MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ipda Perida Panjaitan angkat bicara kepada wartawan. Perida Panjaitan selaku Panit Patwal Polresta Medan mengatakan tidak takut untuk menegakan hukum atas pelanggaran lalulintas. Meski Sonya mengaku anak Irjen Pol Arman Depari.
“Anaknya seperti itu… kita senyum saja dan sabar menjalani tugas. Tidak, tidak (takut)… sudah biasa seperti itu (orang mengakui keluarga jenderal di jajaran Polri),” jelas Ipda Perida saat dijumpai awak media di Pos Patwal Polresta Medan, Jalan Sudirman Medan, kemarin.
Meski dirinya dibentak dan diancam akan diturunkan jabatan serta dimutasi, namun polwan cantik ini memaklumi. “Namanya anak yang masih menggunakan seragam sekolah. Pasti kondisinya masih labil. Meski membentak, saya hanya menjawab iya, iya saja,” ujarnya.
Di samping itu, saat menjalani tugas dan menghadapi Sonya, dia hanya bertindak persuasif dengan nada santun. Walau dirinya sempat dibentak dan diancam oleh Sonya saat konvoi merayakan usai pelaksanaan Ujian Nasional di Kota Medan, Rabu (6/4).
“Itu patroli kita lakukan persuasif. Kita tidak melakukan penindakan tilang tapi mengajak agar tidak konvoi. Bila melanggar berat bawa tongkat dan sebagainya, baru kita bawa ke kantor,” tutur perwira tamatan Akpol 2013 itu.
Dengan kejadian itu, Perida harus memberikan keterangan kepada institusinya di Polresta Medan atas insiden pencantutan nama seorang jenderal di Badan Narkotika Nasional (BNN) itu. “Ini saya mau ke Polresta Medan untuk memberikan keterangan,” ucap Polwan berambut gonjes itu.
Dia juga menegaskan saat diberitahu atas tindakan konvoi yang dilakukan Sonya bersama rekan-rekannya, Sonya sudah menyebut nama Arman Depari sebagai beking. “Dari pertama saya stop dia sudah sebut-sebut nama itu (Arman Depari). Tapi, it’s oke tidak masalah itu. Kita tetap menjalani tugas kitalah,” tandasnya. (gus)