unit pemondokan. “Alhamdulillah yang mengajukan penawaran ke kita banyak. Kemudian kita seleksi berdasarkan kriteria-kriteria khusus,” kata Jamil di Jakarta kemarin.

Mantan rektor IAIN (sekarang UIN) Walisongo Semarang itu menjelaskan Kemenag langsung men-delete pengajuan pemondokan yang lokasinya berada di radius lebih dari 4,5 km dari Masjidilharam. Dia menjelaskan patokan pemerintah masih tetap, yakni pemondokan paling jauh berada di radius itu.

Setelah itu tim kasfiyah (verifikasi) kelayakan hotel/pemondokan melakukan tinjauan ke lapangan langsung. “Semuanya dicek,” jelasnya. Mulai dari urusan pendingin udara, ruang jemuran baju, mesin cuci, hingga sanitasi air dan kecukupan kamar mandi serta lift juga dicek.

Tujuan tim kasfiyah ini adalah untuk memastikan spesifikasi teknis yang ada di proposal penawaran benar-benar sama dengan kondisi di lapangan. Terkait dengan jarak pemondokan dengan Masjidilharam, Jamil menjelaskan tim kasfiyah mengukur langsung dengan distance meter sambil jalan kaki.

“Pagi hari tim kasfiyah meninjau langsung hotel, malam harinya rapat pleno penilaian. Begitu seterusnya,” jelas Jamil. Hingga kemarin dia menjelaskan proses verifikasi lapangan sudah berjalan sekitar 60 persen. Dia yakin dalam beberapa pekan ke depan, urusan pemondokan ini benar-benar sudah beres.

Dia menjelaskan pemerintah memberikan kompensasi angkutan bus antar-jemput (feeder) kepada jamaah yang menempati pemondokan di radius lebih dari 2 km. Bus ini akan mengantar dan menjemput jamaah dari hotel menuju Masjidilharam. Bus yang dikenal dengan istilah salawat ini disediakan secara gratis.

Jamil juga menjelaskan dia sudah mendapatkan rekomendasi dari otoritas penerbangan Saudi. Isinya adalah membagi rata volume penerbangan jamaah haji di Bandara Jeddah dan Bandara Madinah. Selama ini volume penerbangan jamaah haji dari Indonesia lebih banyak di Bandara Jeddah.

Banyak kasus jamaah yang seharusnya menuju Madinah terlebih dahulu, tetapi mendarat di Bandara Jeddah. Sehingga dibutuhkan cost tambahan untuk transportasi dari Jeddah ke Madinah. “Jadi nanti semua jamaah gelombang pertama mendarat di Madinah. Sedangkan gelombang kedua langsung ke Jeddah semua,” tandasnya.

Kemenag sudah melansir jadwal pemberangkatan jamaah haji gelombang I dimulai 21 Agustus. Kemudian penerbangan jamaah gelombang II dilaksanakan mulai 4 September. Sedangkan wukuf di padang Arafah dilaksanakan pada 22 September. (wan/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/