MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabar meninggalnya Makmur Depari Sembiring (60), ayah kandung Sonya Ekarina Boru Sembiring atau yang akrab dipanggil Sonya Depari, mengejutkan banyak pihak. Netizen yang tadinya latah membully tanpa ampun pelajar SMA itu di media sosial kini berbalik menaruh prihatin.
Sejumlah netizen mengatakan, Sonya seharusnya dimaafkan karena tidak menimbulkan kerugian untuk orang lain atas perbuatannya tersebut. “Itu bapaknya sampai meninggal dunia, kalisn masih salahin dia? Kalian bully dia no attitudes, terus kegiatan kalian membully itu ber-attitudes,” tulis seorang netizen di akun instagramnya.
Kemudian ia memberi hastag #stopbullying #sonyadepari #savesonyadepari. Sonya disebut-sebut mengalami depresi berat setelah dibully karena aksinya mengancam Polwan dengan menyebut nama jenderal kepolisian. Tak hanya itu, ayah Sonya juga dikabarkan meninggal karena syok melihat fenomena media sosial yang membully anaknya. “Mari kita stop semua postingan yang mengarah pada Sonya. Stop menjelek-jelekkan,” tulis netizen lainnya.
Sementara itu,kediaman Sonya di Perumahan Johor Katelia Indah, Jalan Karya Wisata, Medan Johor tampak dipenuhi pelayat, Jumat (8/4). Rencananya, jenazah sang ayah akan dikebumikan hari ini di tempat pemakaman umum (TPU) di kawasan Simalingkar B, Medan. Namun, pemakaman belum tentu akan dilakukan, karena harus kembali dimusyawarahkan pihak keluarga almarhum lagi.
“Tadi kata keluarga dalam musyawarah sementara. Kalau tidak besok (Sabtu), ya minggulah dikuburkan? Tapi belum final, ini masih rembukan kembali keluarga untuk itu,” ujar salah seorang pelayat yang mengaku paman Sonya.
Dia juga menceritakan bagaimana kondisi Sonya saat ini. Bahwa kondisi pelajar kelas XII kondisi sudah membaik dari hari sebelumnya yang diduga mengalami depresi. Untuk memulihkan kembali kondisi Sonya, pria yang minta namanya dirahasiakan itu berharap masyarakat dapat berempati dan memberikan dukungan moril kepada keluarga almarhum. “Kita support atau dukung teruslah dia (Sonya). Untuk saat ini, kondisi psikologisnya masih terguncang, tapi sudah lebih baik dari kemarin. Syukurlah, banyak temannya datang memberi dukungan. Kita harap masyarakat juga nantinya,” harapnya. Meski begitu, pihak keluarga tetap tidak mengizinkan awak media yang melakukan peliputan di rumah duka.
“Untuk saat ini, kalian jangan tersinggung kalau ada keluarga yang tidak mengizinkan masuk. Kasihlah kesempatan dulu buat keluarga masa berkabung. Nanti coba datang lagi kalau almarhum sudah dikuburkan. Kalau sekarang, kasihanlah sama kami,” pinta paman Sonya.